ABIDJAN – Rekonsiliasi yang dijanjikan Presiden terpilih Pantai Gading, Alassane Ouattara, sepertinya hanya isapan jempol. Pasca-penangkapan Laurent Gbagbo, incumbent presiden yang ngotot bertahan pasca-pilpres, nyaris tidak ada perubahan signifikan di negara Afrika Barat itu. Ketegangan masih terasa di ibu kota, Abidjan.
Bahkan, militer yang mendukung Ouattara mulai bertindak arogan, Rabu (13/4), mereka menyisir rumah warga untuk memburu para loyalis Gbagbo. Hal itu memicu reaksi internasional, termasuk dari Amnesti Internasional (AI). “Presiden baru (Ouattara) harus menghentikan aksi balas dendam terhadap para pendukung rival politiknya,” seru AI dalam pernyataan tertulisnya.
Lembaga independen bermarkas di London, Inggris menyesalkan tindakan pendukung Ouattara yang membantai dan membunuh loyalis Gbagbo. Dalam wawancara dengan Network Africa stasiun televisi BBC, periset AI Salvator Sagues khawatir tindakan semena-mena kubu Outtara. (ap/afp/bbc/hep/dwi/jpnn)