32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Ramadan adalah Pengendalian Diri dan Semangat Berbagi

Sahur Bersama Tokoh di Sumut, Musa ‘Dodi’ Idishah (27/Habis)

Sahur Sumut Pos bersama tokoh di Sumatera Utara berujung di kediaman Musa Idishah yang lebih akrab disapa Dodi. Jumat (17/8) dini hari, tim dijamu di rumahnya di Komplek Cemara Asri.
TENTU nama Dodi tak asing lagi. Apalagi di kalangan pecinta olahraga otomotif, menembak, berburu, hingga menyelam. Khusus hobi terakhir, tak banyak yang tahu kalau Dodi ternyata sangat mencintai dunia menyelam. Tak sekadar menyelam dan menikmati keindahan bawah laut, Dodi juga piawai berburu ikan sambil menyelam.

Tak tanggung-tanggung, Dodi belajar secara  serius soal menyelam di luar negeri.
“Sambil sekolah di luar, sorenya saya kursus menyelam. Saat itu sekolah di Australia, lalu pindah ke New Zealand,” kata Dodi yang saat itu tercatat sebagai Dirut PT Anugerah Langkat Makmur tersebut Di luar dunia bisnis, khususnya perkebunan kelapa sawit, Dodi memang dikenal sebagai sosok yang peduli olahraga. Utamanya otomotif tadi. Saat ini Dodi tercatat juga sebagai Ketua Harian Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Sumatera Utara. Ia juga adalah Ketua Umum Xtrim Indonesia, klub pecinta sepeda motor dual purpose (trail) dan Ketua Harian Perbakin Medan.

Perbincangan di ruang tengah rumahnya itu masih berlanjut. Tim tak tahan untuk tak bertanya-tanya soal rumah Dodi yang memang sangat nyaman. Kreasi sendirikah desainnya?
“Ya, saya dan arsitek bekerjama untuk menciptakan ruang yang nyaman. Alhamdulillah jadilah seperti ini. Tapi kami baru mulai 2003 tinggal di rumah ini. Sebelumnya saya ngontrak-ngontrak,” sebut Dodi yang langsung mengundang ketidakpercaayaan dari kami.

“Benar. Adalah didikan keluarga kalau kami harus bisa mandiri. Selesai sekolah, kami harus berdikari. Berusaha sendiri. Setelah sekian lama berusaha, dibantu keluarga juga, akhirnya bisa seperti ini,” kenang Dodi.

Saat asyik mengobrol, putri Dodi, Faza, Azra dan Rara menyambangi. Mereka memberitahukan kalau santap sahur sudah bisa dimulai. Membiasakan sopan santun kepada anak-anaknya, ketiga putrinya pun menyalami tim satu per satu.
Di ruang makan, sang istri Dini Agustini sudah berada di meja makan bersama dua putranya, Alban dan Athif. Lalu, santap sahur pun dimulai.

“Saya sebenarnya tidak biasa makan nasi atau makan berat saat sahur. Cukup dengan cemilan, misal makan daging saja atau roti sudah cukup. Ya hitung-hitung menjaga berat badan juga,” terang Dodi yang sudah mulai berbisnis di usia 21 tahun itu.

Selama Ramadan, apa pelajaran yang bisa diambil? “Bagi saya pribadi adalah soal pengendalian diri. Utamanya soal emosi. Saya akui emosi saya kerap meledak-ledak. Alhamdulillah beberapa tahun belakangan ini lewat semangat Ramadan saya bisa mulai kendalikan diri,” terang putra bungsu H Anif itu.

“Dan yang juga menjadi kebiasaan adalah soal berbagi. Alhamdulillah, setiap tahun saya pribadi semakin ingin meningkatkan semangat berbagi. Berbagi dengan kaum duafa atau kepada yang berhak. Saya menarget tiap tahun bisa berbagi dengan minimal 500 duafa dan orang-orang yang berhak,” tambah Dodi.

Di luar aktivitas ibadah dan bekerja, urusan hobi seperti yang disebut di atas, tak begitu saja ditinggalkan oleh Dodi di bulan Ramadan. Berotomotif masih jalan, berburu juga masih disempatkan. “Hampir seluruh hobi saya seperti otomotif, memancing, berburu, dan menyelam punya nilai sama yang memang sangat saya gemari. Tapi soal menyelam itu yang paling berkesan,” lanjut Dodi.

Soal menyelam, Dodi sudah punya banyak pengalaman. Spot-spot penyelaman terbaik di Indonesia sudah diselami. Yang mana ya paling menarik? “Sibolga. Tapi dulu. Saat itu bawah lautnya masih oke dan terjaga. Selain indah, juga saat itu bebas berburu ikan dengan tombak. Tapi, kini keadaan bawah laut Sibolga sudah hancur akibat aktivitas bom ikan nelayan,” bilangnya.

Selanjutnya perbincangan sambil santap sahur mengalir bak air di sungai. Jika tak berbunyi waktu imsak, sungguh perbincangan di rumah Dodi yang nyaman tentu akan berlanjut hingga pagi hari. Usai sahur keluarga Dodi akan menunaikan ibadah salat subuh. Bersamaan dengan kumandang azan subuh, tim sahur Harian Sumut Pos pun pamit pulang. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. (*)

Sahur Bersama Tokoh di Sumut, Musa ‘Dodi’ Idishah (27/Habis)

Sahur Sumut Pos bersama tokoh di Sumatera Utara berujung di kediaman Musa Idishah yang lebih akrab disapa Dodi. Jumat (17/8) dini hari, tim dijamu di rumahnya di Komplek Cemara Asri.
TENTU nama Dodi tak asing lagi. Apalagi di kalangan pecinta olahraga otomotif, menembak, berburu, hingga menyelam. Khusus hobi terakhir, tak banyak yang tahu kalau Dodi ternyata sangat mencintai dunia menyelam. Tak sekadar menyelam dan menikmati keindahan bawah laut, Dodi juga piawai berburu ikan sambil menyelam.

Tak tanggung-tanggung, Dodi belajar secara  serius soal menyelam di luar negeri.
“Sambil sekolah di luar, sorenya saya kursus menyelam. Saat itu sekolah di Australia, lalu pindah ke New Zealand,” kata Dodi yang saat itu tercatat sebagai Dirut PT Anugerah Langkat Makmur tersebut Di luar dunia bisnis, khususnya perkebunan kelapa sawit, Dodi memang dikenal sebagai sosok yang peduli olahraga. Utamanya otomotif tadi. Saat ini Dodi tercatat juga sebagai Ketua Harian Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Sumatera Utara. Ia juga adalah Ketua Umum Xtrim Indonesia, klub pecinta sepeda motor dual purpose (trail) dan Ketua Harian Perbakin Medan.

Perbincangan di ruang tengah rumahnya itu masih berlanjut. Tim tak tahan untuk tak bertanya-tanya soal rumah Dodi yang memang sangat nyaman. Kreasi sendirikah desainnya?
“Ya, saya dan arsitek bekerjama untuk menciptakan ruang yang nyaman. Alhamdulillah jadilah seperti ini. Tapi kami baru mulai 2003 tinggal di rumah ini. Sebelumnya saya ngontrak-ngontrak,” sebut Dodi yang langsung mengundang ketidakpercaayaan dari kami.

“Benar. Adalah didikan keluarga kalau kami harus bisa mandiri. Selesai sekolah, kami harus berdikari. Berusaha sendiri. Setelah sekian lama berusaha, dibantu keluarga juga, akhirnya bisa seperti ini,” kenang Dodi.

Saat asyik mengobrol, putri Dodi, Faza, Azra dan Rara menyambangi. Mereka memberitahukan kalau santap sahur sudah bisa dimulai. Membiasakan sopan santun kepada anak-anaknya, ketiga putrinya pun menyalami tim satu per satu.
Di ruang makan, sang istri Dini Agustini sudah berada di meja makan bersama dua putranya, Alban dan Athif. Lalu, santap sahur pun dimulai.

“Saya sebenarnya tidak biasa makan nasi atau makan berat saat sahur. Cukup dengan cemilan, misal makan daging saja atau roti sudah cukup. Ya hitung-hitung menjaga berat badan juga,” terang Dodi yang sudah mulai berbisnis di usia 21 tahun itu.

Selama Ramadan, apa pelajaran yang bisa diambil? “Bagi saya pribadi adalah soal pengendalian diri. Utamanya soal emosi. Saya akui emosi saya kerap meledak-ledak. Alhamdulillah beberapa tahun belakangan ini lewat semangat Ramadan saya bisa mulai kendalikan diri,” terang putra bungsu H Anif itu.

“Dan yang juga menjadi kebiasaan adalah soal berbagi. Alhamdulillah, setiap tahun saya pribadi semakin ingin meningkatkan semangat berbagi. Berbagi dengan kaum duafa atau kepada yang berhak. Saya menarget tiap tahun bisa berbagi dengan minimal 500 duafa dan orang-orang yang berhak,” tambah Dodi.

Di luar aktivitas ibadah dan bekerja, urusan hobi seperti yang disebut di atas, tak begitu saja ditinggalkan oleh Dodi di bulan Ramadan. Berotomotif masih jalan, berburu juga masih disempatkan. “Hampir seluruh hobi saya seperti otomotif, memancing, berburu, dan menyelam punya nilai sama yang memang sangat saya gemari. Tapi soal menyelam itu yang paling berkesan,” lanjut Dodi.

Soal menyelam, Dodi sudah punya banyak pengalaman. Spot-spot penyelaman terbaik di Indonesia sudah diselami. Yang mana ya paling menarik? “Sibolga. Tapi dulu. Saat itu bawah lautnya masih oke dan terjaga. Selain indah, juga saat itu bebas berburu ikan dengan tombak. Tapi, kini keadaan bawah laut Sibolga sudah hancur akibat aktivitas bom ikan nelayan,” bilangnya.

Selanjutnya perbincangan sambil santap sahur mengalir bak air di sungai. Jika tak berbunyi waktu imsak, sungguh perbincangan di rumah Dodi yang nyaman tentu akan berlanjut hingga pagi hari. Usai sahur keluarga Dodi akan menunaikan ibadah salat subuh. Bersamaan dengan kumandang azan subuh, tim sahur Harian Sumut Pos pun pamit pulang. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/