32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

2013, Pasar Properti tak Jauh Berubah

Pertumbuhan perekonomian saat ini tengah bergairah dan mengarah lebih baik untuk terus mendorong gairah pasar properti Indonesia. Gairah tersebut terbukti dengan transaksi properti yang terus terjadi sepanjang 2011 hingga 2012, dengan kenaikan harga yang terus mengiringi transaksi tersebut.

President Director Paramount Serpong Tanto Kurniawan di acara The Biggest Real Estate Summit 2012, mengatakan, bahwa pasar properti di 2013 tidak akan banyak berubah. Namun, beberapa hal akan mulai bergeser.

“Kita akan sampai pada satu kesimpulan, bahwa pada 2011 sampai 2012 ini pengembang telah mengeluarkan produk-produk andalannya,” ujar Tanto.
Hal tersebut, lanjut Tanto, karena pada 2012 ini para pengembang telah mengeluarkan produk-produk terbaiknya pada area-area strategis sehingga kelangkaan justru akan terjadi di lokasi strategis tersebut. Dia memperkirakan adanya kekurangan, atau bahkan ketidaktersediaan properti di lokasi-lokasi strategis.

Namun, kata Tanto, walaupun properti sudah tidak lagi tersedia di lokasi strategis, permintaan akan tetap lebih dari persediaan. Selain itu, dia juga yakin, tingkat KPR dan margin yang ditetapkan bank akan tetap terus dilanjutkan.

“Harga properti akan tinggi, tapi kenaikannya tidak setinggi periode sebelumnya. Perkiraannya antara 15 persen hingga 35 persen. Pengembang dengan konsep yang tidak baik, tapi memiliki lokasi yang baik, masih bisa menikmati keuntungan,” ujarnya. “Setidaknya bila dikelola dengan bank, properti akan naik sekitar 25 persen,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan kemungkinan terjadi bubble, terutama jika para pengembang tidak mulai berhati-hati. Menurut Tanto, sebaiknya para pengembang tidak mengeluarkan terlalu banyak produk. Kelebihan pasokan berisiko memberikan citra, bahwa bisnis properti termasuk dalam klasifikasi bisnis over supply.

“Kelebihan pasokan mampu membuat harga properti menjadi stagnan. Pengembang yang tidak siap dengan stagnasi akan menurunkan harga,” kata Tanto. Karena itu, Tanto juga memperkirakan, dalam setahun mendatang para pengembang akan semakin berhati-hati dalam memasok jumlah unit. Hal ini agar harga bisa terus terjaga. (net/jpnn)

Pertumbuhan perekonomian saat ini tengah bergairah dan mengarah lebih baik untuk terus mendorong gairah pasar properti Indonesia. Gairah tersebut terbukti dengan transaksi properti yang terus terjadi sepanjang 2011 hingga 2012, dengan kenaikan harga yang terus mengiringi transaksi tersebut.

President Director Paramount Serpong Tanto Kurniawan di acara The Biggest Real Estate Summit 2012, mengatakan, bahwa pasar properti di 2013 tidak akan banyak berubah. Namun, beberapa hal akan mulai bergeser.

“Kita akan sampai pada satu kesimpulan, bahwa pada 2011 sampai 2012 ini pengembang telah mengeluarkan produk-produk andalannya,” ujar Tanto.
Hal tersebut, lanjut Tanto, karena pada 2012 ini para pengembang telah mengeluarkan produk-produk terbaiknya pada area-area strategis sehingga kelangkaan justru akan terjadi di lokasi strategis tersebut. Dia memperkirakan adanya kekurangan, atau bahkan ketidaktersediaan properti di lokasi-lokasi strategis.

Namun, kata Tanto, walaupun properti sudah tidak lagi tersedia di lokasi strategis, permintaan akan tetap lebih dari persediaan. Selain itu, dia juga yakin, tingkat KPR dan margin yang ditetapkan bank akan tetap terus dilanjutkan.

“Harga properti akan tinggi, tapi kenaikannya tidak setinggi periode sebelumnya. Perkiraannya antara 15 persen hingga 35 persen. Pengembang dengan konsep yang tidak baik, tapi memiliki lokasi yang baik, masih bisa menikmati keuntungan,” ujarnya. “Setidaknya bila dikelola dengan bank, properti akan naik sekitar 25 persen,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan kemungkinan terjadi bubble, terutama jika para pengembang tidak mulai berhati-hati. Menurut Tanto, sebaiknya para pengembang tidak mengeluarkan terlalu banyak produk. Kelebihan pasokan berisiko memberikan citra, bahwa bisnis properti termasuk dalam klasifikasi bisnis over supply.

“Kelebihan pasokan mampu membuat harga properti menjadi stagnan. Pengembang yang tidak siap dengan stagnasi akan menurunkan harga,” kata Tanto. Karena itu, Tanto juga memperkirakan, dalam setahun mendatang para pengembang akan semakin berhati-hati dalam memasok jumlah unit. Hal ini agar harga bisa terus terjaga. (net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/