LONDON- Keinginan Nur Suryani Mohamed Taibi untuk tampil di ajang Olimpiade 2012 sangat kuat. Karenanya, meski dalam kondisi hamil delapan bulan, Nur tetap berangkat ke London. Bahkan, dia menargetkan emas di cabang menembak.
Memang Nur bukan wanita pertama yang mencatatkan diri sebagai atlet wanita hamil yang berpartisipasi di ajang Olimpiade. Sebelumnya, ada tiga atlet perempuan hamil lain. Namun, Suryani mencatatkan rekor sebagai atlet perempuan dengan kehamilan tertua dalam sejarah olimpiade musim panas.
Meski pada mulanya ia ragu untuk ikut ambil bagian di Olimpiade karena kondisinya tersebut, terlebih tak sedikit pula warga Malaysia menudingnya nekat, toh dia tetap pergi ke London karena tampil di Olimpiade adalah mimpinya sejak dulu.
“Sejak aku menjadi atlet tembak tahun 1997 lalu, aku selalu bermimpi untuk ambil bagian di Olimpiade,” tutur Suryani seperti dilansir di BBC.
“Beberapa orang menilai aku gila. Banyak juga yang menyebut aku egois. Tetapi aku tak peduli dengan apa yang mereka katakan. Aku hanya berkonsentrasi terhadap apa yang jadi mimpiku selama ini,” lanjut dia.
Dengan usia kandungan yang sudah tua, Nur Suryani selalu mengajak anak dalam rahimnya berbincang sebelum melakukan beragam aktivitas, termasuk ketika akan bertanding.
“Pada hari pertandingan, paginya aku bicara dengan bayiku, ‘Nak, ibu akan bertanding hari ini. Ibu harap kamu bisa tenang sejenak. Setelah ibu selesai, lakukan apa saja yang kamu mau’,” katanya. (net/bbs)
LONDON- Keinginan Nur Suryani Mohamed Taibi untuk tampil di ajang Olimpiade 2012 sangat kuat. Karenanya, meski dalam kondisi hamil delapan bulan, Nur tetap berangkat ke London. Bahkan, dia menargetkan emas di cabang menembak.
Memang Nur bukan wanita pertama yang mencatatkan diri sebagai atlet wanita hamil yang berpartisipasi di ajang Olimpiade. Sebelumnya, ada tiga atlet perempuan hamil lain. Namun, Suryani mencatatkan rekor sebagai atlet perempuan dengan kehamilan tertua dalam sejarah olimpiade musim panas.
Meski pada mulanya ia ragu untuk ikut ambil bagian di Olimpiade karena kondisinya tersebut, terlebih tak sedikit pula warga Malaysia menudingnya nekat, toh dia tetap pergi ke London karena tampil di Olimpiade adalah mimpinya sejak dulu.
“Sejak aku menjadi atlet tembak tahun 1997 lalu, aku selalu bermimpi untuk ambil bagian di Olimpiade,” tutur Suryani seperti dilansir di BBC.
“Beberapa orang menilai aku gila. Banyak juga yang menyebut aku egois. Tetapi aku tak peduli dengan apa yang mereka katakan. Aku hanya berkonsentrasi terhadap apa yang jadi mimpiku selama ini,” lanjut dia.
Dengan usia kandungan yang sudah tua, Nur Suryani selalu mengajak anak dalam rahimnya berbincang sebelum melakukan beragam aktivitas, termasuk ketika akan bertanding.
“Pada hari pertandingan, paginya aku bicara dengan bayiku, ‘Nak, ibu akan bertanding hari ini. Ibu harap kamu bisa tenang sejenak. Setelah ibu selesai, lakukan apa saja yang kamu mau’,” katanya. (net/bbs)