26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Perasaan Pilu saat Taburkan Bunga di Pinggiran Danau Toba

Kebaktian Pemberian Sakramen Kepada 4 Korban Hanyut di Sungai Sibuluan

Ratusan warga dari Desa Simbolon Purba Kecamatan Palipi dan penjuru Samosir berkumpul di pinggiran Danau Toba, Sabtu (17/11) kemarin. Mereka mengikuti kebaktian pemberian sakramen terakhir kepada empat korban yang hanyut tertelan arus Sungai Sibuluan tepatnya di pinggiran Danau Toba itu.

Tetty Naibaho, Samosir

TABUR BUNGA: Pendeta JM Sinaga pimpin acara tabur bunga  lokasi hilangnya 4 korban jiwa  hanyut terbawa arus sungai saat mencari ikan  Sungai Sigulan Simbolon Purba, Palipi.//Tetty Naibaho/sumut pos
TABUR BUNGA: Pendeta JM Sinaga pimpin acara tabur bunga di lokasi hilangnya 4 korban jiwa yang hanyut terbawa arus sungai saat mencari ikan di Sungai Sigulan Simbolon Purba, Palipi.//Tetty Naibaho/sumut pos

Pendeta JM Sinaga memimpin acara ritual yang dihadiri ratusan orang yang berdiri di pinggiran Danau Toba.  Dalam kotbah singkatnya, Pendeta JM Sinaga mengatakan bahwa kematian bisa terjadi kapan dan di mana pun, tidak ada yang mampu menduganya, namun kita harus dapat memaknainya.

“Untuk itu perlu evaluasi diri, karena kematian orang baik dan berdosa sama, contohnya Tuhan Yesus Kristus, mati di kayu salib, jadi kita tidak perlu bertanya-tanya tentang bagaimana cara kematian itu,” katanya singkat.

Seusai acara kebaktian singkat, Pendeta JM Sinaga didampingi para sintua dan tokoh masyarakat melakukan doa bersama sekaligus ritual sakramen terakhir terhadap keempat korban hanyut yakni Makmur Simbolon (54) dan anaknya Nicolas alias Koko Simbolon (10), keponakannya Oscar Malau (11) serta Killer Sagala (12).

Para kerabat korban dengan perasaan pilu menaburkan bunga di pinggir Danau Toba sebagai tanda perpisahan Samiar br Malau (53), istri korban Makmur Simbolon dan Cendawaty Simbolon orang tua Killer Sagala tampak serius memanjatkan doa perpisahan.

Di kediaman Cendawaty Br Simbolon (ibunda Killer) terlihat amat terpukul. “Anak saya Killer sangat beda dengan 7 orang saudaranya, anakku yang satu ini, sangat baik, rajin membantu orangtua dan sangat mengerti dengan keadaan, tidak terlalu banyak permintaan. Saya yakin bahwa anak saya sudah bersama dengan Tuhan” ujar Cendawaty dengan pilu.

Sementara, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir akan memberi bantuan kepada keluarga korban, yang hanyut terbawa arus Sungai Siguluan di Desa Simbolon Purba. Bentuk kepedulian itu sebagai turut prihatin atas musibah yang menimpa keluarga korban.

Demikian dikatakan Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Kabupaten (Setdakab) Samosir Drs Ombang Siboro, MSi kepada wartawan, setelah kesepakatan pencarian korban dihentikan Tim Basarnas.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Samosir, kita menyampaikan bela sungkawa sedalam dalamnya, semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dalam menghadapi kejadian ini. Semoga tetap dalam lindungan yang Maha Kuasa, kita doakan para korban agar diterima di sisiNya,” tukas Ombang.

Kepada keluarga korban Maknur Simbolon yang dikenal gigih dalam memperjuangkan ekonomi keluarga, pihak Pemkab melalui Ombang menghimbau, agar tetap teguh dan berdoa dalam menjalani hidup ke depan yang lebih baik. “Di balik kejadian ini, pasti ada rencana Tuhan yang indah,” imbuh Ombang.

Menurut Ombang, bantuan yang diberikan Pemkab melalui upaya mendatangkan Tim Basarnas dan alat berat selama 4 hari, sudah sangat optimal, dan secepatnya akan memberi bantuan langsung kepada keluarga korban. Sesuai kesepakatan pihak keluarga koban dengan Muspida dan Tim Basarnas,  telah diputuskan menghentikan pencarian, namun apabila pihak keluarga dan masyarakat masih melakukan pencarian, tetap dipersilahkan. (mag-20)

Kebaktian Pemberian Sakramen Kepada 4 Korban Hanyut di Sungai Sibuluan

Ratusan warga dari Desa Simbolon Purba Kecamatan Palipi dan penjuru Samosir berkumpul di pinggiran Danau Toba, Sabtu (17/11) kemarin. Mereka mengikuti kebaktian pemberian sakramen terakhir kepada empat korban yang hanyut tertelan arus Sungai Sibuluan tepatnya di pinggiran Danau Toba itu.

Tetty Naibaho, Samosir

TABUR BUNGA: Pendeta JM Sinaga pimpin acara tabur bunga  lokasi hilangnya 4 korban jiwa  hanyut terbawa arus sungai saat mencari ikan  Sungai Sigulan Simbolon Purba, Palipi.//Tetty Naibaho/sumut pos
TABUR BUNGA: Pendeta JM Sinaga pimpin acara tabur bunga di lokasi hilangnya 4 korban jiwa yang hanyut terbawa arus sungai saat mencari ikan di Sungai Sigulan Simbolon Purba, Palipi.//Tetty Naibaho/sumut pos

Pendeta JM Sinaga memimpin acara ritual yang dihadiri ratusan orang yang berdiri di pinggiran Danau Toba.  Dalam kotbah singkatnya, Pendeta JM Sinaga mengatakan bahwa kematian bisa terjadi kapan dan di mana pun, tidak ada yang mampu menduganya, namun kita harus dapat memaknainya.

“Untuk itu perlu evaluasi diri, karena kematian orang baik dan berdosa sama, contohnya Tuhan Yesus Kristus, mati di kayu salib, jadi kita tidak perlu bertanya-tanya tentang bagaimana cara kematian itu,” katanya singkat.

Seusai acara kebaktian singkat, Pendeta JM Sinaga didampingi para sintua dan tokoh masyarakat melakukan doa bersama sekaligus ritual sakramen terakhir terhadap keempat korban hanyut yakni Makmur Simbolon (54) dan anaknya Nicolas alias Koko Simbolon (10), keponakannya Oscar Malau (11) serta Killer Sagala (12).

Para kerabat korban dengan perasaan pilu menaburkan bunga di pinggir Danau Toba sebagai tanda perpisahan Samiar br Malau (53), istri korban Makmur Simbolon dan Cendawaty Simbolon orang tua Killer Sagala tampak serius memanjatkan doa perpisahan.

Di kediaman Cendawaty Br Simbolon (ibunda Killer) terlihat amat terpukul. “Anak saya Killer sangat beda dengan 7 orang saudaranya, anakku yang satu ini, sangat baik, rajin membantu orangtua dan sangat mengerti dengan keadaan, tidak terlalu banyak permintaan. Saya yakin bahwa anak saya sudah bersama dengan Tuhan” ujar Cendawaty dengan pilu.

Sementara, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir akan memberi bantuan kepada keluarga korban, yang hanyut terbawa arus Sungai Siguluan di Desa Simbolon Purba. Bentuk kepedulian itu sebagai turut prihatin atas musibah yang menimpa keluarga korban.

Demikian dikatakan Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Kabupaten (Setdakab) Samosir Drs Ombang Siboro, MSi kepada wartawan, setelah kesepakatan pencarian korban dihentikan Tim Basarnas.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Samosir, kita menyampaikan bela sungkawa sedalam dalamnya, semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dalam menghadapi kejadian ini. Semoga tetap dalam lindungan yang Maha Kuasa, kita doakan para korban agar diterima di sisiNya,” tukas Ombang.

Kepada keluarga korban Maknur Simbolon yang dikenal gigih dalam memperjuangkan ekonomi keluarga, pihak Pemkab melalui Ombang menghimbau, agar tetap teguh dan berdoa dalam menjalani hidup ke depan yang lebih baik. “Di balik kejadian ini, pasti ada rencana Tuhan yang indah,” imbuh Ombang.

Menurut Ombang, bantuan yang diberikan Pemkab melalui upaya mendatangkan Tim Basarnas dan alat berat selama 4 hari, sudah sangat optimal, dan secepatnya akan memberi bantuan langsung kepada keluarga korban. Sesuai kesepakatan pihak keluarga koban dengan Muspida dan Tim Basarnas,  telah diputuskan menghentikan pencarian, namun apabila pihak keluarga dan masyarakat masih melakukan pencarian, tetap dipersilahkan. (mag-20)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/