30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Wali Kota Jadi Pembina Upacara di IPDN Jatinangor

Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM jadi pembina upacara pada apel pagi praja IPDN di Kampus Jatinagor, Jawa Barat, Sabtu (8/12) kemarin.

PEMBINA UPACARA: Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap saat menjadi pembina upaca  kampsu IPDN Jatinangor //Humas pemko medan for sumut pos
PEMBINA UPACARA: Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap saat menjadi pembina upaca di kampsu IPDN Jatinangor //Humas pemko medan for sumut pos

Kepada para praja, Wali Kota mengingatkan kunci keberhasilan seseorang itu tergantung kepada kedisiplinannya.
Terutama dalam menempuh pendidikan kepamongan, disiplin merupakan kunci utama.

“Kunci keberhasilan seseorang itu tergantung pada kedisplinannya. Apalagi dalam menempuh pendidikan kepamongan, disiplin sangat dibutuhkan guna menghasilkan pemimpin-pemimpin pemerintahan yang berkarakter,” kata Wali Kota dalam sambutannya.

Menurut Wali Kota, praja IPDN dididik untuk menjadi contoh dan teladan bagi lingkungan sekitar. Khususnya lingkungan pekerjaan guna menularkan ilmu, semangat, serta dedikasi di dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan untuk membangun daerah.

Namun dia mengingatkan mendidik bukan untuk membangun prestisi maupun ego. Sebab itu bertentangan dengan semangat Dharma Bakti Kepamongprajaan.

“Kita harus menjadi pembeda di antara seluruh aparatur birokrasi yang lainnya. Terutama dalam hal loyalitas, semangat, keteladanan, kepribadian, integritas, serta harus lebih memahami makna profesionalisme. Itulah kebanggaan, nilai lebih serta harga diri seorang pamong yang harus senantiasa dijaga,” ujarnya mengingatkan.

Selanjutnya, orang nomor satu di Pemko Medan ini yang juga alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri dan Institut Ilmu Pemerintahan mengungkapkan, selama dua tahun menjadi Wali Kota banyak sekali dinamika dan polemik yang harus dihadapi.

Karenanya, dia mengingatkan bahwa seseorang pemimpin harus dituntut sempurna. Artinya, dituntut menjadi seseorang yang cerdas, pintar, berilmu, sopan, santun, beretika, namun juga tegas, focus dan peduli.

“Menjadi pemimpin di Kota Medan, dituntut harus berani dan keras, tapi tidak boleh diktator dan semena-mena. Tidak ada tuntutan untuk menjadi seseorang yang terlihat berwibawa, sebab wibawa akan lahir dengan sendirinya. Yang terpenting bagaimana kita mampu melaksanakan tugas dengan baik dan manfaatnya dapat dirasakan segenap lapisan masyarakat,” ungkapnya.

Saat ini, papar Wali Kota, Kota Medan memiliki banyak prestasi dan bahkan penghargaan baik nasional maupun internasional baik itu di bidang infrastruktur, kebersihan, teknologi, kebersihan, kesehatan dan pemberdayaan perempuan, lingkungan, akuntabilitas keuangan, efektifitas organisasi, penghargaan bidang kerukunan umat beragama dan lainnya.

“Apakah hal tersebut merupakan prestise berlebihan? Jawabannya tentu saja tidak. Prestasi kinerja sangat wajar diraih, mengingat porsi dan kualitas pendidikan yang kita terima di kampus ini. Artinya, kita didik memang untuk memiliki kompetensi seperti itu. Ekspektasi publik akan sangat tinggi terhadap kinerja Purna Praja sebagai alumni sekolah Kepamongprajaan. Namun, jangan takut selama kiat mengerjakan dengan tulus, ikhlas sungguh-sungguh dan berdedikasi tinggi. Insya Allah akan dapat kita lalui dengan baik,” katanya.

Pada kesempatan itu Wali Kota menyampaikan empat pokok yang harus dijalani yakni pendidikan, karakter, pemimpin dan masa depan. Namun, korelasi yang sangat kuat yang menonjol adalah pemimpin dan karakter. Korelasi tersebut dipengaruhi proses pendidikan yang dijalani, sedangkan masa depan merupakan tanggungjawab yang harus diemban oleh kader-kader IPDN disamping karir tertentu.

“Untuk proses pendidikan, saya berpesan agar para junior memiliki pemahaman yang kuat tentang pendidikan yang sedang dijalani, yakni pendidikan khusus kepamongan yang diorientasikan untuk mencetak kader-kader pemerintahan terbaik,”kata wali kota yang mengaku sempat terharu saat membacakan sambutan karena tidak menyangka bisa menjadi pembina upacara di hadapan ribuan praja IPDN dan berharap para praja mengikuti jejaknya menjadi pemimpin pada masa mendatang.

Sementara itu, Rektor diwakili Wakil Rektor III, Bernhard Rondonuwu menjelaskan, praja IPDN yang sedang menempuh pendidikan yakni Praja Muda sebanyak 2000 orang, Madya (756 orang), Nindya (380 orang ), dan Wasana (1280). Usai memimpin apel, Wali Kota yang hadir didampingi Ketua Dewan Kota, Drs Afifuddin Lubis, MSi, Kadis Pertamanan Drs Erwin Lubis MAP, Asisten Administrasi Umum Drs Mussadat, Kasatpol PP Drs Sofyan, Kadis Kependudukan dan Catatan Sipil Drs Muslim Harahap MS, Kabag Umum Drs M Husni, MAP, Kabag Humasy Pemko Medan Budi Hariono SSTP, MAP dan 21 camat menyerahkan bantuan 5 unit komputer dan printer kepada IPDN. Bantuan itu diterima.(gus)

Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM jadi pembina upacara pada apel pagi praja IPDN di Kampus Jatinagor, Jawa Barat, Sabtu (8/12) kemarin.

PEMBINA UPACARA: Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap saat menjadi pembina upaca  kampsu IPDN Jatinangor //Humas pemko medan for sumut pos
PEMBINA UPACARA: Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap saat menjadi pembina upaca di kampsu IPDN Jatinangor //Humas pemko medan for sumut pos

Kepada para praja, Wali Kota mengingatkan kunci keberhasilan seseorang itu tergantung kepada kedisiplinannya.
Terutama dalam menempuh pendidikan kepamongan, disiplin merupakan kunci utama.

“Kunci keberhasilan seseorang itu tergantung pada kedisplinannya. Apalagi dalam menempuh pendidikan kepamongan, disiplin sangat dibutuhkan guna menghasilkan pemimpin-pemimpin pemerintahan yang berkarakter,” kata Wali Kota dalam sambutannya.

Menurut Wali Kota, praja IPDN dididik untuk menjadi contoh dan teladan bagi lingkungan sekitar. Khususnya lingkungan pekerjaan guna menularkan ilmu, semangat, serta dedikasi di dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan untuk membangun daerah.

Namun dia mengingatkan mendidik bukan untuk membangun prestisi maupun ego. Sebab itu bertentangan dengan semangat Dharma Bakti Kepamongprajaan.

“Kita harus menjadi pembeda di antara seluruh aparatur birokrasi yang lainnya. Terutama dalam hal loyalitas, semangat, keteladanan, kepribadian, integritas, serta harus lebih memahami makna profesionalisme. Itulah kebanggaan, nilai lebih serta harga diri seorang pamong yang harus senantiasa dijaga,” ujarnya mengingatkan.

Selanjutnya, orang nomor satu di Pemko Medan ini yang juga alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri dan Institut Ilmu Pemerintahan mengungkapkan, selama dua tahun menjadi Wali Kota banyak sekali dinamika dan polemik yang harus dihadapi.

Karenanya, dia mengingatkan bahwa seseorang pemimpin harus dituntut sempurna. Artinya, dituntut menjadi seseorang yang cerdas, pintar, berilmu, sopan, santun, beretika, namun juga tegas, focus dan peduli.

“Menjadi pemimpin di Kota Medan, dituntut harus berani dan keras, tapi tidak boleh diktator dan semena-mena. Tidak ada tuntutan untuk menjadi seseorang yang terlihat berwibawa, sebab wibawa akan lahir dengan sendirinya. Yang terpenting bagaimana kita mampu melaksanakan tugas dengan baik dan manfaatnya dapat dirasakan segenap lapisan masyarakat,” ungkapnya.

Saat ini, papar Wali Kota, Kota Medan memiliki banyak prestasi dan bahkan penghargaan baik nasional maupun internasional baik itu di bidang infrastruktur, kebersihan, teknologi, kebersihan, kesehatan dan pemberdayaan perempuan, lingkungan, akuntabilitas keuangan, efektifitas organisasi, penghargaan bidang kerukunan umat beragama dan lainnya.

“Apakah hal tersebut merupakan prestise berlebihan? Jawabannya tentu saja tidak. Prestasi kinerja sangat wajar diraih, mengingat porsi dan kualitas pendidikan yang kita terima di kampus ini. Artinya, kita didik memang untuk memiliki kompetensi seperti itu. Ekspektasi publik akan sangat tinggi terhadap kinerja Purna Praja sebagai alumni sekolah Kepamongprajaan. Namun, jangan takut selama kiat mengerjakan dengan tulus, ikhlas sungguh-sungguh dan berdedikasi tinggi. Insya Allah akan dapat kita lalui dengan baik,” katanya.

Pada kesempatan itu Wali Kota menyampaikan empat pokok yang harus dijalani yakni pendidikan, karakter, pemimpin dan masa depan. Namun, korelasi yang sangat kuat yang menonjol adalah pemimpin dan karakter. Korelasi tersebut dipengaruhi proses pendidikan yang dijalani, sedangkan masa depan merupakan tanggungjawab yang harus diemban oleh kader-kader IPDN disamping karir tertentu.

“Untuk proses pendidikan, saya berpesan agar para junior memiliki pemahaman yang kuat tentang pendidikan yang sedang dijalani, yakni pendidikan khusus kepamongan yang diorientasikan untuk mencetak kader-kader pemerintahan terbaik,”kata wali kota yang mengaku sempat terharu saat membacakan sambutan karena tidak menyangka bisa menjadi pembina upacara di hadapan ribuan praja IPDN dan berharap para praja mengikuti jejaknya menjadi pemimpin pada masa mendatang.

Sementara itu, Rektor diwakili Wakil Rektor III, Bernhard Rondonuwu menjelaskan, praja IPDN yang sedang menempuh pendidikan yakni Praja Muda sebanyak 2000 orang, Madya (756 orang), Nindya (380 orang ), dan Wasana (1280). Usai memimpin apel, Wali Kota yang hadir didampingi Ketua Dewan Kota, Drs Afifuddin Lubis, MSi, Kadis Pertamanan Drs Erwin Lubis MAP, Asisten Administrasi Umum Drs Mussadat, Kasatpol PP Drs Sofyan, Kadis Kependudukan dan Catatan Sipil Drs Muslim Harahap MS, Kabag Umum Drs M Husni, MAP, Kabag Humasy Pemko Medan Budi Hariono SSTP, MAP dan 21 camat menyerahkan bantuan 5 unit komputer dan printer kepada IPDN. Bantuan itu diterima.(gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/