30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tegakkan Student Athlete, Batasi Pemain “Profesional”

Regulasi Baru DBL 2013, Semua Pemain Wajib Dimainkan

SURABAYA- Musim baru liga basket pelajar SMA terbesar di Indonesia, Development Basketball League (DBL) 2013 segera bergulir awal tahun mendatang. PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia, selaku penyelenggara liga mengumumkan beberapa regulasi baru yang akan diterapkan pada DBL 2013. Salah satu regulasi baru tersebut berkaitan dengan status pemain.

Sekolah yang akan berpartisipasi pada DBL 2013 tidak lagi diperkenankan menggunakan pemain yang menurut regulasi baru didefinisikan berstatus “profesional”.

Misalnya, seorang pemain dianggap berstatus profesional jika menerima segala bentuk pembayaran, baik berupa uang saku atau beasiswa basket, fasilitas tempat tinggal, transportasi dalam bentuk apapun yang berasal dari pihak sekolah tempat dia bermain (juga dari klub basket atau dari pihak lain).
Pemain yang berlaga di DBL 2013 tetap diperbolehkan menerima beasiswa, asalkan berdasarkan prestasi akademik yang dicapainya. Itu pun dengan batas nominal tertentu dalam satu tahun masa ajar di sekolah tersebut.

Diterapkannya regulasi tersebut diharapkan mampu memperkuat konsep student athlete yang telah dicanangkan sejak bergulirnya DBL pada tahun 2004. Konsep tersebut menekankan keseimbangan antara kemampuan di bidang olahraga basket dengan prestasi di bidang akademik.

“Dalam beberapa tahun terakhir, ada kecenderungan beberapa sekolah yang memperlakukan para student athlete tersebut layaknya pemain profesional. Cara tersebut mereka lakukan untuk mengejar prestasi secara instan. Setelah kami evaluasi, maka kami bertekad memantapkan lagi semangat student athlete yang telah kita bangun melalui liga ini,” ucap Azrul Ananda, Commissioner DBL sekaligus Direktur PT. DBL Indonesia.

“Tentu nanti akan ada dampak atau risiko, namun semua telah kami pertimbangkan. Kami percaya, semua keputusan ini dibuat untuk kebaikan jangka panjang semua pihak yang terlibat,” tambahnya.

Poin perubahan lain pada regulasi DBL 2013 adalah terkait dengan sistem permainan. Setiap tim wajib memainkan seluruh pemainnya pada setiap pertandingan. Tim dibagi menjadi dua kelompok, dengan rincian kelompok pertama wajib bermain pada kuarter pertama, dan kelompok kedua wajib bermain pada kuarter kedua.

Pergantian pemain hanya boleh dilakukan pada anggota masing-masing kelompok tersebut. Kelompok yang sudah bermain pada kuarter pertama, dilarang bermain pada kuarter kedua, dan sebaliknya. Menginjak kuarter ketiga dan keempat, tim tersebut bebas menampilkan pemain yang dikehendaki. Aturan tersebut diberlakukan untuk memberikan kesempatan bermain untuk seluruh pemain, serta membuat persaingan pada DBL 2013 menjadi lebih kompetitif.
“Salah satu misi lain diselenggarakannya DBL adalah meningkatkan partisipasi anak bermain basket. Namun, kami menilai, ada banyak sekolah atau tim yang kurang memberikan pengalaman bertanding untuk para pemainnya. Misalnya, walau sudah unggul jauh, tetap tidak mau memainkan pemain cadangan.,” papar Azrul.

“Dengan regulasi ini, kami yakin semua pemain bisa lebih merasakan dan menikmati atmosfer DBL. Untuk regulasi ini, kami mendapatkan banyak masukan dan pelajaran dari para partner kami di berbagai negara,” imbuhnya.

Menurut rencana, DBL 2013 akan dimulai pertengahan Januari mendatang. Jumlah kota dan lain-lain akan diumumkan dalam waktu dekat. Liga ini benar-benar merupakan yang terbesar di Indonesia. Pada 2012, event diselenggarakan di 24 kota, 22 provinsi. Dan diikuti lebih dari 1.153 tim dan 24.554 peserta. Total penonton pada 2012 mencapai 616.052 orang. (nur/jpnn)

Regulasi Baru DBL 2013, Semua Pemain Wajib Dimainkan

SURABAYA- Musim baru liga basket pelajar SMA terbesar di Indonesia, Development Basketball League (DBL) 2013 segera bergulir awal tahun mendatang. PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia, selaku penyelenggara liga mengumumkan beberapa regulasi baru yang akan diterapkan pada DBL 2013. Salah satu regulasi baru tersebut berkaitan dengan status pemain.

Sekolah yang akan berpartisipasi pada DBL 2013 tidak lagi diperkenankan menggunakan pemain yang menurut regulasi baru didefinisikan berstatus “profesional”.

Misalnya, seorang pemain dianggap berstatus profesional jika menerima segala bentuk pembayaran, baik berupa uang saku atau beasiswa basket, fasilitas tempat tinggal, transportasi dalam bentuk apapun yang berasal dari pihak sekolah tempat dia bermain (juga dari klub basket atau dari pihak lain).
Pemain yang berlaga di DBL 2013 tetap diperbolehkan menerima beasiswa, asalkan berdasarkan prestasi akademik yang dicapainya. Itu pun dengan batas nominal tertentu dalam satu tahun masa ajar di sekolah tersebut.

Diterapkannya regulasi tersebut diharapkan mampu memperkuat konsep student athlete yang telah dicanangkan sejak bergulirnya DBL pada tahun 2004. Konsep tersebut menekankan keseimbangan antara kemampuan di bidang olahraga basket dengan prestasi di bidang akademik.

“Dalam beberapa tahun terakhir, ada kecenderungan beberapa sekolah yang memperlakukan para student athlete tersebut layaknya pemain profesional. Cara tersebut mereka lakukan untuk mengejar prestasi secara instan. Setelah kami evaluasi, maka kami bertekad memantapkan lagi semangat student athlete yang telah kita bangun melalui liga ini,” ucap Azrul Ananda, Commissioner DBL sekaligus Direktur PT. DBL Indonesia.

“Tentu nanti akan ada dampak atau risiko, namun semua telah kami pertimbangkan. Kami percaya, semua keputusan ini dibuat untuk kebaikan jangka panjang semua pihak yang terlibat,” tambahnya.

Poin perubahan lain pada regulasi DBL 2013 adalah terkait dengan sistem permainan. Setiap tim wajib memainkan seluruh pemainnya pada setiap pertandingan. Tim dibagi menjadi dua kelompok, dengan rincian kelompok pertama wajib bermain pada kuarter pertama, dan kelompok kedua wajib bermain pada kuarter kedua.

Pergantian pemain hanya boleh dilakukan pada anggota masing-masing kelompok tersebut. Kelompok yang sudah bermain pada kuarter pertama, dilarang bermain pada kuarter kedua, dan sebaliknya. Menginjak kuarter ketiga dan keempat, tim tersebut bebas menampilkan pemain yang dikehendaki. Aturan tersebut diberlakukan untuk memberikan kesempatan bermain untuk seluruh pemain, serta membuat persaingan pada DBL 2013 menjadi lebih kompetitif.
“Salah satu misi lain diselenggarakannya DBL adalah meningkatkan partisipasi anak bermain basket. Namun, kami menilai, ada banyak sekolah atau tim yang kurang memberikan pengalaman bertanding untuk para pemainnya. Misalnya, walau sudah unggul jauh, tetap tidak mau memainkan pemain cadangan.,” papar Azrul.

“Dengan regulasi ini, kami yakin semua pemain bisa lebih merasakan dan menikmati atmosfer DBL. Untuk regulasi ini, kami mendapatkan banyak masukan dan pelajaran dari para partner kami di berbagai negara,” imbuhnya.

Menurut rencana, DBL 2013 akan dimulai pertengahan Januari mendatang. Jumlah kota dan lain-lain akan diumumkan dalam waktu dekat. Liga ini benar-benar merupakan yang terbesar di Indonesia. Pada 2012, event diselenggarakan di 24 kota, 22 provinsi. Dan diikuti lebih dari 1.153 tim dan 24.554 peserta. Total penonton pada 2012 mencapai 616.052 orang. (nur/jpnn)

Artikel Terkait

Panpel Klaim PSMS U-15 Tak Curi Umur

Honda DBL All-Star 2016 Tiba di AS

GOR Samudra Riuh Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/