26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Terowongan Tokyo-Nagoya Ambruk, 5 Tewas

Minggu pagi (2/12) sekitar pukul 08.00 waktu Otsuki, Prefektur (semacam provinsi atau negara bagian) Yamanashi, Jepang, Tomohiro Suzuki tengah santai mengendarai mobilnya menuju Tokyo melintasi Terowongan Sasago yang menghubungkan ibu kota Jepang itu dengan Nagoya.

ROBOH: Petugas penyelamat  polisi Jepang berkumpul  luar Terowongan Sasago  rubuh, kemarin.  peristiwa  terjadi  terowongan  menghubungkan Tokyo  Nagoya ini  lima orang dinyatakan tewas  20 mobil terjebak//Yoshikazu TSUNO/AFP PHOTO
ROBOH: Petugas penyelamat dan polisi Jepang berkumpul di luar Terowongan Sasago yang rubuh, kemarin. Pada peristiwa yang terjadi di terowongan yang menghubungkan Tokyo dan Nagoya ini lima orang dinyatakan tewas dan 20 mobil terjebak//Yoshikazu TSUNO/AFP PHOTO

TOKYO-Suasana tenang karena lalu lintas di terowongan sepanjang 4,3 kilometer yang terletak 80 kilometer sebelah barat.

Tokyo tersebut tak terlalu ramai. Tapi, ketenangan itu langsung lenyap begitu suara benda berat terdengar keras berdebam dari jarak sekitar 50 meter di belakang mobil Suzuki.

Seketika pria berusia 30 tahun tersebut menoleh ke belakang dan yang terpampang adalah sebuah kengerian: langit-langit beton terowongan itu ambruk membentuk huruf V. Sebuah mobil yang tertimpa reruntuhan pun langsung terbakar.
“Saya begitu takut, spontan menghentikan mobil, dan setengah berlari meninggalkan terowongan,” ungkap Suzuki kepada Jiji Press. Dia selamat setelah berjalan kaki sekitar satu jam keluar dari salah satu terowongan terpanjang di Jepang tersebut.

Mobil yang dilihat Suzuki terbakar tersebut ternyata hanya satu di antara tiga mobil yang terjebak di reruntuhan langit-langit terowongan yang menjadi bagian dari Chuo Expressway tersebut. Evakuasi pun baru bisa dilakukan tiga jam setelah kejadian karena reruntuhan sepanjang 50 meter itu menimbulkan asap tebal plus mengantisipasi terjadinya atap ambruk berikutnya.

Sebagaimana dilansir AFP, di sebuah van – salah satu di antara tiga mobil yang tertimbun reruntuhan – ditemukan enam orang korban. Lima di antaranya meninggal. Yang selamat adalah seorang perempuan berusia 30-an tahun yang hanya mengalami luka ringan.

Seorang korban lagi, perempuan yang berusia lebih muda, 20-an tahun, berhasil diselamatkan petugas dari minicar yang dikendarai. Tapi, dia menderita luka cukup serius. Minicar-nya juga terbakar, tapi berhasil dipadamkan petugas.
“Saya tidak tahu berapa banyak mobil di depan dan belakang kami yang terjebak,” kata si korban luka ringan yang tak disebutkan namanya kepada Jiji Press seperti dikutip BBC.

Kazuya Tezuka, petugas Dinas Pemadam Kebakaran Otsuki, mengungkapkan, selain van tersebut, sebuah minicar yang tertimbun reruntuhan terbakar, tapi berhasil dipadamkan. Namun, dia tak menyebutkan apakah pengendara minicar dan satu mobil lainnya selamat.

Stasiun televisi milik pemerintah Jepang, NHK, melaporkan, polisi belum bisa mengonfirmasi kabar tentang adanya 20 mobil yang terjebak di terowongan tersebut selain tiga kendaraan yang tertimbun reruntuhan. BBC juga melansir, tujuh orang dilaporkan hilang.

Hingga berita ini selesai ditulis, belum diketahui penyebab runtuhnya langit-langit terowongan. Tapi, diduga langit-langit itu ambruk karena retakan yang dipicu gempa bumi.
Memang kemarin tak terjadi gempa di sekitar Yamanashi. Namun, Profesor Chikosa Tanimoto, pakar terowongan, kepada AFP menyebutkan, bisa jadi retakan itu disebabkan gempa-gempa yang terjadi sebelumnya. Sebagaimana diketahui, Jepang memang rawan gempa.

Sementara itu, pengelola memastikan bahwa Terowongan Sasago baru dua bulan lalu menjalani inspeksi oleh instansi berwenang dan dinyatakan berada dalam kondisi baik. Tapi, bisa dipastikan bakal tetap ada investigasi menyeluruh terhadap insiden tersebut.

Apalagi, Kazuya Tezuka, petugas Dinas Pemadam Kebakaran Otsuki, menyatakan bahwa sistem ventilasi asap di terowongan itu tak berfungsi. “Asap sangat tebal. Jarak pandang tak sampai satu meter,” kata Tezuka.
Petugas pun langsung menutup terowongan tersebut sampai waktu yang belum ditentukan. Penutupan itu menimbulkan keruwetan lalu lintas karena pada Minggu seperti kemarin ada ribuan warga Tokyo yang balik dari luar kota. Terowongan Sasago memang salah satu jalur utama menuju Tokyo. (c5/ttg/jpnn)

Minggu pagi (2/12) sekitar pukul 08.00 waktu Otsuki, Prefektur (semacam provinsi atau negara bagian) Yamanashi, Jepang, Tomohiro Suzuki tengah santai mengendarai mobilnya menuju Tokyo melintasi Terowongan Sasago yang menghubungkan ibu kota Jepang itu dengan Nagoya.

ROBOH: Petugas penyelamat  polisi Jepang berkumpul  luar Terowongan Sasago  rubuh, kemarin.  peristiwa  terjadi  terowongan  menghubungkan Tokyo  Nagoya ini  lima orang dinyatakan tewas  20 mobil terjebak//Yoshikazu TSUNO/AFP PHOTO
ROBOH: Petugas penyelamat dan polisi Jepang berkumpul di luar Terowongan Sasago yang rubuh, kemarin. Pada peristiwa yang terjadi di terowongan yang menghubungkan Tokyo dan Nagoya ini lima orang dinyatakan tewas dan 20 mobil terjebak//Yoshikazu TSUNO/AFP PHOTO

TOKYO-Suasana tenang karena lalu lintas di terowongan sepanjang 4,3 kilometer yang terletak 80 kilometer sebelah barat.

Tokyo tersebut tak terlalu ramai. Tapi, ketenangan itu langsung lenyap begitu suara benda berat terdengar keras berdebam dari jarak sekitar 50 meter di belakang mobil Suzuki.

Seketika pria berusia 30 tahun tersebut menoleh ke belakang dan yang terpampang adalah sebuah kengerian: langit-langit beton terowongan itu ambruk membentuk huruf V. Sebuah mobil yang tertimpa reruntuhan pun langsung terbakar.
“Saya begitu takut, spontan menghentikan mobil, dan setengah berlari meninggalkan terowongan,” ungkap Suzuki kepada Jiji Press. Dia selamat setelah berjalan kaki sekitar satu jam keluar dari salah satu terowongan terpanjang di Jepang tersebut.

Mobil yang dilihat Suzuki terbakar tersebut ternyata hanya satu di antara tiga mobil yang terjebak di reruntuhan langit-langit terowongan yang menjadi bagian dari Chuo Expressway tersebut. Evakuasi pun baru bisa dilakukan tiga jam setelah kejadian karena reruntuhan sepanjang 50 meter itu menimbulkan asap tebal plus mengantisipasi terjadinya atap ambruk berikutnya.

Sebagaimana dilansir AFP, di sebuah van – salah satu di antara tiga mobil yang tertimbun reruntuhan – ditemukan enam orang korban. Lima di antaranya meninggal. Yang selamat adalah seorang perempuan berusia 30-an tahun yang hanya mengalami luka ringan.

Seorang korban lagi, perempuan yang berusia lebih muda, 20-an tahun, berhasil diselamatkan petugas dari minicar yang dikendarai. Tapi, dia menderita luka cukup serius. Minicar-nya juga terbakar, tapi berhasil dipadamkan petugas.
“Saya tidak tahu berapa banyak mobil di depan dan belakang kami yang terjebak,” kata si korban luka ringan yang tak disebutkan namanya kepada Jiji Press seperti dikutip BBC.

Kazuya Tezuka, petugas Dinas Pemadam Kebakaran Otsuki, mengungkapkan, selain van tersebut, sebuah minicar yang tertimbun reruntuhan terbakar, tapi berhasil dipadamkan. Namun, dia tak menyebutkan apakah pengendara minicar dan satu mobil lainnya selamat.

Stasiun televisi milik pemerintah Jepang, NHK, melaporkan, polisi belum bisa mengonfirmasi kabar tentang adanya 20 mobil yang terjebak di terowongan tersebut selain tiga kendaraan yang tertimbun reruntuhan. BBC juga melansir, tujuh orang dilaporkan hilang.

Hingga berita ini selesai ditulis, belum diketahui penyebab runtuhnya langit-langit terowongan. Tapi, diduga langit-langit itu ambruk karena retakan yang dipicu gempa bumi.
Memang kemarin tak terjadi gempa di sekitar Yamanashi. Namun, Profesor Chikosa Tanimoto, pakar terowongan, kepada AFP menyebutkan, bisa jadi retakan itu disebabkan gempa-gempa yang terjadi sebelumnya. Sebagaimana diketahui, Jepang memang rawan gempa.

Sementara itu, pengelola memastikan bahwa Terowongan Sasago baru dua bulan lalu menjalani inspeksi oleh instansi berwenang dan dinyatakan berada dalam kondisi baik. Tapi, bisa dipastikan bakal tetap ada investigasi menyeluruh terhadap insiden tersebut.

Apalagi, Kazuya Tezuka, petugas Dinas Pemadam Kebakaran Otsuki, menyatakan bahwa sistem ventilasi asap di terowongan itu tak berfungsi. “Asap sangat tebal. Jarak pandang tak sampai satu meter,” kata Tezuka.
Petugas pun langsung menutup terowongan tersebut sampai waktu yang belum ditentukan. Penutupan itu menimbulkan keruwetan lalu lintas karena pada Minggu seperti kemarin ada ribuan warga Tokyo yang balik dari luar kota. Terowongan Sasago memang salah satu jalur utama menuju Tokyo. (c5/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/