26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

CLS Lolos dari Lubang Jarum Lagi

BANDUNG- Sekali lagi, ini bukti Speedy NBL Indonesia musim ini berlangsung sangat alot. Kemenangan yang dipetik sebuah tim tak bisa diraih dengan mudah. Terbaru, CLS Knights Surabaya dipaksa kerja ekstrakeras untuk menekuk Hangtuah Indonesia Muda Sumsel lewat over time dengan skor 75-72. Di waktu normal, kedua tim sama-sama mencetak 67 poin.

Khusus bagi CLS, kemenangan tersebut merupakan balasan setimpal di NBL Indonesia musim lalu. Ketika itu, di tempat yang sama, para penggawa CLS dipaksa keluar lapangan dengan kepala tertunduk usai dibekuk dengan skor 61-67.

Tapi, poin absolute itu disikapi dengan biasa oleh pelatih CLS Eduard Santos Vergeire. Pelatih yang karib disapa Coach Dong itu mengaku tidak puas dengan performa CLS yang masih angin-anginan. Menurut nahkoda asal Filipina itu, Dimaz Muharri dkk belum menunjukkan karakter bermain layaknya tim kandidat juara.

“Selalu dan selalu terjadi anak-anak pasti telat panas. Saya masih memiliki pekerjaan besar untuk membehahi masalah mental ini. Karena menurut saya, hal ini memang berasal dari mental,” terang Coach Dong saat ditemui setelah pertandingan tadi malam.

CLS memang seolah menyimpan bom waktu di awal musim NBL Indonesia musim ini. Dua kemenangan atas Garuda Kukar Bandung serta Satya Wacana LBC Angsapura Salatiga di laga sebelumnya juga ditentukan di kuarter akhir. Sementara, di kuarter pertama hingga ketiga, Dimaz dkk terlihat lesu darah.
“Di dua pertandingan kemarin, kami memulai dengan jelek, namun mengakhiri dengan baik. Tapi malam ini (tadi malam) anak-anak memulai dengan jelek dan mengakhirinya dengan jelek. Namun, bagaimanapun, kemenangan tetaplah kemenangan. Saya melihat mereka bekerja keras,” tambah Coach Dong.
Sekali lagi, Rachmad Febri Utomo kembali menjadi bintang CLS. Pemain asal Solo, Jateng tersebut sukses menjadi top skor dengan raihan 24 poin serta sembilan rebound. Ini adalah kali kedua secara berututan bagi Febri menjadi top skor dalam sebuah laga.

Di sisi lain, pelatih Hangtuah Apriyadi menyatakan senang meski anak asuhnya kalah. Menurutnya, anak asuhnya tak pantas kalah jika melihat permainan Tri Wilopo dkk. Menurutnya, anak asuhnya bisa mendikte permainan CLS. Sayang, kematangan para pemain Hangtuah memang masih di bawah penggawa CLS. Beberapa kali pemain Hangtuah gagal memanfaatkan peluang yang sudah ada. Salah satunya dari free throw di saat-saat genting.

“Tim ini memang improve. Namun, sekumpulan pemain muda yang tengah improve tentu membutuhkan thinking player yang memadai. Di tim ini, pemain yang memiliki knowledge game bagus masih kurang,” ujar Apriyadi. Kematangan itu yang membuat anak asuhnya terlihat mengalami penurunan mental saat overtime. Beberapa kali para pemain Hangtuah gagal memasukkan bola dari free throw. Menurut Apriyadi, selain fisik yang sudah menurun, hal itu juga disebabkan mental yang belum siap.

“Tapi anak-anak bisa mendikte mereka (CLS). Hanya saja anak-anak memang belum bisa melakukan adjustment dengan baik. Mereka menerima instruksi pelatih mentah-mentah. Ini pelajaran berharga untuk kami semua,” tegas Apriyadi. (ru/jpnn)

BANDUNG- Sekali lagi, ini bukti Speedy NBL Indonesia musim ini berlangsung sangat alot. Kemenangan yang dipetik sebuah tim tak bisa diraih dengan mudah. Terbaru, CLS Knights Surabaya dipaksa kerja ekstrakeras untuk menekuk Hangtuah Indonesia Muda Sumsel lewat over time dengan skor 75-72. Di waktu normal, kedua tim sama-sama mencetak 67 poin.

Khusus bagi CLS, kemenangan tersebut merupakan balasan setimpal di NBL Indonesia musim lalu. Ketika itu, di tempat yang sama, para penggawa CLS dipaksa keluar lapangan dengan kepala tertunduk usai dibekuk dengan skor 61-67.

Tapi, poin absolute itu disikapi dengan biasa oleh pelatih CLS Eduard Santos Vergeire. Pelatih yang karib disapa Coach Dong itu mengaku tidak puas dengan performa CLS yang masih angin-anginan. Menurut nahkoda asal Filipina itu, Dimaz Muharri dkk belum menunjukkan karakter bermain layaknya tim kandidat juara.

“Selalu dan selalu terjadi anak-anak pasti telat panas. Saya masih memiliki pekerjaan besar untuk membehahi masalah mental ini. Karena menurut saya, hal ini memang berasal dari mental,” terang Coach Dong saat ditemui setelah pertandingan tadi malam.

CLS memang seolah menyimpan bom waktu di awal musim NBL Indonesia musim ini. Dua kemenangan atas Garuda Kukar Bandung serta Satya Wacana LBC Angsapura Salatiga di laga sebelumnya juga ditentukan di kuarter akhir. Sementara, di kuarter pertama hingga ketiga, Dimaz dkk terlihat lesu darah.
“Di dua pertandingan kemarin, kami memulai dengan jelek, namun mengakhiri dengan baik. Tapi malam ini (tadi malam) anak-anak memulai dengan jelek dan mengakhirinya dengan jelek. Namun, bagaimanapun, kemenangan tetaplah kemenangan. Saya melihat mereka bekerja keras,” tambah Coach Dong.
Sekali lagi, Rachmad Febri Utomo kembali menjadi bintang CLS. Pemain asal Solo, Jateng tersebut sukses menjadi top skor dengan raihan 24 poin serta sembilan rebound. Ini adalah kali kedua secara berututan bagi Febri menjadi top skor dalam sebuah laga.

Di sisi lain, pelatih Hangtuah Apriyadi menyatakan senang meski anak asuhnya kalah. Menurutnya, anak asuhnya tak pantas kalah jika melihat permainan Tri Wilopo dkk. Menurutnya, anak asuhnya bisa mendikte permainan CLS. Sayang, kematangan para pemain Hangtuah memang masih di bawah penggawa CLS. Beberapa kali pemain Hangtuah gagal memanfaatkan peluang yang sudah ada. Salah satunya dari free throw di saat-saat genting.

“Tim ini memang improve. Namun, sekumpulan pemain muda yang tengah improve tentu membutuhkan thinking player yang memadai. Di tim ini, pemain yang memiliki knowledge game bagus masih kurang,” ujar Apriyadi. Kematangan itu yang membuat anak asuhnya terlihat mengalami penurunan mental saat overtime. Beberapa kali para pemain Hangtuah gagal memasukkan bola dari free throw. Menurut Apriyadi, selain fisik yang sudah menurun, hal itu juga disebabkan mental yang belum siap.

“Tapi anak-anak bisa mendikte mereka (CLS). Hanya saja anak-anak memang belum bisa melakukan adjustment dengan baik. Mereka menerima instruksi pelatih mentah-mentah. Ini pelajaran berharga untuk kami semua,” tegas Apriyadi. (ru/jpnn)

Artikel Terkait

Panpel Klaim PSMS U-15 Tak Curi Umur

Honda DBL All-Star 2016 Tiba di AS

GOR Samudra Riuh Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/