26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Dianggap Bebal, karena Masih Buang Limbah ke Danau Toba

Mahasiswa Siantar-Simalungun Bersatu Protes PT Allegrindo

MAHASISWA Siantar-Simalungun yang tergabung dalam kelompok Sahabat Lingkungan (Saling) menilai PT Allegrindo bebal. Sebab perusahaan yang bergerak dalam peternakan babi yang berlokasi di Nagori Urung Pane, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun itu masih membuang limbahnya ke Danau Toba.

Penasihat Saling, Rado Damanik mengatakan PT Allegrindo memang sudah sengaja membuang limbahnya ke Danau Toba. Perusahaan tidak lagi menggubris DPRD Simalungun dan Pemkab Simalungun sebagai lembaga yang berhak menindak langsung PT Allegrindo.

“Kita sudah surati DPRD Simalungun meminta supaya dibentuk Pansus terkait limbah PT Allegrindo. Sangat miris kita melihat Danau Toba yang semakin tercemar akibat sembarangannya perusahaan membuang limbahnya kesana,”ujar  Rado Damanik, Kamis (13/9).

Masih kata Rado, air Danau Toba disekitaran PT Allegrindo sudah pernah diuji laboratorium. Dari 21 item yang diuji, 4 item yang dinyatakan lolos uji.
“Dari hasil laboratorium itu menunjukkan bahwa kualitas air di lokasi pembuangan PT Allegrindo sangat berbahaya. Dan berbeda dengan pernyataan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Simalungun,”katanya.

Menurutnya, tindakan PT Allegrindo merupakan tindakan melanggar hukum sebagaimana tertuang dalam undang-undang nomor 32 tahun 200 tentang perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup. Pencemaran itu terindikasi dilakukan PT Allegrindo sejak beroperasi di Kabupaten Simalungun. Setiap hari PT Allegrindo membuang limbahnya sebanyak 1.200 liter selama 16 tahun.

“Kita bisa bayangkan sudah banyak limbah PT Allegrindo yang membaur di Danau Toba. Wajar saja Danau Toba sudah malas dikunjungi wisatawan, pasalnya kalau mandi disana bisa kena gatal-gatal. Kami minta DPRD Simalungun tegas menutup PT Allegrindo dan meminta pertanggungjawabannya mengganti kerugian,”tegasnya.

Kordinator Saling, Johannes Sakti Sembiring menambahkan Danau Toba adalah ciptaan Tuhan yang tidak ternilai harganya dan patut disyukuri dan dilestarikan. Keberadaan Danau Toba di Kabupaten Simalungun sangat berdampak positif karena hampir rata-rata warga menggantungkan hidupnya di Danau Toba.

“Harus kita sadari bahwa wisatawan sudah mulai sepi di Danau Toba. Kalau tidak segera diperbaiki kualitas dan keindahan Danau Toba, maka wisatawan tidak ada lagi yang mau datang ke sana. Intinya, PT Allegrindo sebagai salah satu penyebab utamanaya harus hengkang, karena sudah mencemari Danau Toba,”tegasnya. (osi/smg)

Mahasiswa Siantar-Simalungun Bersatu Protes PT Allegrindo

MAHASISWA Siantar-Simalungun yang tergabung dalam kelompok Sahabat Lingkungan (Saling) menilai PT Allegrindo bebal. Sebab perusahaan yang bergerak dalam peternakan babi yang berlokasi di Nagori Urung Pane, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun itu masih membuang limbahnya ke Danau Toba.

Penasihat Saling, Rado Damanik mengatakan PT Allegrindo memang sudah sengaja membuang limbahnya ke Danau Toba. Perusahaan tidak lagi menggubris DPRD Simalungun dan Pemkab Simalungun sebagai lembaga yang berhak menindak langsung PT Allegrindo.

“Kita sudah surati DPRD Simalungun meminta supaya dibentuk Pansus terkait limbah PT Allegrindo. Sangat miris kita melihat Danau Toba yang semakin tercemar akibat sembarangannya perusahaan membuang limbahnya kesana,”ujar  Rado Damanik, Kamis (13/9).

Masih kata Rado, air Danau Toba disekitaran PT Allegrindo sudah pernah diuji laboratorium. Dari 21 item yang diuji, 4 item yang dinyatakan lolos uji.
“Dari hasil laboratorium itu menunjukkan bahwa kualitas air di lokasi pembuangan PT Allegrindo sangat berbahaya. Dan berbeda dengan pernyataan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Simalungun,”katanya.

Menurutnya, tindakan PT Allegrindo merupakan tindakan melanggar hukum sebagaimana tertuang dalam undang-undang nomor 32 tahun 200 tentang perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup. Pencemaran itu terindikasi dilakukan PT Allegrindo sejak beroperasi di Kabupaten Simalungun. Setiap hari PT Allegrindo membuang limbahnya sebanyak 1.200 liter selama 16 tahun.

“Kita bisa bayangkan sudah banyak limbah PT Allegrindo yang membaur di Danau Toba. Wajar saja Danau Toba sudah malas dikunjungi wisatawan, pasalnya kalau mandi disana bisa kena gatal-gatal. Kami minta DPRD Simalungun tegas menutup PT Allegrindo dan meminta pertanggungjawabannya mengganti kerugian,”tegasnya.

Kordinator Saling, Johannes Sakti Sembiring menambahkan Danau Toba adalah ciptaan Tuhan yang tidak ternilai harganya dan patut disyukuri dan dilestarikan. Keberadaan Danau Toba di Kabupaten Simalungun sangat berdampak positif karena hampir rata-rata warga menggantungkan hidupnya di Danau Toba.

“Harus kita sadari bahwa wisatawan sudah mulai sepi di Danau Toba. Kalau tidak segera diperbaiki kualitas dan keindahan Danau Toba, maka wisatawan tidak ada lagi yang mau datang ke sana. Intinya, PT Allegrindo sebagai salah satu penyebab utamanaya harus hengkang, karena sudah mencemari Danau Toba,”tegasnya. (osi/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/