28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Harga CPO Melemah

JAKARTA-Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang diperdagangkan di Malaysia Derivatives Exchange (MDEX) ditutup melemah. Harga CPO untuk pengiriman November ditutup melemah 0,91 persen atau berada pada level harga 2.921 ringgit Malaysia per ton. Adanya spekulasi akan terjadi kenaikan produksi CPO di Malaysia dan Indonesia berpengaruh terhadap pergerakan harga CPO. Persediaan CPO di Malaysia berkisar 2,14 juta ton per akhir Agustus atau naik 7 persen dari proyeksi di bulan sebelumnya. Selain itu, adanya prediksi bahwa panen kedelai di Amerika Serikat (AS) yang merupakan produk subtitusi CPO akan meningkat juga memengaruhi penurunan harga CPO.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Senin (10/9/2012), melaporkan, harga CPO yang diperdagangkan di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia juga mengalami penurunan. Harga CPO untuk penyerahan September 2012 ditutup pada harga Rp 8.635 per kilogram atau mengalami penurunan Rp 215 per kilogramnya.

Sementara itu, pada periode Januari-Juli devisa Sumut dari India turun 7,09 persen. India menjadi negara tujuan utama ekspor CPO dan produk turunan lainnya Sumut, bahkan secara nasional, baru kemudian disusul China dan negara-negara di Eropa. Penurunan volume dan nilai ekspor CPO itu merupakan dampak krisis global yang masih dirasakan.

Tahun ini hingga Juli, nilai ekspor Sumut ke India 709,193 juta dollar AS dari periode sama tahun lalu sebesar 763,272 juta dollar AS. Penurunan devisa dari India itu khususnya akibat penurunan volume dan nilai ekspor CPO atau minyak sawit mentah.

Sementara itu,  harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Timur untuk periode September 2012 mengalami penurunan. Penurunan harga TBS sawit ini diakibatkan harga minyak kelapa sawit mentah yang tidak stabil di pasar dunia sehingga turut mempengaruhi harga TBS di Kaltim. (net)

JAKARTA-Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang diperdagangkan di Malaysia Derivatives Exchange (MDEX) ditutup melemah. Harga CPO untuk pengiriman November ditutup melemah 0,91 persen atau berada pada level harga 2.921 ringgit Malaysia per ton. Adanya spekulasi akan terjadi kenaikan produksi CPO di Malaysia dan Indonesia berpengaruh terhadap pergerakan harga CPO. Persediaan CPO di Malaysia berkisar 2,14 juta ton per akhir Agustus atau naik 7 persen dari proyeksi di bulan sebelumnya. Selain itu, adanya prediksi bahwa panen kedelai di Amerika Serikat (AS) yang merupakan produk subtitusi CPO akan meningkat juga memengaruhi penurunan harga CPO.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Senin (10/9/2012), melaporkan, harga CPO yang diperdagangkan di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia juga mengalami penurunan. Harga CPO untuk penyerahan September 2012 ditutup pada harga Rp 8.635 per kilogram atau mengalami penurunan Rp 215 per kilogramnya.

Sementara itu, pada periode Januari-Juli devisa Sumut dari India turun 7,09 persen. India menjadi negara tujuan utama ekspor CPO dan produk turunan lainnya Sumut, bahkan secara nasional, baru kemudian disusul China dan negara-negara di Eropa. Penurunan volume dan nilai ekspor CPO itu merupakan dampak krisis global yang masih dirasakan.

Tahun ini hingga Juli, nilai ekspor Sumut ke India 709,193 juta dollar AS dari periode sama tahun lalu sebesar 763,272 juta dollar AS. Penurunan devisa dari India itu khususnya akibat penurunan volume dan nilai ekspor CPO atau minyak sawit mentah.

Sementara itu,  harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Timur untuk periode September 2012 mengalami penurunan. Penurunan harga TBS sawit ini diakibatkan harga minyak kelapa sawit mentah yang tidak stabil di pasar dunia sehingga turut mempengaruhi harga TBS di Kaltim. (net)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/