25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Warga Datangi Peternakan Ayam

BINJAI-Puluhan warga Dusun XII Desa Perkebunan Tanjungjati, Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, mendatangi peternakan yang berada di Dusun XI desa yang sama, pada Minggu (9/12) pukul 08.00 pagi.

Kedatangan warga yang ketiga kalinya ini, untuk mendesak pihak pengusaha ternak segera menutup dan mengalihkan saluran pembuangan limbahnya agar tidak mencemari permukiman warga Dusun XII.

Desakan ini mereka lakukan karena sejumlah sumber mata air dan lahan pertanian milik warga tercemar oleh limbah yang berasal dari lokasi peternakan ayam dan ikan lele milik pengusaha.

Misdi (48), salah seorang warga Dusun XII Desa Perkebunan Tanjungjati mengungkapkan, ia sangat dirugikan akibat tercemarnya sumber air dan lahan pertanian miliknya.

Ia mengaku, harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air mineral dan membuat sumur baru untuk  konsumsinya. Mengingat air sumur yang ada saat ini sudah berbau dan berubah warna.

“Sebenarnya pemilik ternak sempat menjanjikan warga untuk membuat saluran khusus pembuangan limbah mengingat pencemaran telah terjadi lama. Sejak 8 bulan lalu setelah lokasi ternak dibangun pada 2009 silam. Namun karena belum ada realisasinya hingga sekarang, terpaksa warga kembali turun,” ungkapnya.(bam/smg)

BINJAI-Puluhan warga Dusun XII Desa Perkebunan Tanjungjati, Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, mendatangi peternakan yang berada di Dusun XI desa yang sama, pada Minggu (9/12) pukul 08.00 pagi.

Kedatangan warga yang ketiga kalinya ini, untuk mendesak pihak pengusaha ternak segera menutup dan mengalihkan saluran pembuangan limbahnya agar tidak mencemari permukiman warga Dusun XII.

Desakan ini mereka lakukan karena sejumlah sumber mata air dan lahan pertanian milik warga tercemar oleh limbah yang berasal dari lokasi peternakan ayam dan ikan lele milik pengusaha.

Misdi (48), salah seorang warga Dusun XII Desa Perkebunan Tanjungjati mengungkapkan, ia sangat dirugikan akibat tercemarnya sumber air dan lahan pertanian miliknya.

Ia mengaku, harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air mineral dan membuat sumur baru untuk  konsumsinya. Mengingat air sumur yang ada saat ini sudah berbau dan berubah warna.

“Sebenarnya pemilik ternak sempat menjanjikan warga untuk membuat saluran khusus pembuangan limbah mengingat pencemaran telah terjadi lama. Sejak 8 bulan lalu setelah lokasi ternak dibangun pada 2009 silam. Namun karena belum ada realisasinya hingga sekarang, terpaksa warga kembali turun,” ungkapnya.(bam/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/