JAKARTA-Sejumlah parpol yang lolos verifikasi administrasi sudah mulai “mengincar” partai-partai yang gagal. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), contohnya, mengajak seluruh parpol yang satu visi dan satu sejarah untuk bergabung mewujudkan PPP sebagai rumah besar politik umat Islam.
Partai Kebangkitan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) pimpinan Yenny Wahid mengklaim telah menerima permintaan dari lima parpol untuk merger. Tetapi, PKBIB secara khusus mengundang PKNU untuk bergabung karena merasa memiliki basis akar rumput yang sebenarnya sama, yakni komunitas nahdliyyin.
Dari kalangan nasionalis, PDIP juga mempertimbangkan langkah yang sama. Tetapi, sekarang itu belum menjadi prioritas utama. “Kita menunggu proses verifikasi tahap akhir (verifikasi faktual) dulu dari KPU,” kata Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo, kemarin.
Dari 18 parpol yang dinyatakan tidak lolos verifikasi faktual, terdapat sejumlah partai yang secara ideologi dekat dengan PDIP. Di antaranya, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI-Marhaenisme), Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), dan Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBKI).
Partai Demokrat menyatakan terbuka pula untuk melakukan komunikasi politik dengan partai-partai yang gagal verifikasi administrasi. “Bahwa nanti ada partai-partai yang mau bergabung dengan Demokrat, kami terbuka,” ujar Wasekjen DPP PD Saan Mustopa.
Meski demikian, dia menyatakan bahwa sejauh ini belum ada partai yang merapat setelah dinyatakan tidak lolos oleh KPU. “Ya mereka kan masih berproses juga. Prinsipnya, kami terbuka dan siap berkomunikasi dengan siapa saja,” imbuhnya.
Sejak proses verifikasi berjalan, baru Partai Barnas yang hampir dipastikan akan merapat ke Demokrat. Partai yang dibidani mantan Sekjen DPP PD Vence Rumangkang itu merupakan salah satu di antara 12 parpol yang dinyatakan gagal dalam verifikasi awal pada September 2012.
Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan) yang juga telah menyatakan bergabung dengan Demokrat jauh-jauh hari sudah memilih tidak mengikuti proses verifikasi. (bay/pri/dyn/c1/agm/jpnn)