30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Butuh Stok Darah dan Obat tapi Duit Tinggal Rp150 Ribu

Bocah Hidrochepalus dan Tumor Otak Harap Uluran Tangan Dermawan

ELLI (33) warga asal Stabat, hanya mampu memandangi bayi nya M Fahri Abrar (2)  tertidur dipangkuannya. Bayi malang penderita hydrocephalus dan tumor di bagian otaknya itu harus mendapatkan perawatan intensif di RSUP H Adam Malik Medan. Dengan alat bantu nafas dan jarum infus di tangan, M Fahri Abrar terbaring lemah tak sadarkan diri.

BUTUH BANTUAN: Bayi penderita hidrocephalus  tumor  membutuhkan bantuan dari dermawan.//farida noris/sumut pos
BUTUH BANTUAN: Bayi penderita hidrocephalus dan tumor yang membutuhkan bantuan dari dermawan.//farida noris/sumut pos

Di rumah sakit, Wahyudi (36) ayah dari M Fahri Abrar menuturkan penyakit anak keduanya tersebut baru diketahui sejak Juli lalu. Saat itu, tiba-tiba tubuh M Fahri Abrar jatuh drop, kejang-kejang bahkan tak jarang jatuh pingsan. Melihat hal itu, lantas dirinya membawa M Fahri Abrar ke RS Stabat. Namun setelah menjalani scanning, ternyata medis menyatakan bahwa M Fahri Abrar menderita hidrochepalus dan ada tumor dibagian otaknya.

“Entah kenapa tiba-tiba anak saya jatuh sakit. Badannya panas dan sering kejang-kejang. Saat itu saya merasa takut. Kemudian, Fahri dibawa ke RS Stabat. Namun hati saya hancur saat dokter menyatakan dia menderita penyakit parah. Setelah discanning di RS di Stabat ternyata dia menderita hidrochepalus dan ada tumor di bagian otaknya,” jelasnya.

Usai mengetahui hasil scanning, berbekal kartu Jamkesda M Fahri Abrar dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan. “Anak saya pun udah dioperasi pemasangan selang VP-Shunt untuk mengalirkan cairan yang ada di otaknya ke dalam perut. Dan, dalam waktu dekat ini akan dioperasi lagi terkait tumor yang ada di otaknya itu. Hanya saja yang jadi kekhawatiran saya, usai operasi pemasangan VP-Shunt itu anak saya jadi sesak nafas, padahal sebelumnya tidak ada,” terangnya.

Sementara sang ibu, Eli juga mengungkapkan tentang kekhawatiran stok darah dan banyaknya obat yang tidak masuk dalam Jamkesda. “Kami beli darah di UDD (Unit Donor Darah) Medan, karena kebetulan darah anak saya tidak ada di rumah sakit ini. Belum lagi biaya obat yang gak terdaftar di Jamkesda, maka kami terpaksa beli. Uang sebesar Rp4 juta yang saya bawa, saat ini tinggal Rp150 ribu. Ini belum lagi dioperasi tumor otaknya,” sambung Eli.

Menurutnya, penghasilan suami dari kerja mocok-mocok tidak cukup membiayai anak keduanya itu. “Kerja suami saya mocok-mocok, enggak ada lagi dana kami, jika masih ada biaya tak terduga, kami bingung mau pinjam kemana. Saya berharap sekali anak saya ini sehat seperti dulu. Kalau sehat orangnya periang ini, udah bisa bicara anak saya ini,” kenangnya.

Dia berharap, ada bantuan dermawan untuk membantu biaya-biaya tak terduga dari anak bungsunya ini. “Kalau nantinya disuruh beli obat dan darah lagi, mau kemana kami mencarinya. Uang sudah tidak ada lagi. Mudah-mudahan ada yang membantu biaya-biaya tak terduga anak kami ini,” katanya berharap. (far)

Bocah Hidrochepalus dan Tumor Otak Harap Uluran Tangan Dermawan

ELLI (33) warga asal Stabat, hanya mampu memandangi bayi nya M Fahri Abrar (2)  tertidur dipangkuannya. Bayi malang penderita hydrocephalus dan tumor di bagian otaknya itu harus mendapatkan perawatan intensif di RSUP H Adam Malik Medan. Dengan alat bantu nafas dan jarum infus di tangan, M Fahri Abrar terbaring lemah tak sadarkan diri.

BUTUH BANTUAN: Bayi penderita hidrocephalus  tumor  membutuhkan bantuan dari dermawan.//farida noris/sumut pos
BUTUH BANTUAN: Bayi penderita hidrocephalus dan tumor yang membutuhkan bantuan dari dermawan.//farida noris/sumut pos

Di rumah sakit, Wahyudi (36) ayah dari M Fahri Abrar menuturkan penyakit anak keduanya tersebut baru diketahui sejak Juli lalu. Saat itu, tiba-tiba tubuh M Fahri Abrar jatuh drop, kejang-kejang bahkan tak jarang jatuh pingsan. Melihat hal itu, lantas dirinya membawa M Fahri Abrar ke RS Stabat. Namun setelah menjalani scanning, ternyata medis menyatakan bahwa M Fahri Abrar menderita hidrochepalus dan ada tumor dibagian otaknya.

“Entah kenapa tiba-tiba anak saya jatuh sakit. Badannya panas dan sering kejang-kejang. Saat itu saya merasa takut. Kemudian, Fahri dibawa ke RS Stabat. Namun hati saya hancur saat dokter menyatakan dia menderita penyakit parah. Setelah discanning di RS di Stabat ternyata dia menderita hidrochepalus dan ada tumor di bagian otaknya,” jelasnya.

Usai mengetahui hasil scanning, berbekal kartu Jamkesda M Fahri Abrar dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan. “Anak saya pun udah dioperasi pemasangan selang VP-Shunt untuk mengalirkan cairan yang ada di otaknya ke dalam perut. Dan, dalam waktu dekat ini akan dioperasi lagi terkait tumor yang ada di otaknya itu. Hanya saja yang jadi kekhawatiran saya, usai operasi pemasangan VP-Shunt itu anak saya jadi sesak nafas, padahal sebelumnya tidak ada,” terangnya.

Sementara sang ibu, Eli juga mengungkapkan tentang kekhawatiran stok darah dan banyaknya obat yang tidak masuk dalam Jamkesda. “Kami beli darah di UDD (Unit Donor Darah) Medan, karena kebetulan darah anak saya tidak ada di rumah sakit ini. Belum lagi biaya obat yang gak terdaftar di Jamkesda, maka kami terpaksa beli. Uang sebesar Rp4 juta yang saya bawa, saat ini tinggal Rp150 ribu. Ini belum lagi dioperasi tumor otaknya,” sambung Eli.

Menurutnya, penghasilan suami dari kerja mocok-mocok tidak cukup membiayai anak keduanya itu. “Kerja suami saya mocok-mocok, enggak ada lagi dana kami, jika masih ada biaya tak terduga, kami bingung mau pinjam kemana. Saya berharap sekali anak saya ini sehat seperti dulu. Kalau sehat orangnya periang ini, udah bisa bicara anak saya ini,” kenangnya.

Dia berharap, ada bantuan dermawan untuk membantu biaya-biaya tak terduga dari anak bungsunya ini. “Kalau nantinya disuruh beli obat dan darah lagi, mau kemana kami mencarinya. Uang sudah tidak ada lagi. Mudah-mudahan ada yang membantu biaya-biaya tak terduga anak kami ini,” katanya berharap. (far)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/