Diisukan Mau Diserang Massa
MEDAN- Puluhan polisi men dadak siaga di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Sumut di Jalan William Iskandar, Medan Estate. Pasalnya, kemarin (7/4) massa mau menyerang. Menurut informasi, massa rencananya mau melakukan aksi ke kantor BPOM Medan, karena tidak puas dengan kinerja BPOM selama ini. Soalnya, banyak kasus keracunan pangan di masyarakat namun BPOM tidak mampu meneliti penyebabnya.
Pantauan wartawan koran ini, Kamis (7/4), sejak pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB tidak ada tanda-tanda massa akan melakukan aksi. Sejumlah aparat polisi mengaku, tidak tahu menahu mengapa mereka ditugaskan untuk melakukan pengamanan di kantor BPOM. “Tidak tahu kami bang. Kami cuma disuruh Kapolresta Medan siaga di sini,” ungkap seorang polisi.
Pejabat di BPOM Medan pun mengaku tidak tahu mengapa polisi berjaga-jaga di kantor mereka. “Tidak tahu kami ada apa. Kalaupun ada demonstrasi, mengenai apa. Kita sudah pasrah, yang penting kita melaksanakan tugas sajalah,” sebut Musmur Ginting, Kepala Bidang Penguji BBPOM Sumut.
Kepala BPOM Medan Agus Prabowo mengaku, tidak ada ada aksi massa. Saat ditanya mengapa aparat polisi bersiaga di kantornya? “Semoga Tuhan menunjukkan jalan yang benar untuk pembangunan dan kemajuan bangsa khususnya rakyat,” katanya. Sementara, hasil uji labotorium Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Sumut terhadap kue tart produksi Choco Bakery, yang membuat 38 murid SD Yayasan Perguruan IKAL Medan keracunan menyebutkan, bahan yang terdapat di dalam kue tersebut seperti arsen, nitrit dan PB, Ph-nya di level 6. Artinya semuanya masih normal.
“Hasil uji labotorium aman tidak ada mengandung zat kimia yang berbahaya dan tidak ada tercermar dengan mikro fisika,”ujar Masmur Ginting, Kepala Bidang Penguji Labotorium BBPOM Sumut. Saat ditanya apa penyebab sehingga 38 murid Yayasan Perguruan IKAL keracunan, Masmur mengungkapkan belum tahu. “Kita meneliti dan menguji sisa-sisa kue tersebut di labotorium. Semua aman dikonsumsi,” katanya.
Kepala Penguji Labotorium BBPOM Sumut, Agus Prabowo mengatakan, yang menge tahui jelas apa penyebab anak-anak itu keracunan adalah dokter yang merawatnya.
“Kita hanya menguji sisa-sisa makan di labotorium BBPOM Sumut, hal ini belum berarti sama dengan yang dimakan, yang menimbulkan gejala keracunana anak-anak tersebut. Kenapa demikian kami juga mencari tahu secara maksimal dengan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah hal ini tidak terjadi kembali dikemudian harinya,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr H Edwin Effendi MSC saat dikonfirmasi mengatakan, penyebab anak-anak SD Yayasan SD IKAL itu terkapar karena pencemaran lingkungan ringan atau miro biologi, mungkin dari pertama beli dari toko roti, penyimpan sampai penyajiannya tercermar sehingga menimbulkan pencemaran ringan.
“Yang penting anak-anak tersebut sudah pulih dan sehat kembali, kemudian tidak semua dirawat di rumah sakit,”ungkapnya.
Pemilik Choco Bakery, Sulaiman mengaku, stres dengan musibah yang dialami oleh seluruh anak didik sekolah tersebut. Apalagi, dalam pemberitaan di media massa ada yang menyebutkan bahwa kue di Choco Bakery beracun dan secara otomatis menyebabkan kerugian. “Saat kejadian tersebut, salah seorang konsumen yang membeli kue mengembalikan kue kami dan meminta uangnya dikembalikan. Saya stres dengan kejadian ini,” kata Sulaiman.
Dirinya juga mengaku sibuk dalam mengurus seluruh permasalahan ini ke Dinkes Medan dan BBPOM Sumut. Dan setelah diuji di pihak terkait, dirinya sedikit lega dan menjelaskan dalam kue tersebut tidak ada ditemukan zat berbahaya yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan. (mag-7/uma/mag-8)