Istri Siap Jual Rumah
MEDAN- Keberadaan M Thaib Istova yang membawa kabur uang kurban sebesar Rp68,4 juta yang terkumpul melalui Badan Kenaziran Masjid (BKM) Mushalla Al-Karim, belum diketahui.
Ketidakjelasan itu berujung ancaman warga hendak melaporkannya ke Polsekta Medan Kota. Namun sang istri, Novi, mengaku siap menjual rumah mereka untuk mengganti uang tersebut.
Koordinator Panitia Kurban, Zulkifli mengatakan, sejak Jumat (26/10) hingga kini, Sabtu (27/10) kediaman M Thaib Istova di Jalan Brigjen Katamso Gang Intan No.8 C terlihat sunyi. Istri Istova, Novi hanya mengurung diri di rumahnya karena tak sanggup menanggung malu.
Bahkan, dari penuturan istrinya, rumah yang mereka tempati akan dijual karena terlilit hutang. Termasuk rumah tersebut dijual untuk membayarkan ganti rugi dana kurban milik warga.
“Mungkin karena malu. Makanya dia nggak berani keluar. Saya dengar dari istrinya, Istova terlilit utang. Rumah yang mereka diami mau digadaikan. Dari kejadian itulah kami baru tahu ternyata mereka banyak masalah,” ungkapnya.
Untuk sementara waktu warga sepakat menunggu itikad baik dari keluarga untuk menggantinya. Namun bila tak ada juga itikad baik warga akan melaporkan ke Polsekta Medan Kota. “Selama ini Istova dan keluarganya tak pernah berperilaku buruk di kampung. Apalagi istrinya sudah lama tinggal di sini. Istilahnya sekarang ini kami terkecoh dengan penampilannya. Meyakinkan lah pokoknya. Rupanya dia banyak utang dan membuat malu kampung ini,” tukas Zulkifli.
Saat disinggung apakah warga akan menerima kehadiran Istova, bila dana kurban dikembalikan Istova dan keluarganya. Zulkifli menyebutkan, kejadian itu menimbulkan aib bagi keluarganya. “Saya pastikan mereka akan pindah. Hukuman sosial itu ada. Apalagi sampai membuat orang sekampung saki hati,” tukasnya.
Pantauan Sumut Pos, Sabtu (27/10), rumah Istova yang dilapis cat kuning terlihat lengang. Upaya memanggil isi rumah tak membuahkan hasil. “Mungkin malu, jadi tak mau keluar. Kami baru saja membicarakan soal ganti rugi uang kurban dengan istrinya,” ujar tetangganya. Akan tetapi, kekecewaan warga sedikit terobati dengan kedatangan hewan kurban pengganti yang diberikan Bupati Serdang Bedagai HT Erry Nuradi. Erry menyerahkan secara langsung hewan kurban itu kepada perwakilan warga. “Kami mendengar ada peristiwa tak enak. Jadi saya mewakili warga Sergai memberikan seekor lembu sebagai mengganti kekecewaan warga. ‘’Saya berharap kejadian seperti ini tak terulang lagi,” tukasnya.
Berdasarkan pantauan, warga terlihat sangat antusias dengan penyembelihan hewan kurban tersebut. Anggota kenaziran Musollah Al-Karim, Ismail Hasibuan mengatakan, pihak kenaziran mengaku tak lagi menyalurkan jatah daging kurban sebanyak 239 bungkus, seperti yang direncanakan semula. “Warga sempat kecewa karena kurban gagal. Tapi kekecewaan sedikit berkurang karena sudah bantuan pak Erry Nuradi,” katanya.
Kanit Reskrim Polsekta Medan Kota, Iptu Gunawan mengatakan, kasus penipuan tersebut belum ada dilaporkan. Dia mengatakan pihak kepolisian harus punya dasar penangkapan “Kami minta para korban harus melaporkannya ke Polsekta Medan Kota. Kami segera buru pelakunya,” ujar Gunawan di Mapolsekta Medan Kota, kemarin.
Terpisah, Ketua Umum MUI Kota Medan, Prof DR HM Hatta mengaku prihatin dengan kejadian itu. Perbuatan Istova mengecewakan kaum fakir miskin yang seharusnya menikmati daging kurban.
“Perbuatan ini nista sekali. Seumur hidup saya, baru ini mendengar ada kejadian panitia yang melarikan uang kurban. Yang namanya mencuri adalah perbuatan yang dilarang Allah. Betapa banyak fakir miskin yang harusnya menerima bantuan daging harus kecewa,” tukasnya. (far/jon)
Berita sebelumnya: Uang Kurban Rp68Juta Dibawa Lari