MEDAN- Kompetisi Indonesian Super League (ISL) 2011/2012 telah berakhir dan PSMS sudah pasti terdegradasi ke kasta kedua. Namun hingga kini, Sasa Zecevic Cs masih dalam kegelisahan menanti realisasi janji pembayaran gaji yang tertunggak lima bulan. Hari ini (16/7), skuad PSMS dijanjikan manajemen akan mendapat kejelasan soal pembayaran gaji.
Janji itulah yang masih dipegang teguh para pemain. Namun tanda-tanda kejelasan tidak ada. Ironisnya, Manajer PSMS, Benny Tomasoa saat dikonfirmasi wartawan kemarin, tidak tahu-menahu mengenai informasi soal gaji.
“Tidak tahu. Saya belum ada komunikasi,” kata Benny kepada wartawan, kemarin.
Tentu saja itu bukan kalimat yang melegakan pemain. Pasalnya, hari ini komitmen yang disepakati namun cukup aneh jika manajer tim tidak tahu informasi teranyar seputar gaji. Namun, Benny mengatakan, pihaknya hanya bisa menunggu.
“Ya kami hanya menunggulah. Kalau uangnya ada berarti semua klub juga membayar gaji. PSMS juga. Tapi kalau tidak, kita mau bilang apa? Kalau yang lain dibayar, sedangkan PSMS tidak baru kita protes,” katanya.
Ketidakjelasan ini diyakini akan membuat pemain semakin terluka. Berkali-kali mereka hanya mendapat harapan palsu. “Pemain silahkan mau melakukan apa saja. Itu hak mereka,” kata Benny saat ditanya tanggapannya soal reaksi pemain jika gaji tak juga dilunasi hari ini.
Bahkan, ketidakjelasan semakin kentara. Sabtu (14/7) kemarin, menurut Benny pihaknya menurunkan pinjaman kepada pemain. Padahal, selayaknya jika benar pinjaman diberikan mengapa baru sekarang, saat deadline pembayaran gaji yang dijanjikan tiba. Sementara Sasa Zecevic cs menuntutnya saat tim tengah berjuang menghadapi dua laga krusial di Kalimantan.
“Kami beri pinjaman kepada pemain kok. Ya kami masih punya perasaan. Mereka butuh uang dan kami berikan. Pemain sudah diberikan pinjaman dengan range Rp5 juta hingga Rp10 juta. Yang Medan dikasih langsung. Sedangkan yang di luar akan dikirimkan ke rekening Senin (16/7) besok,” jelasnya.
Benny sendiri sebelumnya tak ikut bersama tim sejak PSMS bertolak ke Kalimantan. Padahal sebelumnya, setiap laga kandang maupun tandang ia mendampingi tim dan itu sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai manajer. Akibatnya, di dua laga krusial menghadapi Mitra Kukar dan Persisam Samarinda, PSMS tanpa satupun perwakilan manajemen. Skuad PSMS di Kalimantan hanya berisi tim pelatih, 16 pemain, dokter tim dan bagian perlengkapan. “Saya sakit. Makanya tidak ikut,” kilahnya. (mag-18)