MEDAN-Tahun 2013 Pemko Medan akan memiliki sebuah agrowisata berupa taman buah di Lapangan Cadika, Medan Johor. Dana sebesar Rp6 miliar telah disediakan untuk program tersebut, sebagai tempat wisata dalam kota dan juga sebagai tempat edukasi bagi pelajar di Kota Medan.
“Dari APBN kita dapat anggaran Rp4,8 miliar, ditambah dari APBD sekitar Rp1,1 miliar lebih,” ucap Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, Emilia Lubis, di hadapan anggota DPRD Medan dalam rapat pembahasan RAPBD 2013, Rabu (5/12).
Emilia menyatakan, jumlah itu tidak cukup untuk membangun agrowisata ini secara keseluruhan yang membutuhkan Rp14 miliar. Untuk itu, sisanya akan dianggarkan kembali tahun depan.
“Jadi sifatnya program ini multiyears. Kita berharap bisa dibantu lagi tahun depan sehingga dapat dipercepat penyelesainnya,” ucapnya.
Pembangunan agrowisata ini akan ditempatkan di lahan seluas 5 hektar di kawasan Cadika, Medan Johor. Direncanakan akan dibuat seperti taman buah Mekar Sari Bogor yang menjadi andalan wisata.
“Jadi terbuka bagi umum, dan bisa dinikmati juga masyarakat,” ucapnya.
Untuk bibit buah-buahannya sebagian juga kita akan datangkan dari Jawa, namun ada juga dari lokal. Dalam proses pembuatan taman buah ini nantinya juga akan melibatkan para kelompok tani. Sebab, tidak bisa Distanla sepenuhnya mengelola bibit pohon buah tersebut.
Selain itu, Emilia juga menjelaskan, tahun ini Distanla merencanakan anggaan belanja sebanyak Rp25,7 miliar. Terdiri dari belanja tidak langsung Rp7,5 miliar, dan belanja langsung Rp18,2 miliar. Dalam 19 pogram yang dijabarkan di 102 kegiatan. Kemudian masuk usulan tambahan sebesar Rp3 miliar untuk program budidaya perikanan dan perikanan tangkap.
Namun, dana usulan ini dipertanyakan sejumlah anggota dewan mengingat rincian kegiatanya berupa pengadaan sampan 14 kaki dengan nilai Rp600 juta, pembuatan rumah ikan sebesar Rp975 juta dan pengadaan bibit ikan Rp825 juta.
Emilia menambahkan, untuk pengadaan sampan ukuran 14 kaki dilakukan untuk membantu para nelayan. Jika dua tahun tidak bisa dikelola maka diberikan ke kelompok nelayan lainnya.
Sedangkan rumah ikan merupakan program nasional dalam upaya memperbanyak atau budi daya ikan di laut. “Dari dana DAK sudah diberikan untuk satu unit, dengan usulan ini maka kita harapkan ada rumah ikan. Namun jika memang program ini dinilai tidak efektif maka akan coba alihkan kegiatan lain,” ucapnya.
Anggota DPRD Medan, Ilhamsyah menghendaki pembangunan dan pengelolaan agrowisata ini dapat dilakukan dengan baik. Sebab, akan menjadi daya tarik wisata baru bagi masyarakat Kota Medan.
“Jika ini dapat dikelola dengan baik bisa menjadi penyumbang pendapatan daerah meskipun angkanya tidak begitu besar,” ucapnya.
“Saya kira pengadaan rumah ikan ini perlu ditiadakan karena ini program gagal. Tahun lalu sudah dianggarkan tapi tidak tahu hasilnya,” ucap anggota Fraksi PAN Bahrumsyah.
Selain itu, kata Bahrumsyah mengawasinya juga sulit sebab dibangun sejauh 3-4 mil dari garis pantai. Untuk itu lebih kegiatan ini dialihkan untuk program program lainnya.
Bahrum juga meminta Distanla mengevaluasi kelompok tani dan nelayan penerima bantuan. Sebab, banyak laporan yang diterimanya bahwa kelompok tani hanya aktif saat akan mendapatkan anggaran. (gus)