MEDAN- Terkait tudingan tidak profesionalnya petugas medis rumah bersalin Martua Sudarlis hingga mengakibatkan bayi Lenny Br Silitonga (35) warga Jalan Pelikan 7 P.Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deliserdang, meninggal pasca persalinan, ditanggapi Dinas Kesehatan Deliserdang.
Kepala Dinas Kesehatan Deliserdang dr Masdulhaq SpOG langsung menurunkan dua anggotanya ke rumah bersalin tersebut untuk memeriksa kasus tersebut. Hanya saja dirinya belum bisa menyimpulkan hasilnya.
“Anggota saya sudah turun kesana, tapi belum melaporkan hasilnya. Mungkin dalam waktu dekat akan kita kabari. Seandainya terbukti ada yang dilanggar akan kita tindak tegas,” sebut Masdulhaq saat dikonfirmasi, Senin (15/10).
Sementara itu Bidan Lisnur saat dikonfirmasi mengaku apa yang dilakukan mereka sudah sesuai SOP. “Kita tidak salah. Soalnya, pasien segera kita rujuk ke rumah sakit. Kecuali, setelah keluar tali pusat, tiga jam kemudian baru kita rujuk. Ini segera kita rujuk,” sebutnya seraya mengaku, anaknya, Bidan Novalina itu memang sudah memiliki izin praktik sebagai bidan di kliniknya.
Ditambahkannya, pasien Leny datang sekitar pukul 12.15 WIB. Ketika itu, pasien baru bukaan dua, jadi masih harus menunggu. “Karena pasien datang dengan pecah ketuban, anak saya (Nova-red) memberikan infus. Ketika itu, selang infus yang digunakan untuk anak-anak, karena yang dewasa habis. Itu tidak masalah, karena cairannya infusnya tetap keluar,” jelas Lisnur.
Kemudian, lanjutnya, pasien diperiksa beberapa kali. Namun, kondisinya belum menunjukkan untuk segera partus. Hingga akhirnya sudah keluar tali pusat.
Seperti diberitakan sebelumnya, setelah belasan tahun mendambakan bayi laki –laki, Lenny warga Jalan Pelikan 7 Perumnas Mandala Medan harus menerima kenyataan pahit. Anak laki-laki pertamanya itu meninggal dunia setelah gagal dalam proses persalinan. Keluarga Lenny menilai bidan yang menangani persalinan tidak professional. (uma)