Pedagang Aksara Curhat ke Pak Wali
Puluhan pedagang tradisional Pasar Aksara menyampaikan curahan hatinya (curhat) kepada Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM ketika meninjau pasar tersebut di lantai dasar Aksara Plaza Medan, Senin (21/1).
Dalam curhat itu, pedagang mengeluh kalau akses pintu ma suk pasar ditutup, ditambah lagi kehadiran anak punk dituding penyebab konsumen enggan datang berbelanja. Pedagang juga minta kepada Wali Kota Medan agar pedagang yang berjualan di badan jalan segera ditertibkan. “Pasar Aksara ini sama dengan Pasar Petisah, pihak swasta yang mengelolanya. Tapi menyangkut kepentingan umum, harus Wali Kota yang bertanggungjawab,” tegas Rahudman meyakini para pedagang tersebut.
Setelah mendengar akses pintu masuk ditutup pihak pengelola, Wali Kota langsung tidak terima. “Ada apa akses pintu masuk itu ditutup? Pasti ada kepentingan dengan pihak perusahaan (pengelola-Red), saya tidak mau. Untuk itu saya minta agar akses pintu masuk itu dibuka kembali!” tegas Rahudman lagi penuh kesal.
Mendengar perintah Wali Kota agar pintu pagar tiang besi harus dibuka, puluhan pedagang langsung bersorak riang. Kemudian, Wali Kota memerintahkan Kadis Perhubungan Kota Medan Renward Parapat yang turut mendampingi dalam peninjauan itu untuk segera membongkar pintu penutup tadi. “Hidup Pak Rahudman!” teriak pedagang penuh girang.
Tak hanya itu, Rahudman juga memerintahkan Renward untuk membongkar beton pembatas setinggi hampir 30 cm di lahan parkir yang dinilai tidak ada manfaatnya. Justru, membuat calon pembeli yang datang tidak leluasa. “Jadi secepatnya dibongkar. Tata langsung parkir di tempat ini!” perintah Wali Kota kepada Renward.
Rahudman juga berjanji akan memerintahkan Dinas Bina Marga untuk mengaspal areal tersebut. Nantinya, kepada pegadang yang berjualan sampai ke badan jalan bisa pindah ke dalam kios yang disediakan.” Kalau pasar semrawut seperti ini, siapa yang mau datang,” kata Rahudman di hadapan pedagang.
Soal keluhan pedagang dengan keberadaan anak punk, Wali Kota berjanji akan segera menertibkannya. Untuk itu ia akan membicarakan persoalan tersebut kepada Kapolresta Medan Kombel Pol Monang Situmorang. “Besok kita akan rapat Muspida, saya akan bicarakan masalah ini,” janjinya.
Dalam peninjauan itu, Rahudman yang didampingi Wakil Wali Kota Drs H Dzulmi Eldin MSi, dan Sekda Ir Syaiful Bahri, juga menemukan tumpukan sampah. Rahudman lalu menanyakan persoalan sampah itu kepada dua karyawan PD Pasar yang bertugas di tempat itu. Tapi kedua karyawan PD Pasar tadi justru berkilah dengan mengatakan Kepala Pasar Aksara tidak ada di tempat.
Jawaban itu sontak membuat Rahudman marah. “Kau kerja disini kan? Jadi kau urus sampah ini, jangan kau cari alasan kepala pasar pula. Macam-macam aja kau, bersihkan itu cepat!” bentak Wali Kota sehingga membuat kedua karyawan tersebut menunduk dan langsung melaksanakan perintahnya.
Setelah dari Pasar Aksara, Wali Kota meninjau Jalan Thamrin Medan melihat kemacetan lalulintas, terutama di sekitar Perguruan Sutomo. Dalam peninjuauan tersebut, Wali Kota minta kepada Kadishub Medan agar parkir tidak boleh lebih dari dua lapis.
Lokasi tempat pedagang kaki lima yang berjualan di atas trotoar di Perguruan Sutomo itu, bisa digunakan untuk lokasi parkir. “Kalau parkir dibuat dua lapis, saya kira mengganggu kelancaran lalulintas,” jelas Wali Kota.
Rahudman kemudian meminta agar di sepanjang sekolah tidak diperkenankan ada lagi pedagang kaki lima. Kehadiran pedagang menyebabkan kemacetan.”Saya minta Satpol PP bisa melihat itu dan melakukan penertiban segera,” ujarnya.
Dengan berjalan kaki, Wali Kota bersama Wakil Wali Kota dan Sekda sambil berjalan kaki menelusuri Jalan Sutomo. Setelah itu mereka menyeberang menuju SMP Negeri 12 Medan. Tapi, belum masuk ke sekolah itu, Rahudman melihat di depan Perkuburan Muslim ada beberapa becak bermotor (betor) parkir di trotoar sehingga menghalangi pejalan kaki. Atas temuan itu, Wali Kota minta segera ditertibkan.
Setelah berada di SMP Negeri 12, kedatangan Wali Kota langsung disambut guru dan siswa. Satu persatu mereka menyalami Wali Kota. Dalam peninjauan itu, Wali Kota melihat peralatan kelengkapan sekolah banyak yang tidak layak lagi sehingga harus diganti agar proses belajar dan mengajar dapat berjalan lancar dan nyaman. “Jadi masalah fasilitas ini menjadi perhatian kita,” pungkasnya. (dya/adv)