26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Selat Philips Rawan Penyelundupan Narkoba

BELAWAN- Kawasan perairan Selat Philips yang membelah tiga negara, dinilai rawan terhadap aktivitas penyeludupan narkoba. Para pelaku jaringan narkoba internasional ini disinyalir memanfaatkan kepadatan jalur laut ini guna memasukkan narkotika ke Indonesia. Ini terendus dari hasil penyelidikan petugas intelijen TNI AL saat sedang melakukan pengamanan disekitar perairan tersebut.

KETERANGAN:  Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat, Kolonel Laut (P) Amarullah Octavian memberikan keterangan.//sumut pos/fachrul rozi
KETERANGAN: Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat, Kolonel Laut (P) Amarullah Octavian memberikan keterangan.//sumut pos/fachrul rozi

“Dari data dan informasi diperoleh intelijen  kita perairan Selat Philips, dicurigai digunakan sebagai jalur untuk memasukan narkoba ke Indonesia. Para pelaku kejahatan ini antar negara ini memanfaatkan kepadatan lalu lintas kapal niaga sebagai jalur penyelundupan,” kata Kolonel Laut (P) Amarullah Octavian, Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Guspurlabar) di dermaga Lantamal I Belawan, Sabtu (26/1) kemarin.

Menurutnya, narkoba yang merambah Indonesia selama ini diselundupankan secara berantai baik dari, Malaysia, Thailand, bahkan Philips. Dan kepadatan jalur perbatasan Selat Philips yang membelah ke tiga negara ini melakukan modus penylundupan yang terkadang sulit teridentifikasi.

“Untuk mempersempit pergerakan para pelaku kejahatan, kita saling berkoordinasi dengan pihak keamanan laut ke tiga negara. Bahkan kita saling bertukar informasi, tapi selama 15 hari KRI Cut Nyak Dien ikut dalam operasi MSSP (Malacca Strits Sea Patrol) belum ada jaringan pelaku ditangkap,” ungkapnya.

Sulitnya membongkar jaringan penyelundupan itu, sambung Oktavian, pelaku penyelundupan narkoba antar negara ini memilik jaringan cukup luas, bahkan bisa memperoleh informasi soal pengamanan yang dilakukan pertugas.
“Ini yang menjadi tantangan buat kita, dan setidaknya selama pengawasan dan patroli laut digelar dijalur ini aktivitas penyelundupan narkoba ke dalam negeri terhenti. Karena ada delapan kapal perang berpatroli mengawasi jalur Selat Philips dan Selat Malaka,” ujarnya.

Dia mengatakan pihaknya akan terus berupaya mengamankan titik-titik perairan rawan dari jalur penyelundupan narkoba. Dan harapkan, masyarakat ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi. “Partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi juga sangat diperlukan,”pungkas Oktavian. (mag-17)

BELAWAN- Kawasan perairan Selat Philips yang membelah tiga negara, dinilai rawan terhadap aktivitas penyeludupan narkoba. Para pelaku jaringan narkoba internasional ini disinyalir memanfaatkan kepadatan jalur laut ini guna memasukkan narkotika ke Indonesia. Ini terendus dari hasil penyelidikan petugas intelijen TNI AL saat sedang melakukan pengamanan disekitar perairan tersebut.

KETERANGAN:  Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat, Kolonel Laut (P) Amarullah Octavian memberikan keterangan.//sumut pos/fachrul rozi
KETERANGAN: Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat, Kolonel Laut (P) Amarullah Octavian memberikan keterangan.//sumut pos/fachrul rozi

“Dari data dan informasi diperoleh intelijen  kita perairan Selat Philips, dicurigai digunakan sebagai jalur untuk memasukan narkoba ke Indonesia. Para pelaku kejahatan ini antar negara ini memanfaatkan kepadatan lalu lintas kapal niaga sebagai jalur penyelundupan,” kata Kolonel Laut (P) Amarullah Octavian, Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Guspurlabar) di dermaga Lantamal I Belawan, Sabtu (26/1) kemarin.

Menurutnya, narkoba yang merambah Indonesia selama ini diselundupankan secara berantai baik dari, Malaysia, Thailand, bahkan Philips. Dan kepadatan jalur perbatasan Selat Philips yang membelah ke tiga negara ini melakukan modus penylundupan yang terkadang sulit teridentifikasi.

“Untuk mempersempit pergerakan para pelaku kejahatan, kita saling berkoordinasi dengan pihak keamanan laut ke tiga negara. Bahkan kita saling bertukar informasi, tapi selama 15 hari KRI Cut Nyak Dien ikut dalam operasi MSSP (Malacca Strits Sea Patrol) belum ada jaringan pelaku ditangkap,” ungkapnya.

Sulitnya membongkar jaringan penyelundupan itu, sambung Oktavian, pelaku penyelundupan narkoba antar negara ini memilik jaringan cukup luas, bahkan bisa memperoleh informasi soal pengamanan yang dilakukan pertugas.
“Ini yang menjadi tantangan buat kita, dan setidaknya selama pengawasan dan patroli laut digelar dijalur ini aktivitas penyelundupan narkoba ke dalam negeri terhenti. Karena ada delapan kapal perang berpatroli mengawasi jalur Selat Philips dan Selat Malaka,” ujarnya.

Dia mengatakan pihaknya akan terus berupaya mengamankan titik-titik perairan rawan dari jalur penyelundupan narkoba. Dan harapkan, masyarakat ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi. “Partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi juga sangat diperlukan,”pungkas Oktavian. (mag-17)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/