Hindari Banjir dan Tanah Longsor
TOKYO- Hujan deras yang melanda wilayah Jepang masih mengancam warga setempat. Sebanyak 250 ribu warga diperintahkan untuk mengungsi dari rumah masing-masing demi menghindari banjir dan tanah longsor yang masih mungkin terjadi.
Sejauh ini dilaporkan 20 orang tewas akibat bencana ini. Sedangkan Badan Meteorologi Jepang telah memberikan peringatan, bahwa tanah longsor dan banjir masih mengancam wilayah selatan Pulau Kyushu.
Perintah evakuasi ini dikeluarkan oleh otoritas setempat terhadap 250 ribu penduduk wilayah utara Kyushu, di mana sungai di wilayah tersebut mulai meluap akibat hujan deras tiada henti. Warga diimbau untuk mengungsi ke tempat-tempat penampungan yang disediakan seperti sekolah dan fasilitas publik lainnya. Demikian seperti dilansir oleh AFP, Sabtu (14/7).
Tayangan televisi setempat menunjukkan bahwa banjir yang disertai lumpur dan puing-puing bangunan menggenangi wilayah pemukiman warga. Hal ini dipicu oleh hujan deras tiada henti yang mengguyur Kyushu sejak Kamis (12/7) lalu. Sementara itu, meluapnya sungai Yamakuni yang terdapat di Prefektur Oita telah mencapai ketinggian yang cukup kritis, dilaporkan hingga mencapai atap sebuah restoran di pinggir sungai.
Badan Meteorologi Jepang menambahkan, hujan deras dengan intensitas mencapai 75 cm terus mengguyur selama 72 jam terakhir di wilayah Aso dan sekitarnya. Akibat bencana ini, dilaporkan sejauh ini 20 orang tewas dan 7 orang lainnya masih hilang. Dari jumlah tersebut, sekitar 19 korban tewas akibat tanah longsor yang menghancurkan rumah-rumah warga di Aso.
Di sekitar Sungai Yamakuni di Prefektur Oita, ketinggian banjir sempat mencapai atap rumah, namun kemudian air surut.
Seorang pejabat mengatakan, di Prefektur Fukuoka saja telah terjadi 181 tanah longsor. Juru bicara prefektur ini, Hiroaki Aoki, mengatakan, 820 rumah rusak sementara tiga jembatan terbawa arus.
“Saya tidak pernah melihat banjir dengan skala seperti ini di prefektur kami,” kata Aoki kepada AFP. (net/afp/jpnn)