Laga Inter Milan versus Partizan Belgrade di Stadion Giuseppe Meazza mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian karena adanya potensi rusuh dari para ultras tim tamu. Pasalnya, saat kedua tim pertama kali bertemu di Genoa pada 12 Oktober 1990/1991 silam, laga berakhir bentrok. Saat itu ultras Red Star Belgrade, Ivan Bogdanov membuat rusuh di dalam stadion.
Pihak Kepolisian Kota Milan memperkirakan ada sekira 4 ribu pendukung Partizan yang akan berduyun-duyun menyaksikan langsung pertandingan ini. Mereka merupakan pendukung normal yang memiliki tiket dan dianggap tidak berbahaya.
Namun, kehadiran sekitar 300 pendukung tanpa tiket yang diprediksi tetap nekat datang dari Beograd, ibukota Serbia ke Milan menjadi sumber kekhawatiran pihak berwenang. Mereka inilah yang berpotensi membuat kerusuhan.
Lucunya, seperti dikutip dari La Gazzetta dello Sport ratusan pendukung tanpa tiket bukannya berniat bentrok dengan Interisti melainkan dengan sesama suporter Partizan.
Meski sama-sama mendukung Partizan, tapi kelompok-kelompok suporter ini tidak akur dan kerap bentrok. Yang mempersatukan mereka bukan kecintaan kepada klub tapi rasa ultra-nasionalisme yang kental di mana banyak di antara mereka merupakan para veteran perang.
“Kami tahu pertandingan ini punya potensi berbahaya. Bersama kolega kami dari bidang hukum yang lain telah menyiapkan kewaspadaan. Kami juga sudah meminta bantuan pada Kepolisian Roma,” kata pejabat tinggi Kepolisian Milan Pietro Ostuni.
“Kami terus melakukan kontak dengan kepolisan Serbia dan mereka sudah mahir mengenai fans sepak bola. Kami akan memonitor area di seluruh kota yang bisa dalam bahaya sebelum laga, dan kami tidak akan memberi toleransi terhadap aksi kekerasan dalam bentuk apapun,” pungkas Ostuni.(bbs/jpnn)