JAKARTA-Maskapai penerbangan Garuda Indonesia sudah ancang-ancang untuk mengembangkan rute penerbangan internasional dari Kualanamu International Airport (KIA). Selama ini, rute internasional perusahaan penerbangan plat merah itu hanya dibuka di Bandara Ngurah Rai, Denpansar, dan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto, menjelaskan, memang Medan menjadi sasaran pasar Garuda untuk segmen penerbangan internasional ke depan.
“Memang akan ada pengembangan Garuda ke Medan (dari KIA, Red),” ujar Pujobroto kepada Sumut Pos di Jakarta, Selasa (8/9). Hanya saja, dia tidak memerinci secara lebih gablang rencana pengembangan Garuda dimaksud.
Dia hanya memastikan bahwa posisi KIA bagi Garuda, ke depan akan sejajar dengan Bandara Ngurah Rai dan Bandara Soekarno-Hatta untuk pengembangan rute penerbangan internasional. “Medan, Jakarta, Denpasar, itu masuk skala prioritas pengembangan,” imbuhnya.
Dia mengakui belum tahu persis bagaimana detail rencana pengembangan Garuda di Medan. Pujo berjanji akan memberikan keterangan lebih rinci setelah nantinya mendapatkan data dari bagian perencanaan pengembangan Garuda.
Namun dari data yang didapat, tampaknya rute pengembangan dimaksud belum dilakukan tahun ini. Pada November 2012, Direktur Marketing Garuda Indonesia, Eliza Lumbantoruan mengatakan di 2013, Garuda Indonesia akan membuka 3 rute penerbangan internasional baru dari Jakarta ke negara Eropa dan Australia.
Tiga rute internasional baru itu ke London UK (Inggris), Brisbane Australia, dan Auckland (Selandia Baru). Ketiganya dari Bandara Soekarno-Hatta. Jadi, tak satu pun dari KIA.
Sedang di 2014, menurut Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar beberapa waktu, Garuda Indonesia berencana membuka lima rute penerbangan langsung ke Eropa. Saat ini, maskapai milik pemerintah Indonesia masih tengah menunggu kedatangan pesawat Boeing 777. Kelima rute baru itu adalah Belanda, Inggris, Jerman, Italia, dan Prancis.
Selama ini, perusahaan milik pemerintah yang meraih penghargaan World’s Best Regional Airline dari Skytrax itu sudah membuka 35 rute tujuan internasional. Namun, tak satu pun dari Bandara Polonia, Medan.
Data yang didapat, sejumlah maskapai yang sudah beroperasi di Polonia dengan rute internasional, antara lain AirAsia (Kuala Lumpur-KLIA, Penang), Firefly (Kuala Lumpur-Subang, Penang), Indonesia AirAsia (Bangkok-Don Mueang, Kuala Lumpur-KLIA, Penang). Ada juga Malaysia Airlines (Kuala Lumpur-KLIA), Mandala Airlines (Singapore), Silk Air (Singapore), Sriwijaya Air (Penang), dan Wings Air (Penang).
Sementara itu, KIA sangat memungkinkan dijadikan bandara transit bagi sejumlah penerbangan internasional. Terutama dari Australia menuju Eropa, maupun sebaliknya.
Menurut pilot senior Garuda Indonesia, Capt Darwis Panjaitan, dari pengalamannya mengelilingi bandara-bandara yang ada di dunia selama 36 tahun, ada beberapa kelebihan Kualanamu. Di antaranya karena letaknya yang strategis, pesawat dari Australia yang hendak menuju Eropa, tidak perlu lagi transit di Bali atau Jakarta. Tapi dapat transit di Kualanamu, sehingga bisa langsung menuju Samudera Hindia. Dan itu akan sangat mempersingkat jarak.
“Alasan lain, bandara-bandara transit yang ada di Asia seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur dan Bangkok, trafficknya saat ini benar-benar superpadat. Jadi peluangnya sangat terbuka,” ujarnya.
Karena itu Darwis meyakini, dengan keberadaan Bandara Kualanamu, Indonesia akan sangat diuntungkan. Karena selain dapat mengurangi traffick penerbangan di Jakarta, Indonesia juga dapat benar-benar menjadikan Kualanamu sebagai pintu gerbang. “Misalnya pesawat-pesawat dari Eropa yang mengangkut penumpang untuk tujuan Indonesia, transitnya di sana. Nah untuk melanjutkan perjalanan ke daerah lain di Indonesia, memakai pesawat Indonesia. Jadi secara otomatis, ini juga menguntungkan penerbangan dalam negeri,” katanya.
Namun untuk menjadikan Kualanamu bandara transit penerbangan internasional, menurut Darwis memang tidak semudah membalik telapak tangan. Karena ada beberapa hal yang perlu dipenuhi terlebih dahulu. “Yang pertama sebenarnya policy dari pemerintah terkait politis dan keamanan. Nah kalau ini terpenuhi, baru kita bicara geografis,” katanya.
Selain itu, status bandara internasional menurut pria kelahiran Pematangsiantar ini, belum menjamin sebuah bandara layak menjadi bandara transit internasional. Karena itu Kualanamu perlu membenahi saran-prasarana dan pentingnya kesiapan sumberdaya manusia yang ada. (sam/gir)