28 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Hartati Mundur dari Demokrat

 TB Silalahi: Ini Jarang Terjadi

JAKARTA-Hartati Murdaya memilih untuk tidak melibatkan partainya terlampau jauh dalam kasus suap Bupati Buol Amran Batalipu yang menjeratnya sebagai tersangka. Dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari keanggotaan di Dewan Pembina Partai Demokrat.

Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat TB Silalahi mengakui adanya pengunduran diri itu begitu Hartati ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Dia menghadap saya dan mengundurkan diri sebagai anggota dewan pembina. Itu jarang (terjadi),” kata TB Silalahi setelah menghadiri acara penyerahan tanda jasa oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, Senin (13/8).

Seharusnya, lanjut dia, sesuai dengan AD/ART partai dan kode etik, status Hartati adalah diberhentikan sementara. Status itu bisa berubah jika yang bersangkutan menjadi terdakwa atau sudah divonis bersalah oleh pengadilan. “Tapi, ini sesuatu yang baik, ada kader yang memiliki kesadaran dengan mengundurkan diri. Dewan kehormatan sudah menandatangani,” terangnya.

Surat keputusan tersebut kemudian disampaikan kepada ketua dewan pembina yang dijabat SBY. “Keputusan itu sudah final,” tegas dia.
Lantas, bagaimana respons SBY atas kasus yang membelit kader partai berlambang Mercy itu? TB Silalahi mengungkapkan, SBY menjunjung tinggi hukum dan menyerahkan sepenuhnya kasus itu kepada proses hukum. “Saya juga berharap semua kader Partai Demokrat tidak perlu ditindak dewan kehormatan, seharusnya sadar tidak membawa-bawa partai,” tutur dia.

Tidak hanya mundur dari keanggotaan di dewan pembina, melalui pernyataan tertulis Hartati menegaskan nonaktif sebagai anggota Partai Demokrat. Bahkan, dia juga mundur dari Komite Ekonomi Nasional (KEN).

Hartati menuturkan bahwa dirinya menjadi anggota Dewan Pembina Partai Demokrat karena diminta untuk berkontribusi memajukan partai. Begitu juga ketika diminta menjadi anggota KEN, Hartati mengaku menerimanya sebagai tanggung jawab seorang warga negara.

“Ketika sekarang ada persoalan yang menimpa diri saya, tentunya lebih baik saya mundur dari dua jabatan tersebut. Sebab, tidak mungkin saya menjalankan tugas sebagaimana seharusnya,” jelas Hartati.

Hartati menghormati proses hukum yang dilakukan KPK. Sebagai seorang yang taat hukum, dia berjanji mengikuti semua proses tersebut. “Saya harus berkonsentrasi penuh menghadapi tuduhan itu. Apalagi, saya tidak pernah membayangkan harus menghadapi tuduhan penyuapan terhadap pejabat negara,” ujarnya.

Secara terpisah, Wasekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustopa menegaskan bahwa keputusan untuk mundur itu sepenuhnya datang dari keinginan dan inisiatif Hartati sendiri. “Bu Hartati tengah menghadapi persoalan yang memang memerlukan konsentrasi dan fokus. Kami memahami dan menghormati keinginan Bu Hartati untuk nonaktif,” kata Saan.

Apakah mundurnya Hartati akan menimbulkan pengaruh ke internal Partai Demokrat? “Mudah-mudahan nggak. Itu kan berangkat dari kesadaran dan keinginan beliau sendiri,” ujar anggota Komisi III DPR tersebut.

Saan menegaskan bahwa Partai Demokrat tetap mendukung dan siap memberikan bantuan hukum andai Hartati membutuhkan. “Semua kader diperlakukan sama. Selama kader memerlukan, kami bantu. Tapi, rata-rata punya pengacara sendiri,” jelas Saan.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie menyatakan belum mengetahui kabar bahwa koleganya, Hartati, secara resmi menyatakan diri keluar dari keanggotaan dewan pembina dan partai. Dia mengatakan belum mendengar atau mengetahui kabar itu secara lisan maupun tertulis. “Nggak tahu, saya belum melihat suratnya,” ujar Marzuki di gedung parlemen, Jakarta, kemarin.

Menurut Marzuki, jika kabar itu benar, Hartati sudah menunjukkan sikap yang baik dan patut diapresiasi. Dalam hal ini, Hartati tentu mempertimbangkan bahwa penetapan dirinya sebagai tersangka tentu akan membebani posisi Partai Demokrat. Komitmen Partai Demokrat, terang Marzuki, juga tetap tinggi dalam upaya pemberantasan korupsi.

“Jadi, dia betul-betul mementingkan dan sangat berpikir partai ini tidak ikut terbebani dan terpengaruh dengan kasus dia. Menurut saya, itu satu hal yang bagus sekali,” pungkasnya. (fal/pri/bay/c11/agm/jpnn)

 TB Silalahi: Ini Jarang Terjadi

JAKARTA-Hartati Murdaya memilih untuk tidak melibatkan partainya terlampau jauh dalam kasus suap Bupati Buol Amran Batalipu yang menjeratnya sebagai tersangka. Dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari keanggotaan di Dewan Pembina Partai Demokrat.

Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat TB Silalahi mengakui adanya pengunduran diri itu begitu Hartati ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Dia menghadap saya dan mengundurkan diri sebagai anggota dewan pembina. Itu jarang (terjadi),” kata TB Silalahi setelah menghadiri acara penyerahan tanda jasa oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, Senin (13/8).

Seharusnya, lanjut dia, sesuai dengan AD/ART partai dan kode etik, status Hartati adalah diberhentikan sementara. Status itu bisa berubah jika yang bersangkutan menjadi terdakwa atau sudah divonis bersalah oleh pengadilan. “Tapi, ini sesuatu yang baik, ada kader yang memiliki kesadaran dengan mengundurkan diri. Dewan kehormatan sudah menandatangani,” terangnya.

Surat keputusan tersebut kemudian disampaikan kepada ketua dewan pembina yang dijabat SBY. “Keputusan itu sudah final,” tegas dia.
Lantas, bagaimana respons SBY atas kasus yang membelit kader partai berlambang Mercy itu? TB Silalahi mengungkapkan, SBY menjunjung tinggi hukum dan menyerahkan sepenuhnya kasus itu kepada proses hukum. “Saya juga berharap semua kader Partai Demokrat tidak perlu ditindak dewan kehormatan, seharusnya sadar tidak membawa-bawa partai,” tutur dia.

Tidak hanya mundur dari keanggotaan di dewan pembina, melalui pernyataan tertulis Hartati menegaskan nonaktif sebagai anggota Partai Demokrat. Bahkan, dia juga mundur dari Komite Ekonomi Nasional (KEN).

Hartati menuturkan bahwa dirinya menjadi anggota Dewan Pembina Partai Demokrat karena diminta untuk berkontribusi memajukan partai. Begitu juga ketika diminta menjadi anggota KEN, Hartati mengaku menerimanya sebagai tanggung jawab seorang warga negara.

“Ketika sekarang ada persoalan yang menimpa diri saya, tentunya lebih baik saya mundur dari dua jabatan tersebut. Sebab, tidak mungkin saya menjalankan tugas sebagaimana seharusnya,” jelas Hartati.

Hartati menghormati proses hukum yang dilakukan KPK. Sebagai seorang yang taat hukum, dia berjanji mengikuti semua proses tersebut. “Saya harus berkonsentrasi penuh menghadapi tuduhan itu. Apalagi, saya tidak pernah membayangkan harus menghadapi tuduhan penyuapan terhadap pejabat negara,” ujarnya.

Secara terpisah, Wasekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustopa menegaskan bahwa keputusan untuk mundur itu sepenuhnya datang dari keinginan dan inisiatif Hartati sendiri. “Bu Hartati tengah menghadapi persoalan yang memang memerlukan konsentrasi dan fokus. Kami memahami dan menghormati keinginan Bu Hartati untuk nonaktif,” kata Saan.

Apakah mundurnya Hartati akan menimbulkan pengaruh ke internal Partai Demokrat? “Mudah-mudahan nggak. Itu kan berangkat dari kesadaran dan keinginan beliau sendiri,” ujar anggota Komisi III DPR tersebut.

Saan menegaskan bahwa Partai Demokrat tetap mendukung dan siap memberikan bantuan hukum andai Hartati membutuhkan. “Semua kader diperlakukan sama. Selama kader memerlukan, kami bantu. Tapi, rata-rata punya pengacara sendiri,” jelas Saan.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie menyatakan belum mengetahui kabar bahwa koleganya, Hartati, secara resmi menyatakan diri keluar dari keanggotaan dewan pembina dan partai. Dia mengatakan belum mendengar atau mengetahui kabar itu secara lisan maupun tertulis. “Nggak tahu, saya belum melihat suratnya,” ujar Marzuki di gedung parlemen, Jakarta, kemarin.

Menurut Marzuki, jika kabar itu benar, Hartati sudah menunjukkan sikap yang baik dan patut diapresiasi. Dalam hal ini, Hartati tentu mempertimbangkan bahwa penetapan dirinya sebagai tersangka tentu akan membebani posisi Partai Demokrat. Komitmen Partai Demokrat, terang Marzuki, juga tetap tinggi dalam upaya pemberantasan korupsi.

“Jadi, dia betul-betul mementingkan dan sangat berpikir partai ini tidak ikut terbebani dan terpengaruh dengan kasus dia. Menurut saya, itu satu hal yang bagus sekali,” pungkasnya. (fal/pri/bay/c11/agm/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/