MEDAN- Patah tumbuh hilang berganti layak dialamatkan kepada pasangan calon Gatot Pujo Nugroho dan HT Erry Nuradi yang dikenal dengan jargon ‘Ganteng’ atau ‘GPN-Paten’. Pasangan yang sempat ‘ditinggalkan’ satu partai pendukungnya saat mendaftar ke KPUD, Kamis (15/11), kembali mendulang dukungan dari Partai Persatuan Nasional (PPN).
Dukungan PPN Sumut itu dikemukakan oleh Ketua PPN Sumut, Edison Sianturi seusai proses verifikasi faktual yang dilakukan KPU Sumut, Senin (19/11), di kantor parpol yang berpotensi menjadi peserta Pemilu 2014 tersebut.
“PPN Sumut menjadi parpol terakhir yang mendukung KPU Sumut pada 16 November. Dukungan diberikan kepada pasangan Gatot-Erry Nuradi,” ungkap Ketua PPN Sumut, Edison Sianturi yang didampingi sejumlah fungsionaris PPN Sumut. Dia mengakui dukungan PPN Sumut yang cukup lama itu disebabkan alotnya pembahasan di internal PPN Sumut. “Keputusannya lama karena ada pembahasan alot dalam memutuskan cagubsu/cawagubsu yang memiliki visi dan misi. Kami berharap pasangan itu sebagai pasangan yang benar-benar diharapkan masyarakat,” tukasnya. Pemilihan dukungan kepada pasangan GPN-Erry Nuradi, dititikberatkan pada kearifan Gatot selama menjadi Plt Gubsu dan prestasi Erry Nuradi yang mampu menjadi Bupati Serdangbedagai (Sergai) selama dua periode.
Secara terpisah, saat menerima hasil pemeriksaan kesehatan lima paslon Gubsu-Wagubsu dari Tim Pemeriksa Kesehatan Cagubsu dan Cawagubsu, Ketua KPUD Sumut, Irham Buana Nasution, sempat menyinggung keberadaan enam parpol yang memiliki dualisme kepengurusan.
Dikatakan Irham, KPUD Sumut akan mengkonfirmasi keberadaan kepengurusan enam parpol itu ke pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) masing-masing parpol. Selanjutnya, pihaknya akan mengkonfirmasi pihak Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkum-HAM) RI, terkait kepengurusan partai yang tercatat di Kemenkum-HAM.
“Kami klarifikasi ke DPP partai yang bersangkutan dan kepada Kemenkumham,” katanya. Wakil Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Bintang Reformasi (PBR) Sumut, yang juga anggota DPRD Sumut, Abu Bokar Tambak menyatakan kepengurusan yang sah dan diakui adalah yang tercatat di Kemenkumham.
Dari Jakarta, Partai Damai Sejahtera (PDS) ‘pecah’ dalam memberikan dukungan terhadap calon gubernur Sumatera Utara. Sebagian pihak menyatakan berkoalisi dengan PDI Perjuangan, sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDS, Sahat Sinaga, menyatakan tetap mendukung RE Nainggolan, sebagaimana partai ini menyatakan sedari awal.
“Beberapa kawan memilih untuk berpolitik pragmatis. Tapi saya sebagaimana sedari awal menyatakan, tetap akan mendukung RE Nainggolan secara maksimal. Karena beliau merupakan figur yang paling tepat untuk memimpin Sumut lima tahun ke depan,” katanya secara khusus kepada koran ini di Jakarta, Minggu (18/11).
Sahat berjanji akan ikut menjelaskan pada ‘Sahabat RE’ bagaimana sebenarnya proses penetapan cagub terjadi. Mengapa mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut yang beberapa bulan terakhir disebut-sebut jagoan utama dari PDIP, sampai terjungkal dari bursa pencalonan PDIP. “Jadi ada pihak-pihak yang sebenarnya salah kalkulasi, nama RE di kunci hingga saat akhir pendaftaran. Ini semata-mata agar RE tidak punya pilihan. Namun buktinya, kita bersyukur RE tetap dicalonkan partai lain walau hanya ditempatkan sebagai calon wakil. Saya pikir sepertinya ada yang mengulang kesalahan sama seperti lima tahun lalu,” katanya.
Saat ditanya kemana dukungan resmi partai? Sahat hanya menyatakan yang pasti dirinya sebagai Sekjen, belum memberi tandatangan dukungan. “Jadi saya belum tandatangan. Karena saya tidak mau pragmatis. Ini juga pelajaran supaya jangan terbiasa. Dibalik semua ini, kita harus memiliki kesetiaan terhadap apa yang kita yakini,” katanya.
Sahat melihat betapa perlunya arti kesetiaan dibangun. Dimana itu akan membuktikan bahwa pilihan yang ditetapkan murni berdasarkan nurani dan tidak sekedar manuver politik. “Karena kalau bukan kita ya, siapa lagi yang membangunnya,’’ katanya. (ari/gir)