Chievo vs Sampdoria
CHIEVO- VERONA yang berjuluk The Flying Donkeys atau keledai terbang, sudah ingin benar-benar terbang di Serie A musim ini. Menjamu Sampdoria yang tampil cukup konsisten musim ini di Stadio Marc’Antonio Bentegodi, keledai mencoba menang agar bisa terbang ke posisi lebih baik di klasemen.
Membuka musim dengan baik saat menggebuk Bologna 2-0, Chievo malah melorot di lima partai berikutnya. Asli tak ada satu pun kemenangan dari lima laga terakhir si keledai terbang. Dengan prestasi minor itu, si keledai lalu turun ke peringkat 18 klasemen sementara. Sebuah posisi tak nyaman bagi siapapun ‘penunggang’ keledai terbang.
Ironisnya, dari lima kekalahan itu Chievo cuma bisa bikin dua gol. Dengan demikian catatan memasukkan-kebobolan klub asuhan Eugenio Corini ini empat berbanding 13.
Bukan sepenuhnya salah Eugenio Corini. Pria 42 tahun dan bekas gelandang Chievo ini baru menggantikan peran Domenico Di Carlo yang dipecat, gara-gara serangkaian hasil buruk itu. Puncaknya dibantai 4-1 oleh Palermo membuat Di Carlo jadi pengangguran.
Masih dalam konteks ironis, Corini belum punya pengalaman melatih di Serie A. Sebelum-sebelumnya Corini hanya menukangi klub muda untuk dibina. Menjamu Sampdoria adalah kiprahnya yang perdana di Serie A. Dan harus dimulai dengan beban berat.
Menurut Football Italia, satu-satunya alasan Corini diyakini bisa melakukan tugasnya dengan baik adalah faktor kejutan dan keberuntungan. Masih ironis bukan.
Sampdoria musim ini masih terbang tinggi, walaupun baru menderita kekalahan 0-1 dari Napoli. Kekalahan perdana musim ini, tapi langsung terjadi di kandang sendiri.
Begitupun, Sampdoria masih mengisi papan tengah dengan 10 poin dari enam laga berkah tiga kemenangan, dua imbang dan sekali kalah. Meski begitu, bukan tak mungkin Sampdoria kembali tergelincir dijegal keledai yang mau terbang. Dari enam laga, rasio mencetak gol El-Samp buruk. Total mereka baru bikin delapan gol dan kebobolan enam. (ful)