Pembukaan Orientasi Religious Character Building 2012
Pembangunan hakikatnya adalah untuk masyarakat. Dalam mewujudkan pembangunan yang meluas dibutuhkan partisipasi dari masyarakat. Masyarakat tidak boleh dibiarkan apatis agar terciptanya hubungan yang lebih erat antara pemerintah dengan masyarakat. Apalagi secara garis besar, pembangunan dibagi menjadi lima bagian yakni pembangunan fisik, sosial, ekonomi, keagamaan serta politik.
“Dari kelima bagian itu, pembangunan keagamaan menjadi salah satu bidang pembangunan yang harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Di sinilah salah satu peranan utama dari para tokoh agama,” kata Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM ketika menghadiri sekaligus membuka acara Orientasi Religious Character Building 2012 di KalanganTokoh Lintas Agama Tingkat Kota Medan di Hotel Dharma Deli Medan, Sabtu (14/7).
Dijelaskan Wali Kota, salah satu kelebihan para tokoh agama dalam pembangunan adalah bisa melampui batas-batas sosial di masyarakat. Sebab, umat beragama terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, profesi, pendidikan dan lain-lain. Karenanya, akses yang luas ini harus dapat dioptimalkan untuk menjad komunikator di berbagai bidang pembangunan keagamaan sehingga interaksi sosial yang terbentuk di antara masyarakat terbingkai dengan akhlak yang baik.
“Jadi saya berharap pelaksanaan Orientasi Religious Character Building mapun menjadi wadah untuk dapat menyamakan persepsi dan visi agar komunikasi di antara pemerintah dengan masyarakat melalui peran tokoh agama di Kota Medan dapat berjalan dengan optimal,” ungkapnya.
Wali Kota meyakini, setiap agama pasti mengajarkan nilai-nilai yang luhur, keadilan, persaudaraan serta perdamaian. Pemahaman itu harus diaplikaskan dengan baik. Sejalan dengan itu karakter kota akan terbentuk di atas komitmen yang solid di antara semua untuk menikmati kehidupan yang aman, damai, tenteram dan berkesejahteraan di kota ini.
Terlebih lagi, lanjutnya, umat Muslim akan memasuki bulan suci Ramadan, dimana aktiftas beribadah cenderung akan meningkat dibandingkan biasanya. “untuk itu marilah kita bersama-sama menjamin kebebasan, ketenangan, serta kekhusukan beribadah bagi setiap umat di kota yang kita cintai ini,” serunya.
Asisten Kesejahteraan Masyarakat Darusalam Pohan dalam laporannya menjelaskan, maksud dan tujuan digelarnya kegiatan ini untuk menyatukan pandangan para tokoh agama dan tokoh masyarakat Kota Medan dalam memandang problema krisis karakter anak-anak bangsa, serta pentingnya dalam pembinaan.
“Kesamaan pandang itu diharapkan dapat memunculkan inisiatif berbagai kelompok dan golongan serta upaya-upaya individual untuk melakukan kegiatan pembinaan karakter bangsa sebagai gerakan sosial,” papar Darusalam.
Untuk itu dalam acara ini dihadirkan sejumlah nara sumber yang memang meiliki perhatian sungguh-sungguh mengenai krisis karakter bangsa. Adapun naara sumber yang didatangkan dalam acara ini adalah Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof DR Belprik Anulang, dosen Universitas Islam Negeri Jakarta Suparto Sunoko .ED, PH.D, serta dosen pasca sarja Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Dijelaskan, kegiatan ini dihadiri setar 100 peserta yang berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MU) Kota Medan sebanyak 50 orang, BKAG (15 orang), Walubi (11 orang), Keusukupan Agung (9 orang), PHD (8 orang dan atakin (7 orang). Kegiatan ini turut juga dihadiri Ketua MUI Kota Medan Prof DR H Hatta, sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemko Medan, Kabag Agama Drs Suaidi serta undangan lainnya. (dya)