26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tokoh Batak Jakarta Siap Turun Gunung

JAKARTA- Para calon kandidat Gubsu seharusnya sejak lama berbuat bagi kemajuan Sumut. Jangan justru di saat-saat mencalonkan diri, baru terlihat seakan memberi kontribusi.

Ketua Marga Toga Simatupang se-Jabodetabek, JS Simatupang, memastikan akan turun ke Sumut untuk memberi pemahaman bagi masyarakat.
Padahal sebagai suku batak yang telah lama bermukim di Jakarta, JS sebenarnya sudah tidak memiliki hak suara dalam Pemilihan Gubernur Sumut nantinya. Namun begitu, sebagai orang yang cinta kampung halaman, baginya sudah menjadi tanggungjawab moral memberi berkontribusi paling tidak memotivasi masyarakat agar tidak salah pilih.

“Coba lihat sekarang, rata-rata calon sampai menghabiskan miliaran rupiah hanya untuk mencetak poster, baliho maupun belanja-belanja lain yang hasilnya tidak dirasakan langsung oleh masyarakat. Kalau memang mereka peduli, kan jauh lebih baik kalau dana tersebut dialokasikan bagi pembangunan. Apalagi mereka ini kan rata-rata tokoh Sumut, harusnya jauh hari sebelum pencalonan sudah memberi kontribusi yang jelas terlihat.
Seperti membangun jembatan, tempat ibadah, sekolah atau kebutuhan lainnya,” ujarnya secara khusus kepada koran ini di Jakarta.

Fakta lain, para kandidat menurut pengacara kondang ini, juga sepertinya tidak paham melihat kebutuhan masyarakat Sumut yang sebenarnya. Sebagai contoh JS memapar peristiwa dimana seorang nenek berusia 90 tahun dipolisikan dan terpaksa harus menjalani persidangan di salah satu daerah di Sumut.
“Ini bagaimana sekarang moral kita. Dimana para tokoh-tokoh ini, kenapa mereka tidak terlihat melakukan advokasi. Jadi hal ini yang belum terlihat dilakukan. Yang paling dibutuhkan Sumut saat ini, sebenarnya adalah pemimpin yang mau bekerja dengan hati nurani,” ujarnya.

Menurut JS, kalau para kandidat ingin membuat program yang tepat bagi Sumut ke depan, sebenarnya ada sebuah cara yang sangat efisien. Yaitu dengan meminta masukan para anggota legislatif yang ada.

“Karena mereka ini kan rutin turun ke daerah pemilihannya masing-masing. Jadi tentu cukup paham apa kebutuhan masyarakat. Nah dari masukan-masukan inilah kemudian dipadukan dan disimpulkan dengan baik,” ungkapnya.

Oleh karena itu, saat ditanya siapa kira-kira kandidat yang paling tepat memimpin Sumut ke depan, JS belum berani menyimpulkan. Namun bukan berarti ia tidak akan mengutarakan pendapat. Karena sampai saat ini ia dan sejumlah tokoh batak perantauan lain yang tergabung dalam Gerakan Batak Bersatu (GBB), masih terus menganalisa. “Pada waktunya kami akan menyimpulkan, mungkin sekitar Februari. Dari kajian-kajian yang dilakukan akan mengerucut nama. (gir)

JAKARTA- Para calon kandidat Gubsu seharusnya sejak lama berbuat bagi kemajuan Sumut. Jangan justru di saat-saat mencalonkan diri, baru terlihat seakan memberi kontribusi.

Ketua Marga Toga Simatupang se-Jabodetabek, JS Simatupang, memastikan akan turun ke Sumut untuk memberi pemahaman bagi masyarakat.
Padahal sebagai suku batak yang telah lama bermukim di Jakarta, JS sebenarnya sudah tidak memiliki hak suara dalam Pemilihan Gubernur Sumut nantinya. Namun begitu, sebagai orang yang cinta kampung halaman, baginya sudah menjadi tanggungjawab moral memberi berkontribusi paling tidak memotivasi masyarakat agar tidak salah pilih.

“Coba lihat sekarang, rata-rata calon sampai menghabiskan miliaran rupiah hanya untuk mencetak poster, baliho maupun belanja-belanja lain yang hasilnya tidak dirasakan langsung oleh masyarakat. Kalau memang mereka peduli, kan jauh lebih baik kalau dana tersebut dialokasikan bagi pembangunan. Apalagi mereka ini kan rata-rata tokoh Sumut, harusnya jauh hari sebelum pencalonan sudah memberi kontribusi yang jelas terlihat.
Seperti membangun jembatan, tempat ibadah, sekolah atau kebutuhan lainnya,” ujarnya secara khusus kepada koran ini di Jakarta.

Fakta lain, para kandidat menurut pengacara kondang ini, juga sepertinya tidak paham melihat kebutuhan masyarakat Sumut yang sebenarnya. Sebagai contoh JS memapar peristiwa dimana seorang nenek berusia 90 tahun dipolisikan dan terpaksa harus menjalani persidangan di salah satu daerah di Sumut.
“Ini bagaimana sekarang moral kita. Dimana para tokoh-tokoh ini, kenapa mereka tidak terlihat melakukan advokasi. Jadi hal ini yang belum terlihat dilakukan. Yang paling dibutuhkan Sumut saat ini, sebenarnya adalah pemimpin yang mau bekerja dengan hati nurani,” ujarnya.

Menurut JS, kalau para kandidat ingin membuat program yang tepat bagi Sumut ke depan, sebenarnya ada sebuah cara yang sangat efisien. Yaitu dengan meminta masukan para anggota legislatif yang ada.

“Karena mereka ini kan rutin turun ke daerah pemilihannya masing-masing. Jadi tentu cukup paham apa kebutuhan masyarakat. Nah dari masukan-masukan inilah kemudian dipadukan dan disimpulkan dengan baik,” ungkapnya.

Oleh karena itu, saat ditanya siapa kira-kira kandidat yang paling tepat memimpin Sumut ke depan, JS belum berani menyimpulkan. Namun bukan berarti ia tidak akan mengutarakan pendapat. Karena sampai saat ini ia dan sejumlah tokoh batak perantauan lain yang tergabung dalam Gerakan Batak Bersatu (GBB), masih terus menganalisa. “Pada waktunya kami akan menyimpulkan, mungkin sekitar Februari. Dari kajian-kajian yang dilakukan akan mengerucut nama. (gir)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/