MEDAN- Anggota DPRD Sumut asal Partai Demokrat Hasbullah Hadi dan mantan anggota DPR RI Azidin menjadi pasangan pertama yang mendeklarasikan diri maju dalam Pilgubsu Maret 2013. Dua tokoh Alwashliyah ini akan menyerahkan dukungan calon perseorangan ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumut, Kamis (12/10) atau hari ini.
Ketua Umum Alwashliyah Sumut Hasbullah Hadi mengatakan mereka terpilih lewat proses penilaian dan penyaringan yang dilakukan sejumlah tokoh masyarakat dan Alwashliyah. Adapun Azidin merupakan mantan Ketua Umum PB Alwashliyah.
“Dari beberapa nama yang dibahas pada rapat pimpinan tadi malam, Alwashliyah memutuskan tokoh senior yang juga mantan ketua umum Alwashliyah yaitu pak Aziddin sebagai pendaping saya,” kata Hasbullah kepada wartawan di Medan, Rabu (11/10).
Opsi itu dipandang tepat mengingat Hasbullah adalah reprentasi tokoh muda Alwashliyah, sedangkan Aziddin adalah tokoh senior yang banyak makan asam-garam organisasi. Sesuai jadwal pasangan calon ini akan menyerahkan seluruh berkas ke klantor KPUD Sumut pada pukul 14.00 WIB.
Lebih jauh dikatakan, jumlah dukungan akan diserahkan secara bergelombang mengingat banyak KTP yang harus diverifikasi ulang. Hasbullah, yang tercatat pernah berprofesi sebagai notaris, optimistis pasangan independen akan mendapat tempat di hati pemilih.
Keyakinan itu didasari oleh antusiasme masyarakat yang mendukung mereka saat proses pengumpulan KTP sebagai syarat majunya pasangan calon independen. Dalam masa satu bulan, menurut Hasbullah, tim pemenangannya berhasil menghimpun 100.000 KTP dari 30 kabupaten/kota.
Seluruh dukungan itu tak cuma datang dari Alwashliyah, melainkan masyarakat yang bersimpati terhadap visi dan komitmennya bila terpilih sebagai orang nomor satu di Sumut.
“Begitupun tak kalah banyak yang pesimistis karena calon independen ini jarang sekali menang di Pilkada. Kami akan tetap berusaha, mudah-mudahan Sumut memberikan sejarah baru bagi calon perseorangan,” ujarnya.
Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara, Warjio, menilai pasangan kembar dari ‘Alwashliyah’ itu lumayan menjanjikan dalam Pilgubsu 2013. Paling tidak, lanjutnya, momentum ini boleh dianggap test case bagi organisasi Islam yang tumbuh pesat di Sumut ini.
Dibalik itu, Warjio mengingatkan, pasangan ini tak berhenti memobilisasi dukungan dari kalangan Alwashliyah semata, namun bergerak mendulang dukungan dari ormas-ormas Islam lain seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) ataupun ormas Islam yang dianggap satu nafas dalam ideologi.
“Saya pikir pasangan independen ini perlu diapresiasi atas keberaniannya maju sebagai calon perseorangan. Kehadiran mereka bisa menjadi antitesis dari calon-calon pasangan calon yang diusung oleh parpol,” tukas staf pengajar ilmu Politik dan pascasarjana Studi Pembangunan USU tersebut.
Menilai tingkat elektabilitas pasangan ini, Warjio mengaku tidak terlalu optimistis mengingat keduanya belum terlalu populis di ranah perpolitikan. Hanya saja ditilik dari pengalaman organisasi, dia tidak meragukan kemampuan dan kapabilitas dua tokoh Alwashliyah ini dalam memobilisasi massa.
‘’Keduanya saya kenal sebagai orang-orang pergerakan yang malang-melintang dalam dunia politik dan sosial kemasyarakatan,’’ ujarnya. Warjio menguatkan argumentasi itu pada figur Hasbullah yang menjadi anggota DPRD Sumut selama beberapa periode dan sosok Azidin yang pernah menjadi anggota DPR RI. ‘’Keduanya cukup berpengalaman,’’ katanya. (ari)