Memiliki anak kembar adalah anugerah. Adalah sesuatu yang istimewa mendapat anak sekaligus dua atau lebih bukan? Tapi, bagi sebagian orang, memiliki anak kembar bisa repot. Pasalnya, kebutuhan menjadi berlipat dan fokus pun harus terbagi. Dan, ujung-ujungnya, pengeluaran bertambah.
Tapi, soal kembar yang saya maksud di sini bukan anak yang diberikan Tuhan. Ini berbeda. ini bukan soal manusia yang mirip atau sebagainya. Ini soal kesepakatan yang digagas Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dan Pemerintah Provinsi Bali. Kedua provinsi ini sepakat untuk menggagas destinasi wisata kembar. Artinya, promosi dilakukan bersama dengan menawarkan paket-paket wisata bagi turis. Sederhananya begini, ketika ada turis yang ke Bali, maka dia pun harus ke Sumut. Jadi, ketika ada turis dari Inggris yang memakai paket tersebut, maka dia bisa menikmati Pantai Kuta dan Danau Toba sekaligus. Wow.
“Bagi Bali, Sumut merupakan potensi besar dan prospektif dalam pengembangan Bali ke depan,” itu alasan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Ketut Swastike.
Apa hubungan Bali dan Sumut? Bukankah Bali lebih maju soal wisatanya? Kenapa butuh ‘bantuan’ Sumut? Hm, pertanyaan-pertanyaan itu saya percayai muncul di benak mereka yang tahu kabar ini. Ya, muncul karena ada keminderan warga Sumut dengan potensi wisatanya sendiri. Parahnya lagi, ini disandingkan dengan Bali yang memang sudah terkenal sejagad raya. Namun, jangan salah. Langkah Bali menggaet Sumut tentunya punya alasan kuat. Ayolah, tidak mungkin Bali menggadaikan namanya sendiri bukan? Artinya, Bali pasti mencari partner yang memiliki potensi objek wisata yang seimbang atau bahkan lebih baik dari Bali.
Ingat kalimat si Ketut tadi, “Sumut merupakan potensi besar dan prospektif dalam pengembangan Bali ke depan”. Ya, Sumut punya Danau Toba! Adakah yang membantah keindahan Danau Toba? Masih ingatkah bagaimana Danau Toba bisa menyita perhatian dunia melalui pesonanya. Ingatlah pada awal hingga pertengahan abad 20 lalu, kawasan mana di Indonesia yang menjadi tujuan wisata bagi penikmat keindahan alam di dunia ini? Bukankah itu Danau Toba?
Belakangan Danau Toba memang ditinggalkan. Seiring dengan itu, promosi keindahan Bali begitu gencar. Pun fasilitas hingga kesiapan warga Bali cukup mumpuni hingga wisata di pulau yang dijuluki Pulau Dewata itu berkembang pesat bak jamur di musim penghujan. Pasalnya, Danau Toba tak berkembang sesuai zaman. Pun, kesiapan mental warga sekitar Danau Toba cenderung diragukan. Ujung-ujungnya, Danau Toba mulai ‘terlupakan’.
Tapi, Bali tidak lupa dengan Danau Toba. Mereka paham betul kalau Danau Toba bisa membuat seorang artis Holywood pada era 1970-an operasi plastik agar bisa nyantai di danau terluas di Indonesia itu. Maka tidak berlebihan ketika Bali menggandeng Sumut Bukan? “Kita (Pemprov Bali, Red) sepakat untuk saling bersinergi memberhasilkan destinasi wisata kembar Danau Toba-Bali yang mudah-mudahan segera terealisasi,” tambah si Ketut. Nah, bagaimana? Apakah kembar ini akan merepotkan bagi Sumut? Atau malah menjadi anugerah bagi Sumut? Hm, ditunggu sajalah realisasinya. (*)