25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Medan Sehat, Harapan Kita Bersama

Kesehatan merupakan perioritas utama pembangunan Pemko Medan yang tujuannya untuk mendapatkan kesehatan yang paripurna baik fisik, mental dan sosial ekonomi. Untuk keberhasilan visi perlu didukung semua pihak warga Kota Medan. Harapan itu bisa terwujud jika warga Kota Medan ikut berperan menjaga kesehatan. Di samping program, pembenahan sarana atau fasilitas di bidang kesehatan.

POSKO KESEHATAN: Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi MSc (dua kiri) mendampingi Wali Kota Medan, Drs Rahudman Harahap (empat kiri)  saat memantau posko kesehatan untuk masyarakat Kota Medan beberapa waktu lalu. //Rediyanto/sumut pos
POSKO KESEHATAN: Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi MSc (dua kiri) mendampingi Wali Kota Medan, Drs Rahudman Harahap (empat kiri) saat memantau posko kesehatan untuk masyarakat Kota Medan beberapa waktu lalu. //Rediyanto/sumut pos

“Medan Sehat Harapan Kita Bersama. Diharapkan kita dapat berpartisipasi aktif mulai dari upaya kesehatan perorangan yang mandiri sampai kepada keluarga dan lingkungan keluarga. Sehingga semuanya mempunyai kontribusi dan tanggungjawab. Karena itu kesehatan itu bukan tanggung jawab pemerintah kota semata. Inilah yang diharapkan dari seluruh mitra kerja yang peduli terhadap upaya pembangunan kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi MSc.
Menurut Edwin, apa yang telah dilakukan merupakan garis kebijakan Wali Kota Medan Rahudman Harahap untuk dilaksanakan sepenuhnya oleh jajaran kesehatan baik pemerintah maupun swasta.

“Ini sejalan dengan komitmen jajaran kesehatan untuk siap memberikan pelayanan kesehatan terbaik yang menjadi hak masyarakat untuk mendapatkannya,” kata pria yang yang hobi menyanyi itu.

Karena itu, pihaknya selalu meningkatkan upaya-upaya di bidang kesehatan. Bahkan Dinas Kesehatan Kota Medan telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mensosialisasikan pola hidup sehat di masyarakat. Dinas Kesehatan Medan juga terus berupaya menggalang kemitraan dalam pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang melibatkan kader relawan kesehatan, tokoh masyarakat, tim penggerak PKK, lembaga peduli kesehatan dan dunia usaha.
“Semua kita upayakan agar pemahaman wawasan kesehatan yang benar bisa sampai ke masyarakat. Caranya seperti sosialisasi melalui penyuluhan, perluasan informasi  melalui media massa dan lainnya,” kata Edwin.
Menurutnya, perlunya pengertian pemahaman tentang kesehatan sehingga jangan sampai mendapatkan gangguan kesehatan baru merasakan pentingnya tentang kesehatan.

Dinas Kesehatan, katanya, terus melalukan sosialisasi dan inovasi untuk mengajak masyarakat mau merubah perilaku yang sebelumnya hidup jorok menjadi hidup bersih.
Sosialisasi hidup sehat, katanya, dilakukan melalui puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Medan dan melalui kader-kader Pos Yandu maupun melalui staf dan dokter di Dinas Kesehatan Kota Medan.
“Ini harus kita mulai bersama. Karena untuk membangun Medan Sehat Harapan Kita Bersama dapat terwujud dengan kebersamaan. Kebersamaan ini dapat dimulai dari berbagai kerjasama yang kuat antara tenaga kesehatan, kepala lingkungan, kelurahan, kecamatan dan warga agar persoalan di lapangan dapat diatasi dengan cepat dan sigap,” ujarnya.

Peningkatan tersebut, lanjutnya, berdampak langsung pada masyarakat termasuk pola masyarakat Kota Medan untuk menjaga kebersihan lingkungannya yang tidak hanya dilakukan perangkat kecamatan.
“Banyak masalah kesehatan dan gangguan penyakit yang dapat terhindar dengan penataan kebersihan lingkungan. Contohnya penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan seperti DBD,” kata Edwin.
Edwin Effendi mengatakan, penghargaan Piala Adipura yang diraih Kota Medan kategori Kota Metropolitan sangat berdampak mengurangi penyakit berbasis lingkungan.

Dia menjelaskan, dengan lingkungan yang bersih dan terbebas dari sampah tentunya mewujudkan lingkungan yang sehat dan akhirnya penyakit-penyakit berbasis lingkungan seperti demam berdarah, diare dan alergi terhadap kulit yang merupakan dampak dari sampah bisa berkurang.

“Jadi, dengan adanya penghargaan Piala Adipura yang ditegaskan wali kota sebagai motivasi dan pemicu hidup lebih bersih diharapkan mampu merubah prilaku hidup bersih di masyarakat,”ujarnya.
Dengan perilaku hidup bersih, katanya diharapkan peningkatan kesehatan makin terjamin.
Untuk itu, lanjutnya, masyarakat diminta terus menjaga kebersihan dan kesehatan.

“Jadi, ternyata hidup bersih dan sehat itu sangat penting. Kita berharap hidup bersih ini dilestarikan masyarakat Kota Medan karena memang mampu membasmi dan mengurangi penyakit-penyakit berbasis lingkungan,” katanya.
Menurut Edwin, khusus masyarakat miskin atau tidak mampu Pemko Medan memberikan jaminan pelayanan kesehatan sebagai pendamping Jamkesmas yang dikenal dengan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS).
“Diharapkan dengan JPKMS sesuai dengan tujuannya untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan semaksimalnya kepada setiap masyarakat miskin yang membutuhkannya,” kata Edwin. (fal)

Empat Upaya Dinas Kesehatan

Menurut dr Edwin Effendi MSc ada empat tahapan yang harus dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mewujudkan hidup sehat. Yang pertama ‘Promotif’ yakni melakukan sosialisasi, penyuluhan serta memberikan pemahaman kepada masyarakat. Contohnya memberikan penyadaran kepada maysrakat soal pentingnya hidup sehat, memberikan pengertian keuntungan menjaga kesehatan, melalui promosi atau penyebarluasan informasi.

Yang kedua, kata Edwin, ‘Preventif’ yakni melakukan tindakan pencegahan seperti membersihkan lingkungan, imunisasi, membudidayakan hidup sehat. Contohnya, jangan biarkan wadah genangan air terlantar di lingkungan masing-masing.
“Kita selalu berupaya agar kedua tahapan ini baik ‘Promotif’ dan ‘Preventif’ ini efektif sehingga masyarakat tidak sempat sakit,” kata Edwin.

Nah, selanjutnya ‘Kuratif’ yakni pelayanan kesehatan. Hal ini biasanya menjadi tanggungjawab petugas kesehatan. Selanjutnya, ‘Rehabilitatif’ yakni pemulihan kesehatan misalnya orang yang sudah menderita penyakit harus dipulihkan. Cara pemulihannnya berbagai macam cara ada memakai alat bantu ada juga melalui perbaikan gizi seperti gizi buruk.

“Jadi masyarakat hendaknya jangan sampai kepada tindakan ‘Kuratif’ dan ‘Rehabilitatif’, karena harus butuh tenaga, waktu serta biaya yang besar untuk pemulihan. Jadi, untuk mencegahnya perlu pemahaman bahwa hidup sehat itu menekan timbulnya penyakit yang berbuntut kepada tindakan ‘Kuratif’ dan ‘Rehabilitatif’,” kata Edwin.

Edwin Effendi juga menekan pentingnya kesehatan di masyarakat serta membudidayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuannya tak lain untuk mencegah datangnya penyakit. Selain itu, juga pola makan, olahraga dan hidup teratur. “Kalau sudah sehat diharapkan dapat bekerja maksimal yang produktif,” katanya. (fal)

Kesehatan merupakan perioritas utama pembangunan Pemko Medan yang tujuannya untuk mendapatkan kesehatan yang paripurna baik fisik, mental dan sosial ekonomi. Untuk keberhasilan visi perlu didukung semua pihak warga Kota Medan. Harapan itu bisa terwujud jika warga Kota Medan ikut berperan menjaga kesehatan. Di samping program, pembenahan sarana atau fasilitas di bidang kesehatan.

POSKO KESEHATAN: Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi MSc (dua kiri) mendampingi Wali Kota Medan, Drs Rahudman Harahap (empat kiri)  saat memantau posko kesehatan untuk masyarakat Kota Medan beberapa waktu lalu. //Rediyanto/sumut pos
POSKO KESEHATAN: Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi MSc (dua kiri) mendampingi Wali Kota Medan, Drs Rahudman Harahap (empat kiri) saat memantau posko kesehatan untuk masyarakat Kota Medan beberapa waktu lalu. //Rediyanto/sumut pos

“Medan Sehat Harapan Kita Bersama. Diharapkan kita dapat berpartisipasi aktif mulai dari upaya kesehatan perorangan yang mandiri sampai kepada keluarga dan lingkungan keluarga. Sehingga semuanya mempunyai kontribusi dan tanggungjawab. Karena itu kesehatan itu bukan tanggung jawab pemerintah kota semata. Inilah yang diharapkan dari seluruh mitra kerja yang peduli terhadap upaya pembangunan kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi MSc.
Menurut Edwin, apa yang telah dilakukan merupakan garis kebijakan Wali Kota Medan Rahudman Harahap untuk dilaksanakan sepenuhnya oleh jajaran kesehatan baik pemerintah maupun swasta.

“Ini sejalan dengan komitmen jajaran kesehatan untuk siap memberikan pelayanan kesehatan terbaik yang menjadi hak masyarakat untuk mendapatkannya,” kata pria yang yang hobi menyanyi itu.

Karena itu, pihaknya selalu meningkatkan upaya-upaya di bidang kesehatan. Bahkan Dinas Kesehatan Kota Medan telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mensosialisasikan pola hidup sehat di masyarakat. Dinas Kesehatan Medan juga terus berupaya menggalang kemitraan dalam pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang melibatkan kader relawan kesehatan, tokoh masyarakat, tim penggerak PKK, lembaga peduli kesehatan dan dunia usaha.
“Semua kita upayakan agar pemahaman wawasan kesehatan yang benar bisa sampai ke masyarakat. Caranya seperti sosialisasi melalui penyuluhan, perluasan informasi  melalui media massa dan lainnya,” kata Edwin.
Menurutnya, perlunya pengertian pemahaman tentang kesehatan sehingga jangan sampai mendapatkan gangguan kesehatan baru merasakan pentingnya tentang kesehatan.

Dinas Kesehatan, katanya, terus melalukan sosialisasi dan inovasi untuk mengajak masyarakat mau merubah perilaku yang sebelumnya hidup jorok menjadi hidup bersih.
Sosialisasi hidup sehat, katanya, dilakukan melalui puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Medan dan melalui kader-kader Pos Yandu maupun melalui staf dan dokter di Dinas Kesehatan Kota Medan.
“Ini harus kita mulai bersama. Karena untuk membangun Medan Sehat Harapan Kita Bersama dapat terwujud dengan kebersamaan. Kebersamaan ini dapat dimulai dari berbagai kerjasama yang kuat antara tenaga kesehatan, kepala lingkungan, kelurahan, kecamatan dan warga agar persoalan di lapangan dapat diatasi dengan cepat dan sigap,” ujarnya.

Peningkatan tersebut, lanjutnya, berdampak langsung pada masyarakat termasuk pola masyarakat Kota Medan untuk menjaga kebersihan lingkungannya yang tidak hanya dilakukan perangkat kecamatan.
“Banyak masalah kesehatan dan gangguan penyakit yang dapat terhindar dengan penataan kebersihan lingkungan. Contohnya penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan seperti DBD,” kata Edwin.
Edwin Effendi mengatakan, penghargaan Piala Adipura yang diraih Kota Medan kategori Kota Metropolitan sangat berdampak mengurangi penyakit berbasis lingkungan.

Dia menjelaskan, dengan lingkungan yang bersih dan terbebas dari sampah tentunya mewujudkan lingkungan yang sehat dan akhirnya penyakit-penyakit berbasis lingkungan seperti demam berdarah, diare dan alergi terhadap kulit yang merupakan dampak dari sampah bisa berkurang.

“Jadi, dengan adanya penghargaan Piala Adipura yang ditegaskan wali kota sebagai motivasi dan pemicu hidup lebih bersih diharapkan mampu merubah prilaku hidup bersih di masyarakat,”ujarnya.
Dengan perilaku hidup bersih, katanya diharapkan peningkatan kesehatan makin terjamin.
Untuk itu, lanjutnya, masyarakat diminta terus menjaga kebersihan dan kesehatan.

“Jadi, ternyata hidup bersih dan sehat itu sangat penting. Kita berharap hidup bersih ini dilestarikan masyarakat Kota Medan karena memang mampu membasmi dan mengurangi penyakit-penyakit berbasis lingkungan,” katanya.
Menurut Edwin, khusus masyarakat miskin atau tidak mampu Pemko Medan memberikan jaminan pelayanan kesehatan sebagai pendamping Jamkesmas yang dikenal dengan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS).
“Diharapkan dengan JPKMS sesuai dengan tujuannya untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan semaksimalnya kepada setiap masyarakat miskin yang membutuhkannya,” kata Edwin. (fal)

Empat Upaya Dinas Kesehatan

Menurut dr Edwin Effendi MSc ada empat tahapan yang harus dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mewujudkan hidup sehat. Yang pertama ‘Promotif’ yakni melakukan sosialisasi, penyuluhan serta memberikan pemahaman kepada masyarakat. Contohnya memberikan penyadaran kepada maysrakat soal pentingnya hidup sehat, memberikan pengertian keuntungan menjaga kesehatan, melalui promosi atau penyebarluasan informasi.

Yang kedua, kata Edwin, ‘Preventif’ yakni melakukan tindakan pencegahan seperti membersihkan lingkungan, imunisasi, membudidayakan hidup sehat. Contohnya, jangan biarkan wadah genangan air terlantar di lingkungan masing-masing.
“Kita selalu berupaya agar kedua tahapan ini baik ‘Promotif’ dan ‘Preventif’ ini efektif sehingga masyarakat tidak sempat sakit,” kata Edwin.

Nah, selanjutnya ‘Kuratif’ yakni pelayanan kesehatan. Hal ini biasanya menjadi tanggungjawab petugas kesehatan. Selanjutnya, ‘Rehabilitatif’ yakni pemulihan kesehatan misalnya orang yang sudah menderita penyakit harus dipulihkan. Cara pemulihannnya berbagai macam cara ada memakai alat bantu ada juga melalui perbaikan gizi seperti gizi buruk.

“Jadi masyarakat hendaknya jangan sampai kepada tindakan ‘Kuratif’ dan ‘Rehabilitatif’, karena harus butuh tenaga, waktu serta biaya yang besar untuk pemulihan. Jadi, untuk mencegahnya perlu pemahaman bahwa hidup sehat itu menekan timbulnya penyakit yang berbuntut kepada tindakan ‘Kuratif’ dan ‘Rehabilitatif’,” kata Edwin.

Edwin Effendi juga menekan pentingnya kesehatan di masyarakat serta membudidayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuannya tak lain untuk mencegah datangnya penyakit. Selain itu, juga pola makan, olahraga dan hidup teratur. “Kalau sudah sehat diharapkan dapat bekerja maksimal yang produktif,” katanya. (fal)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/