PENYANDERAAN 20 Anak Buah Kapal (ABK) MV Sinar Kudus oleh bajak laut Somalia membuat geram Duta Besar Somalia untuk RI, Mohamud Olow Barow.
Uniknya, alih-alih menemui Presiden, Mohamud Olow justru berkeluh kesah kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie terkait penyanderaan tersebut. Dalam pertemuan tertutup, Olow memberikan lampu hijau jika militer Indonesia hendak melakukan intervensi ke wilayahnya demi pembebasan MV Sinar Kudus dari perompak.
“Somalia meminta pemerintah tegas dan aksi militer mereka siap bahu membahu,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar Bidang Hubungan Internasional Happy Bone Zulkarnaen ketika memberikan pernyataan kepada media di Wisma Bakrie I, Selasa (12/4) kemarin.
Happy mengatakan, awalnya pertemuan itu sebatas membahas aksi perompak Somalia. Namun, menanggapi penyanderaan 20 awak kapal MV Sinar Kudus, Mohamud menegaskan bahwa pemerintahnya siap membuka pintu bila militer Indonesia masuk ke baik dengan jalur laut maupun udara. “Mereka juga bersedia membantu jika Indonesia butuh kerjasama atau bantuan militer,” kata dia.
Salah satunya intervensi serupa adalah ketika militer India, Korea Selatan dan Malaysia melakukan penyergapan kepada pembajak di wilayah Somalia. Menurut Mohamoud negara-negara tersebut menempuh aksi militer demi membebaskan sandera warganegaranya masing-masing dari pembajak. Somalia menyarankan pemerintah RI tidak kompromi dengan permintaan pembajak. “Jadi tebusan yang diminta pembajak, jangan dibayar tapi jadi tanggung jawab perusahaan PT Samudera Indonesia. Sebab pemerintah sudah turun tangan,” ujar Happy Bone mengutip Mohamud.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Michael Tene mengatakan, pemerintah masih membuka komunikasi dengan pemerintah Somalia. Salah satunya melalui KBRI Addis Ababa, Ethiopia yang merangkap hubungan diplomatik RI-Somalia. (zul/jpnn)