27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Buku Materi Lokal Terkendala Ilustrator

Proses pembuatan buku berisi materi lokal (Mulok) yang digagas Disdik Sumut besama sejarawan dan praktisi pendidikan beberapa waktu lalu prosesnya masih 50 persen.

Sesuai jadwal, buku ini harusnya sudah dicetak dan disebarkan ke berbagai sekolah di seluruh pelosok Sumut pada April 2011 ini. Apa kendala yang menjadi hambatan? Berikut hasil wawancara wartawan koran ini Rahmat Sazaly dengan Koordinator Mulok sekaligus Sejarawan Unimed Ichwan Azhari, Jum’at (15/4).

Apa faktor yang paling mendasar terkendalanya penyelesaian buku ini?
Ini disebabkan minimnya sumber daya manusia (SDM) dalam bidang ilustrasi, sehingga terkendala pada proses pembuatan buku mulok jenjang sekolah dasar (SD).

Hingga saat ini untuk SDM illustrator cuma tiga orang, sedangkan buku mulok SD membutuhkan banyak gambar.
Kalau hanya buat tulisan muatan lokal itu gampang. Tapi untuk mencocokkan ke kurikulum juga membutuhkan proses editor yang harus diiringi dengan gambar.

Ilustrator dibutuhkan dalam penyelesaian buku mulok jenjang SD, karena hanpir 70 persen dari materinya menggunakan ilustrasi.

50 persen yang sudah selesai tadi mencakup apa saja?
Yang 50 persen itu mencakup tulisan tentang pahlawan, tertib lalulintas, ekosistem Danau Toba, seni rupa, musik dan sekolah sehat.

Dengan kendala ini, kapan target yang paling mungkin untuk menyelesaikan buku-buku ini?
Dengan adanya kendala ini, kita kembali menargetkan akhir April 2011 ini buku tersebut sudah bisa masuk percetakan. Di percetakan, kita juga tak menunggu sampai semua selesai, kita buat berjenjang. Bagian yang sudah siap langsung disebarkan.

Dalam penyelesaian ini, berapa kru yang sudah dimiliki?
Jumlah tim pembuat buku sebanyak 33 orang yang berasal dari USU, Unimed, UMSU, IAIN, USI, Pers, Polda, Ekosistem Danau Toba dan Museum Sumut.

Buku-buku ini nantinya diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan siswa tentang apa saja?
Melingkupi budi pekerti berbasis budaya, agama, matematika dan IPA berbasis budaya lokal dan Wisata Edukatif. Memahami karakter dasar yang dimiliki masyarakat, budi pekerti, lingkungan, sejarah yang mendalam tentang kondisi di daerahnya sendiri khususnya Sumut.

Buku ini juga nantinya tak hanya diperuntukkan bagi siswa, melainkan juga guru yang digunakan pada tahun pelajaran 2011/2012 mendatang. Karena itu kita harapkan buku tersebut sudah bisa didistribusikan selambatnya Mei 2011 mendatang ke seluruh kabupaten/kota.

Buku ini juga nantinya ada yang dijadikan sebagai suplemen dalam buku-buku pelajaran nasional dan ada buku muatan lokal yang berdiri sendiri.

Apa saja yang menjadi suplemen pelajaran nasional, dan apa pula yang berdiri sendiri?
Buku yang nantinya akan dijadikan suplemen pelajaran nasional yakni, Riwayat Hidup dan Perjuangan Tujuh Pahlawan Nasional Asal Sumatera Utara, Sejarah Kesultanan dan Budaya Etnik-etnik di Sumatera Utara, Penyebaran dan Pengaruh Islam, Kristen dan Hindu-Buddha di Sumatera Utara, Seni Budaya Sumatera Utara, Sosiologi-Ekonomi dan Ekosistem Danau Toba.

Sedangkan buku yang berdiri sendiri yakni, Situs-situs Sejarah di Sumut, Tertib Berlalu Lintas, Budi Pekerti Berbasis Budaya, Budi Pekerti Berbasis Agama, Matema-tika dan IPA Berbasis Budaya Lokal dan ditambah dengan buku pengembangan diri untuk SD, SMP dan SMA yaitu Lingkungan Sekolah Sehat dan Wisata Edukatif. (*)

Proses pembuatan buku berisi materi lokal (Mulok) yang digagas Disdik Sumut besama sejarawan dan praktisi pendidikan beberapa waktu lalu prosesnya masih 50 persen.

Sesuai jadwal, buku ini harusnya sudah dicetak dan disebarkan ke berbagai sekolah di seluruh pelosok Sumut pada April 2011 ini. Apa kendala yang menjadi hambatan? Berikut hasil wawancara wartawan koran ini Rahmat Sazaly dengan Koordinator Mulok sekaligus Sejarawan Unimed Ichwan Azhari, Jum’at (15/4).

Apa faktor yang paling mendasar terkendalanya penyelesaian buku ini?
Ini disebabkan minimnya sumber daya manusia (SDM) dalam bidang ilustrasi, sehingga terkendala pada proses pembuatan buku mulok jenjang sekolah dasar (SD).

Hingga saat ini untuk SDM illustrator cuma tiga orang, sedangkan buku mulok SD membutuhkan banyak gambar.
Kalau hanya buat tulisan muatan lokal itu gampang. Tapi untuk mencocokkan ke kurikulum juga membutuhkan proses editor yang harus diiringi dengan gambar.

Ilustrator dibutuhkan dalam penyelesaian buku mulok jenjang SD, karena hanpir 70 persen dari materinya menggunakan ilustrasi.

50 persen yang sudah selesai tadi mencakup apa saja?
Yang 50 persen itu mencakup tulisan tentang pahlawan, tertib lalulintas, ekosistem Danau Toba, seni rupa, musik dan sekolah sehat.

Dengan kendala ini, kapan target yang paling mungkin untuk menyelesaikan buku-buku ini?
Dengan adanya kendala ini, kita kembali menargetkan akhir April 2011 ini buku tersebut sudah bisa masuk percetakan. Di percetakan, kita juga tak menunggu sampai semua selesai, kita buat berjenjang. Bagian yang sudah siap langsung disebarkan.

Dalam penyelesaian ini, berapa kru yang sudah dimiliki?
Jumlah tim pembuat buku sebanyak 33 orang yang berasal dari USU, Unimed, UMSU, IAIN, USI, Pers, Polda, Ekosistem Danau Toba dan Museum Sumut.

Buku-buku ini nantinya diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan siswa tentang apa saja?
Melingkupi budi pekerti berbasis budaya, agama, matematika dan IPA berbasis budaya lokal dan Wisata Edukatif. Memahami karakter dasar yang dimiliki masyarakat, budi pekerti, lingkungan, sejarah yang mendalam tentang kondisi di daerahnya sendiri khususnya Sumut.

Buku ini juga nantinya tak hanya diperuntukkan bagi siswa, melainkan juga guru yang digunakan pada tahun pelajaran 2011/2012 mendatang. Karena itu kita harapkan buku tersebut sudah bisa didistribusikan selambatnya Mei 2011 mendatang ke seluruh kabupaten/kota.

Buku ini juga nantinya ada yang dijadikan sebagai suplemen dalam buku-buku pelajaran nasional dan ada buku muatan lokal yang berdiri sendiri.

Apa saja yang menjadi suplemen pelajaran nasional, dan apa pula yang berdiri sendiri?
Buku yang nantinya akan dijadikan suplemen pelajaran nasional yakni, Riwayat Hidup dan Perjuangan Tujuh Pahlawan Nasional Asal Sumatera Utara, Sejarah Kesultanan dan Budaya Etnik-etnik di Sumatera Utara, Penyebaran dan Pengaruh Islam, Kristen dan Hindu-Buddha di Sumatera Utara, Seni Budaya Sumatera Utara, Sosiologi-Ekonomi dan Ekosistem Danau Toba.

Sedangkan buku yang berdiri sendiri yakni, Situs-situs Sejarah di Sumut, Tertib Berlalu Lintas, Budi Pekerti Berbasis Budaya, Budi Pekerti Berbasis Agama, Matema-tika dan IPA Berbasis Budaya Lokal dan ditambah dengan buku pengembangan diri untuk SD, SMP dan SMA yaitu Lingkungan Sekolah Sehat dan Wisata Edukatif. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/