25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Senin, 10.000 Angkutan Kumpul di Amplas-Pinangbaris

Ancaman Stop Beroperasi Organda Medan

MEDAN-DPC Organda Kota Medan menilai rencana aksi stop operasi angkutan di Kota Medan tak mendapatkan tanggapan serius dari Pemko Medan. Buktinya, Pemko Medan tak juga melakukan penertiban pool bus liar dan angkutan plat hitam yang beroperasi di kawasan Jalan SM Raja, Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Jamin Ginting dan kawasan lainnya.

“Semakin banyak dan tetap beroperasi seperti terus dilakukan pembiar tanpa ada tindakan yang tegas dari Dishub Kota Medan,”  kata MG Munthe, Ketua DPC Organda Medan, Kamis (18/10).

MG mengatakan, aksi penertiban selama ini dinilai sia-sia karena pengusaha angkutan liar tidak menghiraukan Dishub Kota Medan, Satlantas Polresta Medan, Satpol PP dan TNI yang melakukan penertiban.

“Sepertinya ada pembiaran. Lihat saja angkutan plat hitam terus beroperasi, “ujarnya.

Makanya, katanya, Organda Medan siap menyetop operasi 10.000 armada Senin (22/10) lusa hingga tuntutan terpenuhi.
“Semua sudah dimusyawarahkan secara matang, stop operasi akan tetap berlangsung, “cetusnya.

Kordirnator aksi, Israel Situmeang mengatakan persiapan aksi stop operasi sudah dilakukan dengan memberikan sosialisasi kepada seluruh angkutan kota, Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP). Sosialisasi dilakukan di Terminal Terpadu Amplas dan Terminal Terpadu Pinang Baris.

Saat ditanya titik kumpul, Israel mengatakan titik kumpul aksi stop operasi di Terminal Terpadu Amplas dan Terminal Terpadu Pinang Baris Medan, namun untuk titik tujuan aksi itu akan kembali dibicarakan lagi didalam forum stop operasi.”Titik kumpul didua terminal terpadu milik Pemko Medan ini, untuk titik tujuan aksi masih terus dibicarakan belum ada ditetapkan, “sebutnya.

Kadishub Kota Medan, Renward Parapat saat dikonfirmasi mengatakan jangan sampai terjadi stop operasi, karena akan merugikan masyarakat yang masih menggunakan transportasi ini. Menurutnya, untuk penertiban pool bus liar dan angkutan plat hitam masih terus dilakukan penertibannya.
Untuk tuntutan Organda sudah ditanggapi seperti revisi trayek angkot di Kota Medan akan dibicarakan dan dirapatkan Dishub Provsu. Kemudian, Trans Medan itu sudah kebijakan Pemko Medan untuk Trans Medan sebagai Transportasi Kota Metropolitan di Kota Medan, transportasi ini tidak dimonopoli oleh Pemko Medan akan dilakukan Korsosium dengan pihak terkait termasuk Organda Kota Medan.

Warga Kota Medan mengharapkan agar sopir angkutan kota (angkot) tidak melakukan aksi mogok Senin (22/10) depan. Pasalnya, akan menyulitkan warga yang ingin pergi beraktifitas.

“Kalau angkot melakukan aksi mogok kami ke sekolah naik apa. Kalau naik becak ongkos mahal. Terus uang jajan kami pas-pasan diberi orangtua,” kata Zulkarnaen, siswa SMA Eria.

Hal senada juga diungkapkan siswa SMA Al-Washliyah Medan, Sri Wahyuni. Dia mengatakan, angkutan kota merupakan transportasi pelajar.
“Kalau mogok para pelajar bisa tak sekolah,” katanya.

Rani, seorang karyawan menyebutkan, sopir angkot hendaknya tetap beroperasi. Begitu juga Wendri, pekerja meubel di Jalan Pertahanan Patumbak menyebutkan, kalau angkot mogok mereka akan sulit pergi ke tempat kerja. (gus/omi)

Ancaman Stop Beroperasi Organda Medan

MEDAN-DPC Organda Kota Medan menilai rencana aksi stop operasi angkutan di Kota Medan tak mendapatkan tanggapan serius dari Pemko Medan. Buktinya, Pemko Medan tak juga melakukan penertiban pool bus liar dan angkutan plat hitam yang beroperasi di kawasan Jalan SM Raja, Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Jamin Ginting dan kawasan lainnya.

“Semakin banyak dan tetap beroperasi seperti terus dilakukan pembiar tanpa ada tindakan yang tegas dari Dishub Kota Medan,”  kata MG Munthe, Ketua DPC Organda Medan, Kamis (18/10).

MG mengatakan, aksi penertiban selama ini dinilai sia-sia karena pengusaha angkutan liar tidak menghiraukan Dishub Kota Medan, Satlantas Polresta Medan, Satpol PP dan TNI yang melakukan penertiban.

“Sepertinya ada pembiaran. Lihat saja angkutan plat hitam terus beroperasi, “ujarnya.

Makanya, katanya, Organda Medan siap menyetop operasi 10.000 armada Senin (22/10) lusa hingga tuntutan terpenuhi.
“Semua sudah dimusyawarahkan secara matang, stop operasi akan tetap berlangsung, “cetusnya.

Kordirnator aksi, Israel Situmeang mengatakan persiapan aksi stop operasi sudah dilakukan dengan memberikan sosialisasi kepada seluruh angkutan kota, Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP). Sosialisasi dilakukan di Terminal Terpadu Amplas dan Terminal Terpadu Pinang Baris.

Saat ditanya titik kumpul, Israel mengatakan titik kumpul aksi stop operasi di Terminal Terpadu Amplas dan Terminal Terpadu Pinang Baris Medan, namun untuk titik tujuan aksi itu akan kembali dibicarakan lagi didalam forum stop operasi.”Titik kumpul didua terminal terpadu milik Pemko Medan ini, untuk titik tujuan aksi masih terus dibicarakan belum ada ditetapkan, “sebutnya.

Kadishub Kota Medan, Renward Parapat saat dikonfirmasi mengatakan jangan sampai terjadi stop operasi, karena akan merugikan masyarakat yang masih menggunakan transportasi ini. Menurutnya, untuk penertiban pool bus liar dan angkutan plat hitam masih terus dilakukan penertibannya.
Untuk tuntutan Organda sudah ditanggapi seperti revisi trayek angkot di Kota Medan akan dibicarakan dan dirapatkan Dishub Provsu. Kemudian, Trans Medan itu sudah kebijakan Pemko Medan untuk Trans Medan sebagai Transportasi Kota Metropolitan di Kota Medan, transportasi ini tidak dimonopoli oleh Pemko Medan akan dilakukan Korsosium dengan pihak terkait termasuk Organda Kota Medan.

Warga Kota Medan mengharapkan agar sopir angkutan kota (angkot) tidak melakukan aksi mogok Senin (22/10) depan. Pasalnya, akan menyulitkan warga yang ingin pergi beraktifitas.

“Kalau angkot melakukan aksi mogok kami ke sekolah naik apa. Kalau naik becak ongkos mahal. Terus uang jajan kami pas-pasan diberi orangtua,” kata Zulkarnaen, siswa SMA Eria.

Hal senada juga diungkapkan siswa SMA Al-Washliyah Medan, Sri Wahyuni. Dia mengatakan, angkutan kota merupakan transportasi pelajar.
“Kalau mogok para pelajar bisa tak sekolah,” katanya.

Rani, seorang karyawan menyebutkan, sopir angkot hendaknya tetap beroperasi. Begitu juga Wendri, pekerja meubel di Jalan Pertahanan Patumbak menyebutkan, kalau angkot mogok mereka akan sulit pergi ke tempat kerja. (gus/omi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/