JAKARTA – Hingga saat ini PDI Perjuangan belum menetapkan siapa yang akan diusung sebagai calon gubernur untuk pilgub Sumut 2013 mendatang. Namun, partai banteng moncong putih itu sudah menyiapkan kriteria khusus figur yang bakal diusung.
Terang-terangan, Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait menyebut, partainya mencari sosok yang mirip Joko Widodo alias Jokowi, untuk dimajukan sebagai cagub Sumut. “Kita mencari figur yang mampu membawa perubahan, sepert Jokowi. Di pilgub DKI Jakarta kita usung Jokowi karena sinyal perubahan ada pada dirinya. Di Sumut kita juga ingin seperti itu,” ujar Maruarar Sirait kepada koran ini di Jakarta, kemarin (27/8).
Lantas, untuk saat ini, adakah kandidat cagub Sumut yang figurnya mirip Jokowi? Pria yang akrab disapa ‘Ara’ itu mengatakan, untuk menentukan ada tidaknya figur seperti walikota Solo itu bukan hal gampang.
Katanya, hal itu nantinya bisa diketahui lewat proses fit and proper test para bakal calon yang dilakukan oleh DPP PDIP. “Jadi harus kita pelajari dulu. Tidak bisa cepat untuk membuat kesimpulan. Nanti harus kita interview lewat mekanisme fit and proper test,” urai putra politisi gaek Sabam Sirait itu.
Ara mengatakan, selain melalui proses fit and proper test, untuk mencari figur seperti Jokowi, jajaran DPP PDIP juga akan bertanya kepada para tokoh dan kadernya yang ada di Sumut. “Tokoh-tokoh masyarakat juga kita mintai pendapatnya,” kata Ara, anggota DPR itu.
Dengan alasan akan sangat hati-hati menentukan calon, Ara mengatakan, partainya tidak tergesa-gesa membuat keputusan. Lagi-lagi, dia memberi contoh kasus pengusungan Jokowi-Ahok di pilgub DKI Jakarta. Pasangan itu ditetapkan di last minute, beberapa saat menjelang pendaftaran pasangan calon di KPU DKI Jakarta.
“Biar lah last minute, tapi tidak mengecewakan. Meskipun PDIP dan Gerindra di DKI suaranya hanya 17 persen, tapi Jokowi-Ahok meraup 43 persen suara di putaran pertama. Ini akan kita tularkan di Sumut,” urai Ara, politisi muda PDIP itu.
Diterangkan, kasus DKI Jakarta membuktikan bahwa figur sangat menentukan menang atau kalah. Seperti di DKI, masyarakat Sumut menurutnya juga menghendaki perubahan. “Sinyal keinginan perubahan itu yang kita tangkap,” imbuhnya.(sam)