30 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Waspadai Banjir Kiriman, Dilarang Bermain di Sungai

Air Seibilah, Rantauprapat Naik Mencapai Tiga Meter

KETINGGIAN air di Seibilah, Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu terus naik mulai kemarin. Saat ini, air sungai naik drastis hingga mencapai 3 meter. Akibatnya, penambang galian C tradisional yang ada disana tidak beroperasi seperti biasanya.

Seperti halnya H Munthe saat ditemui Sumut Pos, Kamis (17/1) ditangkahannya mengakui kalau dirinya tidak mengoperasikan sejumlah boat mesinnya guna menambang kerikil. Itu dikarenakan adanya kenaikan air yang terus meninggi sejak semalam. “Kalau semalam masih bisa, tapi hari ini tidak bisa lagi mencari kerikil karena banjir,” terangnya.

Menurut Munthe, naiknya air akibat hujan yang turun pada Rabu (16/1) menjelang malam tersebut membuat ketinggian sungai bertambah, bahkan air yang biasanya bening kini menjadi keruh dan terkesan bercampur lumpur. “Kayaknya hujan tadi malam itu, apalagi semalam sedikit banjir, mangkin naik terus. Kalau hujan lagi, ya besok terpaksa libur lagi cari kerikil,” ujar H Munthe lagi.

Kepala Tata Usaha dikantor Unit Pelayanan Tekhnis Pengelolaan Sumber Daya Air (UPT-PSDA) Kualuh Barumun di Rantauprapat Amir Bonf mengatakan, ketinggian air tidak terlalu membahayakan. Begitu pun dia meminta warga tidak beraktivitas di tengah sungai, terlebih anak-anak. “Belum berbahaya kalilah, tapi ya jangan mandi-mandi dululah, apalagi untuk anak-anak, karena airnya agak deras,” sarannya.

Disinggung apa penyebab tingginya kenaikan air Seibilah kala itu, dia memprediksi akibat adanya banjir kiriman dari Hulu ataupun kabupaten tetangga. Sebab, perkiraan hujan tadi malam tidak menjadi faktor utama banjir. “Kalau air tadi malam, perkiraannya ya sudah berada jauh di bawah hilir sana, kalau sekarang ini prediksi kita banjir kiriman yang dari hulu,” tambahnya.

Penjaga alat duga/ukur ketinggian air dari rata-rata normal setiap harinya di Seibilah milik UPT-PSDA Kualuhbarumun, di Lingkungan Sibuaya, Rantauprapat Ramlan menerangkan, hasil pencatatan dirinya pada hari sebelumnya tercatat ketinggian air pada pagi hari sekitar 0,70 meter, siang 0,65 meter dan sore 0,63 meter.

Sedangkan pada Kamis (17/1) terjadi kenaikan air Seibilah Rantauprapat serta terjadinya perubahan warna menjadi kekuningan, saat pencatatan di pagi hari tercatat kenaikan drastis mencapai 2,62 meter dan pada siang harinya sekitar 2.23 meter. “Kalau sore ini belum kita catat. Memang ada kenaikan drastis jika dibanding biasanya yang hanya sekitar 0,60 meter,” terangnya dilokasi penambangan.

Amatan Sumut Pos di sepanjang lingkungan Sibuaya, sejumlah boat mesin mencari kerikil bersandar ke tengah Seibilah. Walau masih ada yang beroperasi, itu hanya upaya untuk menambang hasil galian C seperti pasir. Itupun tidak berlangsung lama. (mag-16)

Air Seibilah, Rantauprapat Naik Mencapai Tiga Meter

KETINGGIAN air di Seibilah, Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu terus naik mulai kemarin. Saat ini, air sungai naik drastis hingga mencapai 3 meter. Akibatnya, penambang galian C tradisional yang ada disana tidak beroperasi seperti biasanya.

Seperti halnya H Munthe saat ditemui Sumut Pos, Kamis (17/1) ditangkahannya mengakui kalau dirinya tidak mengoperasikan sejumlah boat mesinnya guna menambang kerikil. Itu dikarenakan adanya kenaikan air yang terus meninggi sejak semalam. “Kalau semalam masih bisa, tapi hari ini tidak bisa lagi mencari kerikil karena banjir,” terangnya.

Menurut Munthe, naiknya air akibat hujan yang turun pada Rabu (16/1) menjelang malam tersebut membuat ketinggian sungai bertambah, bahkan air yang biasanya bening kini menjadi keruh dan terkesan bercampur lumpur. “Kayaknya hujan tadi malam itu, apalagi semalam sedikit banjir, mangkin naik terus. Kalau hujan lagi, ya besok terpaksa libur lagi cari kerikil,” ujar H Munthe lagi.

Kepala Tata Usaha dikantor Unit Pelayanan Tekhnis Pengelolaan Sumber Daya Air (UPT-PSDA) Kualuh Barumun di Rantauprapat Amir Bonf mengatakan, ketinggian air tidak terlalu membahayakan. Begitu pun dia meminta warga tidak beraktivitas di tengah sungai, terlebih anak-anak. “Belum berbahaya kalilah, tapi ya jangan mandi-mandi dululah, apalagi untuk anak-anak, karena airnya agak deras,” sarannya.

Disinggung apa penyebab tingginya kenaikan air Seibilah kala itu, dia memprediksi akibat adanya banjir kiriman dari Hulu ataupun kabupaten tetangga. Sebab, perkiraan hujan tadi malam tidak menjadi faktor utama banjir. “Kalau air tadi malam, perkiraannya ya sudah berada jauh di bawah hilir sana, kalau sekarang ini prediksi kita banjir kiriman yang dari hulu,” tambahnya.

Penjaga alat duga/ukur ketinggian air dari rata-rata normal setiap harinya di Seibilah milik UPT-PSDA Kualuhbarumun, di Lingkungan Sibuaya, Rantauprapat Ramlan menerangkan, hasil pencatatan dirinya pada hari sebelumnya tercatat ketinggian air pada pagi hari sekitar 0,70 meter, siang 0,65 meter dan sore 0,63 meter.

Sedangkan pada Kamis (17/1) terjadi kenaikan air Seibilah Rantauprapat serta terjadinya perubahan warna menjadi kekuningan, saat pencatatan di pagi hari tercatat kenaikan drastis mencapai 2,62 meter dan pada siang harinya sekitar 2.23 meter. “Kalau sore ini belum kita catat. Memang ada kenaikan drastis jika dibanding biasanya yang hanya sekitar 0,60 meter,” terangnya dilokasi penambangan.

Amatan Sumut Pos di sepanjang lingkungan Sibuaya, sejumlah boat mesin mencari kerikil bersandar ke tengah Seibilah. Walau masih ada yang beroperasi, itu hanya upaya untuk menambang hasil galian C seperti pasir. Itupun tidak berlangsung lama. (mag-16)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/