26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

SBY Minta PBB Cegah Perang Terbuka

Raja Jordania Kirim Bantuan

AMMAN- Raja Jordania Abdullah II, Sabtu (17/11), memerintahkan pengiriman bantuan kemanusiaan darurat untuk warga Palestina di Jalur Gaza yang menjadi target serangan udara Israel selama empat hari belakangan ini.

“Organisasi Amal Kerajaan Jordania diperintahkan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan darurat untuk rakyat Jalur Gaza yang saat ini menderita dan mengalami kesulitan akibat serangan Israel,” demikian pernyataan resmi Istana Kerajaan Jordania.

SERANGAN ISRAEL: Sebuah roket meledak dekat masjid, menyusul serangan udara Israel terhadap terowongan penyelundupan  Rafah, selatan Jalur Gaza, dekat perbatasan  Mesir Sabtu dini hari, (17/11).//SAID KHATIB/afp photo
SERANGAN ISRAEL: Sebuah roket meledak dekat masjid, menyusul serangan udara Israel terhadap terowongan penyelundupan di Rafah, selatan Jalur Gaza, dekat perbatasan dengan Mesir Sabtu dini hari, (17/11).//SAID KHATIB/afp photo

Selain pengiriman bantuan kemanusiaan, Raja Abdullah II juga memerintahkan dukungan bagi rumah sakit militer Jordania yang saat ini sudah bekerja di Jalur Gaza.

“Langkah-langkah itu terutama untuk memberikan bantuan medis bagi anak-anak warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel,” masih pernyataan resmi istana.

Sejak Rabu (14/11), Angkatan Udara Israel sudah ratusan kali menyerang setiap kota di kawasan kantong Palestina berpenduduk padat itu. Israel ingin menghancurkan fasilitas peluncuran roket milik Hamas.
Pada Jumat (16/11), kepada Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, lewat sambungan telepon, Raja Abdullah mengatakan, kekhawatirannya terhadap stabilitas kawasan karena serangan Israel ke Jalur Gaza ini.
Komisioner Tinggi HAM PBB Navi Pillay, Jumat (16/11), di Jenewa, Swiss, mengecam serangan udara Israel di Jalur Gaza dan tembakan roket Hamas ke Israel selatan. Kedua pihak yang bertikai diimbau segera mengakhiri konfrontasi bersenjata yang telah menewaskan banyak warga sipil.

“Dia terkejut atas jatuhnya lagi korban tewas dari kalangan warga sipil. Dia mendesak kedua belah pihak keluar dari konfrontasi yang kini sudah semakin berbahaya,” kata juru bicara Pillay, Rupert Colville.

Dua roket telah ditembakkan dari arah Jalur Gaza menyasar ke Tel Aviv, Israel, Kamis. Insiden itu tentu saja akan memancing kemarahan baru dari negara Yahudi itu, serta akan mengendurkan lagi upaya damai dan keluar dari perang besar.
Colville mengatakan, lebih dari 20 orang telah tewas dalam beberapa hari ini, termasuk tujuh anak-anak. Tiga warga sipil Israel tewas di rumah mereka dan beberapa anak Palestina juga tewas, termasuk seorang anak balita.

“Komisioner Tinggi HAM PBB telah berulang kali dengan tegas mengutuk penembakan roket secara serampangan dari Jalur Gaza ke Israel selatan. Dia juga sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah serangan roket dan bahwa roket-roket itu kini diarahkan ke kota besar, seperti Tel Aviv,” kata Colville.

“Dia juga sangat prihatin dengan peningkatan tajam serangan udara oleh pasukan Israel di Jalur Gaza yang menyasar ke permukiman padat penduduk dalam dua hari ini,” katanya.

Komisi Tinggi HAM PBB mengimbau semua pihak melindungi warga sipil dari setiap serangan. Colville mengatakan, Israel dan pemerintahan de facto di Gaza berwenang dan memiliki kewajiban untuk melindungi warga sipil di bawah payung hukum internasional.

Menyusul serangan pada hari Kamis, militan Hamas kembali menembakkan satu roket ke Tel Aviv, Jumat sore. Satu ledakan keras mengguncang kota.

Ragam Tanggapan

Pertikaian terbaru di Jalur Gaza ini menimbulkan beragam reaksi dari komunitas internasional. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) khawatir rangkaian serangan udara Israel ke kawasan Nazila, Palestina, akan kembali memicu perang terbuka seperti yang terjadi di penghujung tahun 2008 sampai awal 2009. Dalam pertempuran itu, penduduk sipil –yang oleh SBY disebut ’’the innocent people’’– justru menjadi korban terbesar.
’’Kita masih ingat tahun 2008-2009. Konflik itu hanya berlangsung selama tiga minggu dan satu hari. Tapi, korban yang meninggal ribuan, yang terluka ribuan, rumah dan gedung yang hancur ribuan. Dan, hampir semua adalah penduduk sipil,’’ kata SBY di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, kemarin (17/11).

SBY berharap Dewan Keamanan PBB bersama negara-negara di kawasan Timur Tengah mendorong Israel untuk menghentikan semua aksi militer. Terutama serangan udara yang masih terus berlangsung. ’’Setelah itu kedua belah pihak harus mencegah aksi-aksi baru yang bisa memunculkan konflik, apalagi peperangan yang luas,’’ tegasnya.

Dia menambahkan semua pemimpin negara memiliki tanggung jawab moral untuk tidak membiarkan penduduk sipil kembali menjadi korban. ’’Itulah seruan saya, seruan Indonesia kepada pihak-pihak yang sekarang berhadapan dengan tetap kami dukung penuh kemerdekaan Palestina dan juga seruan serta harapan kepada DK PBB,’’ kata SBY.

Presiden kembali menegaskan posisi Indonesia dalam menyikapi konflik Israel –Palestina. Sikap Indonesia, kata SBY, adalah mendukung kemerdekan Bangsa Palestina dengan konsep two state solution. ’’Sekarang baru one state, yaitu Israel. Kita berharap menjadi two state yaitu Israel dan Palestina. Kalau itu bisa terwujud Insyaalah apa yang terus terjadi (konflik, red) bisa dicegah atau diakhiri,’’ kata SBY.

Satu delegasi Tunisia yang dipimpin Menteri Luar Negeri Rafik Abdessalem mengunjungi Gaza, Sabtu ini. Mereka memberikan dukungan kepada Hamas dan mengharapkan tekanan Arab terhadap Israel. Pada Jumat (16/11), PM Mesir Hisham Kandil mengunjungi Gaza untuk menunjukkan dukungan bagi rakyat Palestina.

Kairo sejak Sabtu pekan lalu, saat pertama kali terjadi serangan kelompok militan Hamas terhadap jip Israel sehingga melukai empat tentara, telah mendorong gencatan senjata, tetapi gagal.
Kanselir Jerman Angela Merkel sangat khawatir dengan eskalasi kekerasan di Gaza. Dia meminta Hamas segera menghentikan penembakan roket ke Israel. Hamas dianggap bertanggung jawab atas kekerasan terbaru ini.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan, Israel berhak melindungi rakyatnya dari serangan roket, tetapi harus dilakukan secara proporsional. Sementara itu, ribuan orang demonstrasi di seantero Timur Tengah untuk memprotes aksi militer Israel ke Gaza. (bbs/jpnn)

Raja Jordania Kirim Bantuan

AMMAN- Raja Jordania Abdullah II, Sabtu (17/11), memerintahkan pengiriman bantuan kemanusiaan darurat untuk warga Palestina di Jalur Gaza yang menjadi target serangan udara Israel selama empat hari belakangan ini.

“Organisasi Amal Kerajaan Jordania diperintahkan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan darurat untuk rakyat Jalur Gaza yang saat ini menderita dan mengalami kesulitan akibat serangan Israel,” demikian pernyataan resmi Istana Kerajaan Jordania.

SERANGAN ISRAEL: Sebuah roket meledak dekat masjid, menyusul serangan udara Israel terhadap terowongan penyelundupan  Rafah, selatan Jalur Gaza, dekat perbatasan  Mesir Sabtu dini hari, (17/11).//SAID KHATIB/afp photo
SERANGAN ISRAEL: Sebuah roket meledak dekat masjid, menyusul serangan udara Israel terhadap terowongan penyelundupan di Rafah, selatan Jalur Gaza, dekat perbatasan dengan Mesir Sabtu dini hari, (17/11).//SAID KHATIB/afp photo

Selain pengiriman bantuan kemanusiaan, Raja Abdullah II juga memerintahkan dukungan bagi rumah sakit militer Jordania yang saat ini sudah bekerja di Jalur Gaza.

“Langkah-langkah itu terutama untuk memberikan bantuan medis bagi anak-anak warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel,” masih pernyataan resmi istana.

Sejak Rabu (14/11), Angkatan Udara Israel sudah ratusan kali menyerang setiap kota di kawasan kantong Palestina berpenduduk padat itu. Israel ingin menghancurkan fasilitas peluncuran roket milik Hamas.
Pada Jumat (16/11), kepada Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, lewat sambungan telepon, Raja Abdullah mengatakan, kekhawatirannya terhadap stabilitas kawasan karena serangan Israel ke Jalur Gaza ini.
Komisioner Tinggi HAM PBB Navi Pillay, Jumat (16/11), di Jenewa, Swiss, mengecam serangan udara Israel di Jalur Gaza dan tembakan roket Hamas ke Israel selatan. Kedua pihak yang bertikai diimbau segera mengakhiri konfrontasi bersenjata yang telah menewaskan banyak warga sipil.

“Dia terkejut atas jatuhnya lagi korban tewas dari kalangan warga sipil. Dia mendesak kedua belah pihak keluar dari konfrontasi yang kini sudah semakin berbahaya,” kata juru bicara Pillay, Rupert Colville.

Dua roket telah ditembakkan dari arah Jalur Gaza menyasar ke Tel Aviv, Israel, Kamis. Insiden itu tentu saja akan memancing kemarahan baru dari negara Yahudi itu, serta akan mengendurkan lagi upaya damai dan keluar dari perang besar.
Colville mengatakan, lebih dari 20 orang telah tewas dalam beberapa hari ini, termasuk tujuh anak-anak. Tiga warga sipil Israel tewas di rumah mereka dan beberapa anak Palestina juga tewas, termasuk seorang anak balita.

“Komisioner Tinggi HAM PBB telah berulang kali dengan tegas mengutuk penembakan roket secara serampangan dari Jalur Gaza ke Israel selatan. Dia juga sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah serangan roket dan bahwa roket-roket itu kini diarahkan ke kota besar, seperti Tel Aviv,” kata Colville.

“Dia juga sangat prihatin dengan peningkatan tajam serangan udara oleh pasukan Israel di Jalur Gaza yang menyasar ke permukiman padat penduduk dalam dua hari ini,” katanya.

Komisi Tinggi HAM PBB mengimbau semua pihak melindungi warga sipil dari setiap serangan. Colville mengatakan, Israel dan pemerintahan de facto di Gaza berwenang dan memiliki kewajiban untuk melindungi warga sipil di bawah payung hukum internasional.

Menyusul serangan pada hari Kamis, militan Hamas kembali menembakkan satu roket ke Tel Aviv, Jumat sore. Satu ledakan keras mengguncang kota.

Ragam Tanggapan

Pertikaian terbaru di Jalur Gaza ini menimbulkan beragam reaksi dari komunitas internasional. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) khawatir rangkaian serangan udara Israel ke kawasan Nazila, Palestina, akan kembali memicu perang terbuka seperti yang terjadi di penghujung tahun 2008 sampai awal 2009. Dalam pertempuran itu, penduduk sipil –yang oleh SBY disebut ’’the innocent people’’– justru menjadi korban terbesar.
’’Kita masih ingat tahun 2008-2009. Konflik itu hanya berlangsung selama tiga minggu dan satu hari. Tapi, korban yang meninggal ribuan, yang terluka ribuan, rumah dan gedung yang hancur ribuan. Dan, hampir semua adalah penduduk sipil,’’ kata SBY di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, kemarin (17/11).

SBY berharap Dewan Keamanan PBB bersama negara-negara di kawasan Timur Tengah mendorong Israel untuk menghentikan semua aksi militer. Terutama serangan udara yang masih terus berlangsung. ’’Setelah itu kedua belah pihak harus mencegah aksi-aksi baru yang bisa memunculkan konflik, apalagi peperangan yang luas,’’ tegasnya.

Dia menambahkan semua pemimpin negara memiliki tanggung jawab moral untuk tidak membiarkan penduduk sipil kembali menjadi korban. ’’Itulah seruan saya, seruan Indonesia kepada pihak-pihak yang sekarang berhadapan dengan tetap kami dukung penuh kemerdekaan Palestina dan juga seruan serta harapan kepada DK PBB,’’ kata SBY.

Presiden kembali menegaskan posisi Indonesia dalam menyikapi konflik Israel –Palestina. Sikap Indonesia, kata SBY, adalah mendukung kemerdekan Bangsa Palestina dengan konsep two state solution. ’’Sekarang baru one state, yaitu Israel. Kita berharap menjadi two state yaitu Israel dan Palestina. Kalau itu bisa terwujud Insyaalah apa yang terus terjadi (konflik, red) bisa dicegah atau diakhiri,’’ kata SBY.

Satu delegasi Tunisia yang dipimpin Menteri Luar Negeri Rafik Abdessalem mengunjungi Gaza, Sabtu ini. Mereka memberikan dukungan kepada Hamas dan mengharapkan tekanan Arab terhadap Israel. Pada Jumat (16/11), PM Mesir Hisham Kandil mengunjungi Gaza untuk menunjukkan dukungan bagi rakyat Palestina.

Kairo sejak Sabtu pekan lalu, saat pertama kali terjadi serangan kelompok militan Hamas terhadap jip Israel sehingga melukai empat tentara, telah mendorong gencatan senjata, tetapi gagal.
Kanselir Jerman Angela Merkel sangat khawatir dengan eskalasi kekerasan di Gaza. Dia meminta Hamas segera menghentikan penembakan roket ke Israel. Hamas dianggap bertanggung jawab atas kekerasan terbaru ini.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan, Israel berhak melindungi rakyatnya dari serangan roket, tetapi harus dilakukan secara proporsional. Sementara itu, ribuan orang demonstrasi di seantero Timur Tengah untuk memprotes aksi militer Israel ke Gaza. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/