30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tiga Bulan Wajib Ada Terobosan

Wali Kota Minta Camat dan Lurah Buat Perubahan

BERSAMA: Sejumlah camat berdiri bersama  acara Rapat Evaluasi Capaian Kinerja Program/Kegiatan Pembangunan Tahun 2012.//redianto/sumut pos
BERSAMA: Sejumlah camat berdiri bersama dalam acara Rapat Evaluasi Capaian Kinerja Program/Kegiatan Pembangunan Tahun 2012.//redianto/sumut pos

Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM mengumpulkan seluruh camat dan lurah di pendopo rumah dinas Jalan Sudirman Medan, Jumat (13/7) malam. Pada kesempatan itu, ditegaskan lurah dan camat yang baru dilantik harus mampu melakukan perubahan di wilayahnya masing-masing dalam waktu tiga bulan ke depan.

Penegasan waktu tugas selama tiga bulan harusa ada perubahan sebagai bagian untuk memberikan amanah tugas ke masing-masing pejabat yang baru saja dilantik. Kemudian, para pejabat yang baru dilantik mampu melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas.

“Saat ini saya sudah hampir selesai melakukan rotasi maupun penyegaran terhadap para camat, kemudian menyusul lurah. Yang saya inginkan adalah camat dan lurah bertanggung jawab dan mau bersama-sama membangun kota ini. Karenanya, pertemuan malam ini sangat penting sekali bagi saya,” kata Rahudman.

Itu sebabnya Wali Kota sempat marah, sebab masih ada beberapa lurah yang tidak hadir meski pertemuan telah ditetapkan pukul 20.00 WIB. Karenanya, Wali Kota memerintahkan kepada camat untuk melaporkan nama-nama lurah yang tidak hadir.

Rahudman berpendapat, untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik, camat harus melakukan konsolidasi dengan seluruh lurah yang ada di wilayahnya.

“Saat ini kita sudah lari 75. Untuk itu kinerja camat dan lurah harus lebih baik dan cepat lagi untuk mengimbanginya. Untuk itu, camat dan lurah saya beri waktu tiga bulan. Artinya, dalam waktu tiga bulan harus ada perubahan yang dilakukan di wilayah tugasnya masing-masing. Terus terang saya tidak mau kompromi lagi,” tegasnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan, terkait dengan masalah kebersihan, Wali Kota mengingatkan baik camat dan lurah untuk tidak main-main. Karena kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab kepling, lurah dan camat.
Orang nomor satu di Pemko Medan ini kembali menegaskan dirinya tidak pernah kompromi dengan masalah kebersihan. Jika ditemukan ada wilayah yang tidak bersih akibat ketidak pedulian camat dan lurah, langsung diambil tindakan tegas.
“Untuk masalah kebersihan, sampai kapan pun saya tidak akan pernah kompromi,” ujarnya.

Selanjutnya, Wali Kota Medan  memerintahkan seluruh lurah untuk membuat peta dan jadwal terkait pengangkutan sampah-sampah rumah tangga. Diharapkan, peta dan jadwal itu harus sudah diselesaikan dalam bulan (Juli) ini. Setelah selesai langsung disosialisasikan kepada seluruh masyarakat di wilayahnya masing-masing. Dengan demikian masyarakat akan mengetahui jadwal pengakutan sampah, sehingga tidak mengeluarkan lagi sampah di luar jadwal yang telah ditetapkan.

Hadir dalam pertemuan Wali Kota dengan camat, Sekda Kota Medan Ir Syaiful Bahri, Tim 9 yang selama ini dpercayakan menangani masalah kebersihan di Kota Medan, Asisten Kesejahteraan Masyarakat sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di jajaran Pemko Medan.

Sebelum mengakhiri pertemuan, Wali Kota mengingatkan camat dan lurah agar tidak mengendurkan kinerja menyusul datangnya bulan suci Ramadan 1433 H. “Kerja yang anda lakukan adalah bagian dari ibadah, banyaklah bekerja untuk masyarakat,” ingatkannya. (gus)

Kerja Maksimal untuk Publik dan Pembangunan Kota Medan

Pemerintah kelurahan dan kecamatan merupakan ujung tombak Pemerintah Kota (Pemko) Medan di masyarakat. Khususnya untuk pelayanan adaministrasi kependudukan dan pemerataan pembangunan. Tapi, untuk terwujudnya pelayanan yang baik perlu didukung kinerja lurah dan camat secara maksimal.

Demikian disampaikan pengamat sosial politik Arifin Saleh Siregar SSos MSP, Kamis (19/7). Menurut dia, lurah dan camat di Kota Medan harus bekerja secara maksimal karena sebagai ujung tombak Pemko Medan yang langsung di rasakan oleh masyarakat.

“Lurah dan Camat itu adalah ujung tombak pemerintahan, sehingga pelayanan publik langsung bisa dirasakan masyarakat di keluruhan dan di kecamatan,” ucapnya.
Dia berpendapat, dari sisi pelayanan publik maupun pembangunan untuk menciptakan visi dari kinerja Wali Kota Medan, seharusnya lurah dan camat lebih ekstra bekerja, jangan sampai wali kota sudah berlari mengejar tercapai visi, sementara lurah dan camat baru berjalan.

“Itulah bukti terjadi ketidak seimbangan dalam menjalankan roda pemerintahan, bagaimana program pak Wali bisa tercapai harus ada dukungan penuh camat dan lurah,” ujarnya.
Dosen FISIP UMSU itu mengkritisi pengkrekutan lurah, seharusnya Wali Kota Medan mengangkat seorang lurah yang memiliki klasifikasi seperti lurah yang harus berdomisili dikelurahannya, jangan lurah impor atau lurah dari luar daerah. Hal itu membuat seorang lurah kewalahan dalam melakukan penyesuaian di daerah yang dipimpinnya.

Dia memaparkan, padahal lurah harus memiliki wibawa secara kepemimpinan dan lurah dipilih harus berusia lebih 40 tahun. Hal inilah yang dinilai secara psikologis seorang pemimpin usia 40 tahun ke atas memiliki pengalaman dan menguasai birokrasi dan administrasi.

“Jadi Wali Kota itu harus mengangkat lurah yang memiliki klasifikasi seperti lurah mengusai daerahnya atau angkat lurah yang berdomisili di daerah yang dipimpinnya,” katanya.
Alumni Magister Sosial dan Politik (MSP) USU mengatakan untuk kedepannya, lurah dan camat harus lebih maksimal memberikan pelayanan publik dan bersama bekerja untuk pembangunan Kota Medan agar tercapai secara maksimal dan bisa dirasakan masyarakat Kota Medan. (gus)

Olah Kompos Setiap Hari untuk Pupuk Pohon Mangga

Pemerintah Kecamatan Medan Tuntungan menggalakkan kebersihan dan keindahan di kecamatan, kelurahan dan lingkungan. Hasilnya, sampah yang sudah terkumpul dimanfaatkan menjadi pupuk kompos.
Mewujudkan kebersihan di Kecamatan Medan Tuntungan dilakukan dengan berbagai cara, mulai menggelar gotong royong bersama warga di sekitar kantor kecamatan di Jalan Bunga Ncole, selanjutnya melakukan gotong royong seminggu sekali di masing-masing kelurahan secara bergilir dan memanfaatkan sampah menjadi pupuk kompos.

Demikian disampaikan Camat Medan Tuntungan Gelora Kurnia Putra Ginting S.STP MM, Kamis (18/7). Dia menyebutkan, untuk pemanfaatan sampah menjadi kompos. Dilakukan setiap hari.

“Caranya, setelah melakukan penyisiran sampah yang ada di kecamatan, sampah itu dibawa ke Bank Sampah di Kelurahan Simpang Selayang Jalan Setia Budi, selanjutnya diolah menjadi pupuk kompos,” katanya.
Pupuk kompos yang sudah dihasilan itu, terangnya dimanfaatkan untuk pupuk pohon  mangga dan tanaman bunga kertas yang sengaja ditanam di pinggiran Jalan Letjen Jamin Ginting.
“Sejak Januari 2012 lalu, kami ada menenaman 400 batang pohon mangga dan ada 3 ribu bibit bunga kertas. Jadi perawatannya kami beri pupuk kompos,” sebutnya.

Saat disinggung mengenai cara penataan kebersihan di Kecamatan Medan Tuntungan, dia menyebutkan sampah yang berserakan di jalan langsung diangkut, kemudian meletakkan tong sampah di pinggiran jalan serta memerintahkan setiap pegawai kecamatan dan kelurahan melakukan penyisiran sampah mulai siang hari pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB. Sedangkan malam harinya mulai pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB.
“Untuk pagi harinya, hanya petugas dari Dinas Kebersihan Kota Medan yang melakukan pengangkutan sampah,” katanya.

Dia mengimbau kepada warga se-Kecamatan Medan Tuntungan agar menjaga dan menata kebersihan serta keindahan yang ada di wilayahnya. Pasalnya, kebersihan dan keindahan itu milik bersama bukan pribadi, kelompok atau golongan tertentu.

“Mari berpatisipasi menata kebersihan dan keindahan di wilayah dengan cara tetap membuang sampah pada tempatnya,” imbaunya. (omi)

Wali Kota Minta Camat dan Lurah Buat Perubahan

BERSAMA: Sejumlah camat berdiri bersama  acara Rapat Evaluasi Capaian Kinerja Program/Kegiatan Pembangunan Tahun 2012.//redianto/sumut pos
BERSAMA: Sejumlah camat berdiri bersama dalam acara Rapat Evaluasi Capaian Kinerja Program/Kegiatan Pembangunan Tahun 2012.//redianto/sumut pos

Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM mengumpulkan seluruh camat dan lurah di pendopo rumah dinas Jalan Sudirman Medan, Jumat (13/7) malam. Pada kesempatan itu, ditegaskan lurah dan camat yang baru dilantik harus mampu melakukan perubahan di wilayahnya masing-masing dalam waktu tiga bulan ke depan.

Penegasan waktu tugas selama tiga bulan harusa ada perubahan sebagai bagian untuk memberikan amanah tugas ke masing-masing pejabat yang baru saja dilantik. Kemudian, para pejabat yang baru dilantik mampu melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas.

“Saat ini saya sudah hampir selesai melakukan rotasi maupun penyegaran terhadap para camat, kemudian menyusul lurah. Yang saya inginkan adalah camat dan lurah bertanggung jawab dan mau bersama-sama membangun kota ini. Karenanya, pertemuan malam ini sangat penting sekali bagi saya,” kata Rahudman.

Itu sebabnya Wali Kota sempat marah, sebab masih ada beberapa lurah yang tidak hadir meski pertemuan telah ditetapkan pukul 20.00 WIB. Karenanya, Wali Kota memerintahkan kepada camat untuk melaporkan nama-nama lurah yang tidak hadir.

Rahudman berpendapat, untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik, camat harus melakukan konsolidasi dengan seluruh lurah yang ada di wilayahnya.

“Saat ini kita sudah lari 75. Untuk itu kinerja camat dan lurah harus lebih baik dan cepat lagi untuk mengimbanginya. Untuk itu, camat dan lurah saya beri waktu tiga bulan. Artinya, dalam waktu tiga bulan harus ada perubahan yang dilakukan di wilayah tugasnya masing-masing. Terus terang saya tidak mau kompromi lagi,” tegasnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan, terkait dengan masalah kebersihan, Wali Kota mengingatkan baik camat dan lurah untuk tidak main-main. Karena kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab kepling, lurah dan camat.
Orang nomor satu di Pemko Medan ini kembali menegaskan dirinya tidak pernah kompromi dengan masalah kebersihan. Jika ditemukan ada wilayah yang tidak bersih akibat ketidak pedulian camat dan lurah, langsung diambil tindakan tegas.
“Untuk masalah kebersihan, sampai kapan pun saya tidak akan pernah kompromi,” ujarnya.

Selanjutnya, Wali Kota Medan  memerintahkan seluruh lurah untuk membuat peta dan jadwal terkait pengangkutan sampah-sampah rumah tangga. Diharapkan, peta dan jadwal itu harus sudah diselesaikan dalam bulan (Juli) ini. Setelah selesai langsung disosialisasikan kepada seluruh masyarakat di wilayahnya masing-masing. Dengan demikian masyarakat akan mengetahui jadwal pengakutan sampah, sehingga tidak mengeluarkan lagi sampah di luar jadwal yang telah ditetapkan.

Hadir dalam pertemuan Wali Kota dengan camat, Sekda Kota Medan Ir Syaiful Bahri, Tim 9 yang selama ini dpercayakan menangani masalah kebersihan di Kota Medan, Asisten Kesejahteraan Masyarakat sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di jajaran Pemko Medan.

Sebelum mengakhiri pertemuan, Wali Kota mengingatkan camat dan lurah agar tidak mengendurkan kinerja menyusul datangnya bulan suci Ramadan 1433 H. “Kerja yang anda lakukan adalah bagian dari ibadah, banyaklah bekerja untuk masyarakat,” ingatkannya. (gus)

Kerja Maksimal untuk Publik dan Pembangunan Kota Medan

Pemerintah kelurahan dan kecamatan merupakan ujung tombak Pemerintah Kota (Pemko) Medan di masyarakat. Khususnya untuk pelayanan adaministrasi kependudukan dan pemerataan pembangunan. Tapi, untuk terwujudnya pelayanan yang baik perlu didukung kinerja lurah dan camat secara maksimal.

Demikian disampaikan pengamat sosial politik Arifin Saleh Siregar SSos MSP, Kamis (19/7). Menurut dia, lurah dan camat di Kota Medan harus bekerja secara maksimal karena sebagai ujung tombak Pemko Medan yang langsung di rasakan oleh masyarakat.

“Lurah dan Camat itu adalah ujung tombak pemerintahan, sehingga pelayanan publik langsung bisa dirasakan masyarakat di keluruhan dan di kecamatan,” ucapnya.
Dia berpendapat, dari sisi pelayanan publik maupun pembangunan untuk menciptakan visi dari kinerja Wali Kota Medan, seharusnya lurah dan camat lebih ekstra bekerja, jangan sampai wali kota sudah berlari mengejar tercapai visi, sementara lurah dan camat baru berjalan.

“Itulah bukti terjadi ketidak seimbangan dalam menjalankan roda pemerintahan, bagaimana program pak Wali bisa tercapai harus ada dukungan penuh camat dan lurah,” ujarnya.
Dosen FISIP UMSU itu mengkritisi pengkrekutan lurah, seharusnya Wali Kota Medan mengangkat seorang lurah yang memiliki klasifikasi seperti lurah yang harus berdomisili dikelurahannya, jangan lurah impor atau lurah dari luar daerah. Hal itu membuat seorang lurah kewalahan dalam melakukan penyesuaian di daerah yang dipimpinnya.

Dia memaparkan, padahal lurah harus memiliki wibawa secara kepemimpinan dan lurah dipilih harus berusia lebih 40 tahun. Hal inilah yang dinilai secara psikologis seorang pemimpin usia 40 tahun ke atas memiliki pengalaman dan menguasai birokrasi dan administrasi.

“Jadi Wali Kota itu harus mengangkat lurah yang memiliki klasifikasi seperti lurah mengusai daerahnya atau angkat lurah yang berdomisili di daerah yang dipimpinnya,” katanya.
Alumni Magister Sosial dan Politik (MSP) USU mengatakan untuk kedepannya, lurah dan camat harus lebih maksimal memberikan pelayanan publik dan bersama bekerja untuk pembangunan Kota Medan agar tercapai secara maksimal dan bisa dirasakan masyarakat Kota Medan. (gus)

Olah Kompos Setiap Hari untuk Pupuk Pohon Mangga

Pemerintah Kecamatan Medan Tuntungan menggalakkan kebersihan dan keindahan di kecamatan, kelurahan dan lingkungan. Hasilnya, sampah yang sudah terkumpul dimanfaatkan menjadi pupuk kompos.
Mewujudkan kebersihan di Kecamatan Medan Tuntungan dilakukan dengan berbagai cara, mulai menggelar gotong royong bersama warga di sekitar kantor kecamatan di Jalan Bunga Ncole, selanjutnya melakukan gotong royong seminggu sekali di masing-masing kelurahan secara bergilir dan memanfaatkan sampah menjadi pupuk kompos.

Demikian disampaikan Camat Medan Tuntungan Gelora Kurnia Putra Ginting S.STP MM, Kamis (18/7). Dia menyebutkan, untuk pemanfaatan sampah menjadi kompos. Dilakukan setiap hari.

“Caranya, setelah melakukan penyisiran sampah yang ada di kecamatan, sampah itu dibawa ke Bank Sampah di Kelurahan Simpang Selayang Jalan Setia Budi, selanjutnya diolah menjadi pupuk kompos,” katanya.
Pupuk kompos yang sudah dihasilan itu, terangnya dimanfaatkan untuk pupuk pohon  mangga dan tanaman bunga kertas yang sengaja ditanam di pinggiran Jalan Letjen Jamin Ginting.
“Sejak Januari 2012 lalu, kami ada menenaman 400 batang pohon mangga dan ada 3 ribu bibit bunga kertas. Jadi perawatannya kami beri pupuk kompos,” sebutnya.

Saat disinggung mengenai cara penataan kebersihan di Kecamatan Medan Tuntungan, dia menyebutkan sampah yang berserakan di jalan langsung diangkut, kemudian meletakkan tong sampah di pinggiran jalan serta memerintahkan setiap pegawai kecamatan dan kelurahan melakukan penyisiran sampah mulai siang hari pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB. Sedangkan malam harinya mulai pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB.
“Untuk pagi harinya, hanya petugas dari Dinas Kebersihan Kota Medan yang melakukan pengangkutan sampah,” katanya.

Dia mengimbau kepada warga se-Kecamatan Medan Tuntungan agar menjaga dan menata kebersihan serta keindahan yang ada di wilayahnya. Pasalnya, kebersihan dan keindahan itu milik bersama bukan pribadi, kelompok atau golongan tertentu.

“Mari berpatisipasi menata kebersihan dan keindahan di wilayah dengan cara tetap membuang sampah pada tempatnya,” imbaunya. (omi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/