JAKARTA-Soliditas internal menjadi persoalan terkini yang dihadapi Partai Demokrat (PD). Dinamika seputar pencopotan Ruhut Sitompul yang menyertai perhelatan Silaturahmi Nasional (Silatnas) dan HUT ke-11 Partai Demokrat di Sentul Convention Center (SCC), Bogor, Jawa Barat, menjadi salah satu indikasinya.
Sejak Silatnas dibuka Jumat (14/12), polemik menyangkut posisi Ruhut di Demokrat langsung mengemuka. Sebelum tuntas acara prosesi pembukaan, dorongan agar politikus yang dikenal kontroversial ini supaya didepak dari partai sudah bergulir.
Sesaat setelah Ketua Umum Anas Urbaningrum selesai menyampaikan pidato sambutan yang dilanjutkan pemukulan gong sebagai tanda Silatnas dibuka, sejumlah kader dan pengurus daerah berteriak-teriak minta Ruhut dipecat. Saat itu Ruhut ikut hadir dalam acara tersebut.
Menanggapi hal itu, politikus mantan artis sekaligus pengacara itu hanya tersenyum dan melambai-lambaikan tangan ke arah mereka yang meneriaki dirinya. Insiden tersebut hanya sempat reda sebentar ketika acara dilanjutkan dengan pembacaan doa.
Selesai acara pembukaan, kader dan pengurus daerah kembali berteriak. Kali ini lebih keras. Mereka bahkan berusaha merangsek ke depan, mendekati mantan politikus Partai Golkar tersebut. “Usir Ruhut, usir Ruhut,” teriak beberapa di antara mereka. Ruhut nyaris dikeroyok.
Sejumlah pengurus dibantu satgas sigap membawa Ruhut keluar acara pembukaan. Meski demikian, teriakan bahkan cemoohan tetap ramai mengiringi digiringnya Ruhut keluar arena tempat acara pembukaan. “Ruhut, urusi saja anakmu, bersihkan dirimu,” teriak sejumlah kader PD, sahut-menyahut.
Meski diusir oleh sekelompok kader, Ruhut tidak ambil pusing. Menurut dia, puluhan kader itu ditunggangi kelompok tertentu. Secara terbuka, dia bahkan menuding bahwa kelompok yang dimaksud adalah para koruptor yang masih ada di partainya. “Mereka cuma antek-anteknya koruptor. Saya tahu siapa di belakangnya. Mereka itu sedang kalap dikejar bayang-bayangnya sendiri,” kata politikus PD yang selama ini getol minta Anas mundur dari ketua umum.
Dengan percaya diri, hingga kemarin, Ruhut tetap yakin dirinya masih diterima di Demokrat. Karena itu pulalah, dia memutuskan tetap tidak meninggalkan arena Silatnas. “Kita tunggu saja besok (hari ini, Red) keputusan Pak SBY. Tidak ada yang bisa mecat saya selain beliau,” tegasnya.
Ruhut Sebut Anas Calon Tersangka
Sebelumnya di Gedung DPR, Ruhut menyebut kalau Anas tinggal menghitung hari untuk ditetapkan jadi tersangka dan dilengserkan dari jabatannya.
“Anas mau pecat saya karena dia dan badut-badutnya sudah kalap. Anas kan tinggal menghitung hari. Harusnya dia mundur secara legowo, karena partai ini dilahirkan SBY bersama deklarator untuk mencegah dan memberantas korupsi. Jangan jadikan partai ini sebagai sarang koruptor,” kata Ruhut.
Saat ini internal Partai Demokrat tidak tahan dengan kondisi yang berlarut-larut yang menghancurkan partai ulah para badut-badut itu. “Untungnya masih ada nama besar SBY di Partai Demokrat. Kalau perlu dalam Silatnas kita gulingkan Anas,” kata Ruhut lagi. Terakhir Ruhut menegaskan meski diancam dengan pencopotannya dari jajaran DPP PD, itu tak akan mengubah sikapnya. “Saya akan terus mendesak Anas untuk mundur agar Demokrat tidak karam pada Pemilu mendatang. Jika Anas dijerat oleh KPK. Badut-badut itu nanti semua akan tergeser. Kalau Anas jadi tersangka, aku lengserkan semua,” ujarnya.
Rencananya, SBY akan hadir di arena Silatnas hari ini, Sabtu (15/12). Ketua dewan pembina itu akan menyampaikan pidato politik pada acara peringatan HUT PD. “Provokator itu tidak sampai 10 orang. Salah satunya saya kenal. Dia sekretaris DPD DKI (Irfan Gani, Red). Itu orang-orang HMI,” imbuh Ruhut saat diamankan sementara sambil masih tampak terengah-engah.
Sementara itu, dalam pidato sambutannya, Anas menyinggung pentingnya menjaga soliditas partai sebagai salah satu kunci sukses partai pada 2014. “Kita harus pastikan jaringan Partai Demokrat bergerak terkonsolidasi dengan rapi agar (sukses) 2014 bersama kita, bersama Partai Demokrat,” kata Anas disambut riuh tepuk tangan kader Demokrat.
Hingga saat ini, seiring dengan masih terseret-seretnya nama Anas dalam lanjutan proses hukum terhadap kasus korupsi Wisma Atlet maupun Hambalang, posisi Anas di partai masih kerap dipertanyakan. Oleh sejumlah pihak, dua kasus itu dianggap menyandera Demokrat. Atas hal itulah, Ruhut terus tampil dari internal Demokrat meminta mantan komisioner KPU itu agar legowo mundur. (dyn/c1/agm/fas/rm/jpnn)