29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Besi Menajamkan Besi, Orang Menajamkan Sesamanya

Amsal 27:17
“Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.”

Pernah merasa kesal atau marah atas perlakuan seseorang yang dekat dengan Anda? Raja Salomo terkenal sebagai seorang yang paling berhikmat di bumi ini mengajarkan kepada kita tentang hubungan antar sesama manusia.
Raja ini percaya bahwa kawan yang baik dapat saling menajamkan satu sama lain. Ia mengakui bahwa hubungan/gesekan “logam dengan logam” akan menghasilkan kehidupan yang lebih baik (Amsal 27:17). Ia juga percaya bahwa hubungan yang buruk akan melukai kita. Pada akhirnya ia menyatakan bahwa kita adalah hasil dari persahabatan kita, entah yang baik atau yang buruk.

John Chasteen menjelaskan bahwa dalam kitab Amsal tersebar butiran- butiran kebenaran tentang bagaimana teman-teman mempengaruhi kita.  alomo mengajarkan bahwa kawan yang benar saling memperbaiki. “Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.” (Amsal 27:6). Malang sekali orang yang tidak mendapatkan “luka” yang menyehatkan dari seorang kawan!. Kata-kata Salomo memberitahu kita bahwa seorang kawan yang berkualitas akan memberikan nasehat yang berharga. “Minyak dan wangi-wangian menyukakan hati, tetapi penderitaan merobek jiwa” (Amsal 27:9). Secara harafiah berarti seorang kawan sejati akan memberikan saran yang “cocok” – tepat waktu dan sesuai.

Karakteristik lain dari persahabatan adalah adanya dukungan dan dorongan. Kita semua membutuhkan seseorang yang akan membuat kita bertanggung jawab. Karena itu, kita harus bekerja keras untuk mengembangkan persahabatan dengan orang-orang yang lebih kokoh daripada diri kita sendiri—para kolega yang tidak takut “berterus terang”, dan kawan-kawan yang lebih terkesan dengan karakter daripada keberhasilan. Persahabatan seperti ini amatlah berharga.
Pembelajaran tentang hubungan tidak akan lengkap tanpa daftar perilaku yang merusak persahabatan. Daftar Salomo mencakup gosip, bicara yang berlebihan (Amsal 16:28; 17:9), penggunaan uang secara tidak tetap (lihat Amsal 19:4), kemarahan dan pengendalian diri (Amsal 22:24), dan perilaku yang memuakkan dan menjengkelkan (Amsal 27:14).

Akhirnya, kita harus memahami bahwa untuk masuk ke tingkat selanjutnya bersama dengan Allah kita perlu untuk menemukan dan mengembangkan hubungan-hubungan baru. Semangat kita untuk mendapatkan hubungan-hubungan baru akan menentukan nilai mereka. Namun kita tidak boleh membuang hubungan-hubungan berarti yang telah teruji oleh waktu.

Benyamin Franklin pernah berkata: “Pilihlah seorang kawan secara hati-hati, dan lebih berhati-hati lagi saat menggantinya.” Memangnya siapa yang membutuhkan kawan, di zaman yang serba mandiri dan berkecukupan ini? Pertimbangkan lagi! Barangkali, sekali lagi, ini saatnya untuk mendengar suara logam diasah dalam kehidupna kita. Besi dengan besi—kawan menajamkan kawan. Tuhan, berikan kami kawan-kawan
yang baik.!”(*)

Amsal 27:17
“Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.”

Pernah merasa kesal atau marah atas perlakuan seseorang yang dekat dengan Anda? Raja Salomo terkenal sebagai seorang yang paling berhikmat di bumi ini mengajarkan kepada kita tentang hubungan antar sesama manusia.
Raja ini percaya bahwa kawan yang baik dapat saling menajamkan satu sama lain. Ia mengakui bahwa hubungan/gesekan “logam dengan logam” akan menghasilkan kehidupan yang lebih baik (Amsal 27:17). Ia juga percaya bahwa hubungan yang buruk akan melukai kita. Pada akhirnya ia menyatakan bahwa kita adalah hasil dari persahabatan kita, entah yang baik atau yang buruk.

John Chasteen menjelaskan bahwa dalam kitab Amsal tersebar butiran- butiran kebenaran tentang bagaimana teman-teman mempengaruhi kita.  alomo mengajarkan bahwa kawan yang benar saling memperbaiki. “Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.” (Amsal 27:6). Malang sekali orang yang tidak mendapatkan “luka” yang menyehatkan dari seorang kawan!. Kata-kata Salomo memberitahu kita bahwa seorang kawan yang berkualitas akan memberikan nasehat yang berharga. “Minyak dan wangi-wangian menyukakan hati, tetapi penderitaan merobek jiwa” (Amsal 27:9). Secara harafiah berarti seorang kawan sejati akan memberikan saran yang “cocok” – tepat waktu dan sesuai.

Karakteristik lain dari persahabatan adalah adanya dukungan dan dorongan. Kita semua membutuhkan seseorang yang akan membuat kita bertanggung jawab. Karena itu, kita harus bekerja keras untuk mengembangkan persahabatan dengan orang-orang yang lebih kokoh daripada diri kita sendiri—para kolega yang tidak takut “berterus terang”, dan kawan-kawan yang lebih terkesan dengan karakter daripada keberhasilan. Persahabatan seperti ini amatlah berharga.
Pembelajaran tentang hubungan tidak akan lengkap tanpa daftar perilaku yang merusak persahabatan. Daftar Salomo mencakup gosip, bicara yang berlebihan (Amsal 16:28; 17:9), penggunaan uang secara tidak tetap (lihat Amsal 19:4), kemarahan dan pengendalian diri (Amsal 22:24), dan perilaku yang memuakkan dan menjengkelkan (Amsal 27:14).

Akhirnya, kita harus memahami bahwa untuk masuk ke tingkat selanjutnya bersama dengan Allah kita perlu untuk menemukan dan mengembangkan hubungan-hubungan baru. Semangat kita untuk mendapatkan hubungan-hubungan baru akan menentukan nilai mereka. Namun kita tidak boleh membuang hubungan-hubungan berarti yang telah teruji oleh waktu.

Benyamin Franklin pernah berkata: “Pilihlah seorang kawan secara hati-hati, dan lebih berhati-hati lagi saat menggantinya.” Memangnya siapa yang membutuhkan kawan, di zaman yang serba mandiri dan berkecukupan ini? Pertimbangkan lagi! Barangkali, sekali lagi, ini saatnya untuk mendengar suara logam diasah dalam kehidupna kita. Besi dengan besi—kawan menajamkan kawan. Tuhan, berikan kami kawan-kawan
yang baik.!”(*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/