26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Petani Tembakau di Pakpak Bharat Kurang Modal

PAKPAK BHARAT-Sejumlah petani tembakau di Kabupatern Pakpak Bharat terancam gulung tikar. Mereka mengaku kekurangan modal untuk mengembangkan tanaman tembakaunaya.

Seperti yang dialami Sarwadi dan Salim Tinendung di Dusun Pongkolan, Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan. Karena kekurangan modal untuk merawat tanaman tembakau, kini mereka terpaksa mengurangi aktivitasnya. Sekarang kebun tembakau yang mereka kelola hanya tinggal 2-3 rante.

“Kami selalu terbentur dana untuk mengolah lahan, belum lagi mengatasi masalah pupuk kompos, pestisida yang harus rutin dirawat serta biaya untuk  pembuatan bangsal untuk penjemuran daun tembakau serta biaya pengangkutan hasil panen, sehingga kami sangat butuh bantuan berupa penambahan modal, kekurangan modal merupakan kendala utama bagi para petani tembakau disini,” keluh Sarwedi dan Salim kepada Sumut Pos Minggu (18/11) di Dusun Pongkolan.

Kebun yang kini hanya tinggal 3 rante itu, petani dapat menghasilkan sekitar 250 Kg tembakau, dengan harga jual sekitar Rp20.000/Kg. Omzet penjualan sekitar Rp5 juta sekali panen. Dalam  setahun kebun tembakau dapat penanaman tiga atau empat kali panen. (mag-14)

PAKPAK BHARAT-Sejumlah petani tembakau di Kabupatern Pakpak Bharat terancam gulung tikar. Mereka mengaku kekurangan modal untuk mengembangkan tanaman tembakaunaya.

Seperti yang dialami Sarwadi dan Salim Tinendung di Dusun Pongkolan, Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan. Karena kekurangan modal untuk merawat tanaman tembakau, kini mereka terpaksa mengurangi aktivitasnya. Sekarang kebun tembakau yang mereka kelola hanya tinggal 2-3 rante.

“Kami selalu terbentur dana untuk mengolah lahan, belum lagi mengatasi masalah pupuk kompos, pestisida yang harus rutin dirawat serta biaya untuk  pembuatan bangsal untuk penjemuran daun tembakau serta biaya pengangkutan hasil panen, sehingga kami sangat butuh bantuan berupa penambahan modal, kekurangan modal merupakan kendala utama bagi para petani tembakau disini,” keluh Sarwedi dan Salim kepada Sumut Pos Minggu (18/11) di Dusun Pongkolan.

Kebun yang kini hanya tinggal 3 rante itu, petani dapat menghasilkan sekitar 250 Kg tembakau, dengan harga jual sekitar Rp20.000/Kg. Omzet penjualan sekitar Rp5 juta sekali panen. Dalam  setahun kebun tembakau dapat penanaman tiga atau empat kali panen. (mag-14)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/