26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Aspac Makin Berbahaya

JAKARTA-Dell Aspac Jakarta terus melanjutkan performa gemilangnya di seri II Speedy NBL Indonesia 2012-2013. Selasa (15/1) lalu mereka membekuk Satya Wacana LBC Angsapura Salatiga dengan skor telak 80-57. Belum terkalahkan dalam delapan pertandingan, Aspac berpeluang menyapu bersih seri II.

Hanya Aspac yang sejauh ini belum kalah. Dalam tiga pertandingan ke depan, Aspac akan bersua dengan Bimasakti Nikko Steel Malang, Rabu (16/1), NSH GMC Riau, Jumat (18/1), dan Satria Muda (SM) Britama Jakarta, Minggu (20/1).

Di atas kertas, dengan penampilan yang makin meningkat, Aspac berpeluang mengalahkan semua lawan tersisa. Meski SM yang tengah bangkit bisa menjadi ganjalan.

Pada laga kemarin rookie Andakara Prastawa Dhyaksa kembali tampil bagus. Point guard berusia 20 tahun tersebut mencetak 14 poin, terbanyak di timnya. Konsistensi Prastawa memang mengagumkan. Dalam delapan penampilannya bersama Aspac, putra pelatih Aspac Rastafari Horongbala itu selalu mencetak double digit point. “Lagi enak saja mainnya. Di Aspac tidak ada goal getter utama. Jadi, kalau ada teman kosong, langsung passing dan tembak saja,” kata Prastawa.

Bagi power forward Pringgo Regowo, masuknya Rastafari sebagai pelatih kepala memberikan kesegaran tersendiri. “Pendekatan Kak Fari enak. Dia terbuka pada setiap masukan dan koreksi,” ujar Pringgo.

Ia juga menerangkan, permainan Aspac sekarang semakin matang. Terutama dalam pick and roll. Fari juga menekankan agar para pemain tidak ragu dalam melakukan shooting. Defense diperkuat, lebih agresif, dan tiap pemain harus saling membantu. “Mental pemain juga mulai naik,” ucapnya.

Asisten pelatih Aspac Antonius Joko Endratmo membenarkan perkataan Pringgo. “Defense sekarang diperkuat. Kami sering melakukan full-court press. Kalau dulu kan half-court press. Untuk defense kami juga sering pakai man-to-man marking. Sekarang tidak ada shooter dominan. Setiap pemain bisa mencetak poin,” beber Joko.

Asisten pelatih Satya Wacana Efri Meldy menilai Aspac sebagai tim yang sangat sulit dihentikan saat ini. Transisi antara defense ke offense mantap dan cepat. Barisan shooter, terutama Xaverius Prawiro, Oki Wira Sanjaya, dan Prastawa, sangat hidup. “Jadi, kalau satu orang dijaga, yang lain bakal lepas. Ini seperti buah simalakama bagi kami. Small man mereka hebat dalam offense, sedangkan big man jago dalam block,” ulas Efri. (nur/aga/c9/ang/jpnn)

JAKARTA-Dell Aspac Jakarta terus melanjutkan performa gemilangnya di seri II Speedy NBL Indonesia 2012-2013. Selasa (15/1) lalu mereka membekuk Satya Wacana LBC Angsapura Salatiga dengan skor telak 80-57. Belum terkalahkan dalam delapan pertandingan, Aspac berpeluang menyapu bersih seri II.

Hanya Aspac yang sejauh ini belum kalah. Dalam tiga pertandingan ke depan, Aspac akan bersua dengan Bimasakti Nikko Steel Malang, Rabu (16/1), NSH GMC Riau, Jumat (18/1), dan Satria Muda (SM) Britama Jakarta, Minggu (20/1).

Di atas kertas, dengan penampilan yang makin meningkat, Aspac berpeluang mengalahkan semua lawan tersisa. Meski SM yang tengah bangkit bisa menjadi ganjalan.

Pada laga kemarin rookie Andakara Prastawa Dhyaksa kembali tampil bagus. Point guard berusia 20 tahun tersebut mencetak 14 poin, terbanyak di timnya. Konsistensi Prastawa memang mengagumkan. Dalam delapan penampilannya bersama Aspac, putra pelatih Aspac Rastafari Horongbala itu selalu mencetak double digit point. “Lagi enak saja mainnya. Di Aspac tidak ada goal getter utama. Jadi, kalau ada teman kosong, langsung passing dan tembak saja,” kata Prastawa.

Bagi power forward Pringgo Regowo, masuknya Rastafari sebagai pelatih kepala memberikan kesegaran tersendiri. “Pendekatan Kak Fari enak. Dia terbuka pada setiap masukan dan koreksi,” ujar Pringgo.

Ia juga menerangkan, permainan Aspac sekarang semakin matang. Terutama dalam pick and roll. Fari juga menekankan agar para pemain tidak ragu dalam melakukan shooting. Defense diperkuat, lebih agresif, dan tiap pemain harus saling membantu. “Mental pemain juga mulai naik,” ucapnya.

Asisten pelatih Aspac Antonius Joko Endratmo membenarkan perkataan Pringgo. “Defense sekarang diperkuat. Kami sering melakukan full-court press. Kalau dulu kan half-court press. Untuk defense kami juga sering pakai man-to-man marking. Sekarang tidak ada shooter dominan. Setiap pemain bisa mencetak poin,” beber Joko.

Asisten pelatih Satya Wacana Efri Meldy menilai Aspac sebagai tim yang sangat sulit dihentikan saat ini. Transisi antara defense ke offense mantap dan cepat. Barisan shooter, terutama Xaverius Prawiro, Oki Wira Sanjaya, dan Prastawa, sangat hidup. “Jadi, kalau satu orang dijaga, yang lain bakal lepas. Ini seperti buah simalakama bagi kami. Small man mereka hebat dalam offense, sedangkan big man jago dalam block,” ulas Efri. (nur/aga/c9/ang/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/