BELAWAN- Kawasan perairan Selat Philips yang membelah tiga negara, dinilai rawan terhadap aktivitas penyeludupan narkoba. Para pelaku jaringan narkoba internasional ini disinyalir memanfaatkan kepadatan jalur laut ini guna memasukkan narkotika ke Indonesia. Ini terendus dari hasil penyelidikan petugas intelijen TNI AL saat sedang melakukan pengamanan disekitar perairan tersebut.
“Dari data dan informasi diperoleh intelijen kita perairan Selat Philips, dicurigai digunakan sebagai jalur untuk memasukan narkoba ke Indonesia. Para pelaku kejahatan ini antar negara ini memanfaatkan kepadatan lalu lintas kapal niaga sebagai jalur penyelundupan,” kata Kolonel Laut (P) Amarullah Octavian, Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Guspurlabar) di dermaga Lantamal I Belawan, Sabtu (26/1) kemarin.
Menurutnya, narkoba yang merambah Indonesia selama ini diselundupankan secara berantai baik dari, Malaysia, Thailand, bahkan Philips. Dan kepadatan jalur perbatasan Selat Philips yang membelah ke tiga negara ini melakukan modus penylundupan yang terkadang sulit teridentifikasi.
“Untuk mempersempit pergerakan para pelaku kejahatan, kita saling berkoordinasi dengan pihak keamanan laut ke tiga negara. Bahkan kita saling bertukar informasi, tapi selama 15 hari KRI Cut Nyak Dien ikut dalam operasi MSSP (Malacca Strits Sea Patrol) belum ada jaringan pelaku ditangkap,” ungkapnya.
Sulitnya membongkar jaringan penyelundupan itu, sambung Oktavian, pelaku penyelundupan narkoba antar negara ini memilik jaringan cukup luas, bahkan bisa memperoleh informasi soal pengamanan yang dilakukan pertugas.
“Ini yang menjadi tantangan buat kita, dan setidaknya selama pengawasan dan patroli laut digelar dijalur ini aktivitas penyelundupan narkoba ke dalam negeri terhenti. Karena ada delapan kapal perang berpatroli mengawasi jalur Selat Philips dan Selat Malaka,” ujarnya.
Dia mengatakan pihaknya akan terus berupaya mengamankan titik-titik perairan rawan dari jalur penyelundupan narkoba. Dan harapkan, masyarakat ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi. “Partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi juga sangat diperlukan,”pungkas Oktavian. (mag-17)
BELAWAN- Kawasan perairan Selat Philips yang membelah tiga negara, dinilai rawan terhadap aktivitas penyeludupan narkoba. Para pelaku jaringan narkoba internasional ini disinyalir memanfaatkan kepadatan jalur laut ini guna memasukkan narkotika ke Indonesia. Ini terendus dari hasil penyelidikan petugas intelijen TNI AL saat sedang melakukan pengamanan disekitar perairan tersebut.
“Dari data dan informasi diperoleh intelijen kita perairan Selat Philips, dicurigai digunakan sebagai jalur untuk memasukan narkoba ke Indonesia. Para pelaku kejahatan ini antar negara ini memanfaatkan kepadatan lalu lintas kapal niaga sebagai jalur penyelundupan,” kata Kolonel Laut (P) Amarullah Octavian, Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Guspurlabar) di dermaga Lantamal I Belawan, Sabtu (26/1) kemarin.
Menurutnya, narkoba yang merambah Indonesia selama ini diselundupankan secara berantai baik dari, Malaysia, Thailand, bahkan Philips. Dan kepadatan jalur perbatasan Selat Philips yang membelah ke tiga negara ini melakukan modus penylundupan yang terkadang sulit teridentifikasi.
“Untuk mempersempit pergerakan para pelaku kejahatan, kita saling berkoordinasi dengan pihak keamanan laut ke tiga negara. Bahkan kita saling bertukar informasi, tapi selama 15 hari KRI Cut Nyak Dien ikut dalam operasi MSSP (Malacca Strits Sea Patrol) belum ada jaringan pelaku ditangkap,” ungkapnya.
Sulitnya membongkar jaringan penyelundupan itu, sambung Oktavian, pelaku penyelundupan narkoba antar negara ini memilik jaringan cukup luas, bahkan bisa memperoleh informasi soal pengamanan yang dilakukan pertugas.
“Ini yang menjadi tantangan buat kita, dan setidaknya selama pengawasan dan patroli laut digelar dijalur ini aktivitas penyelundupan narkoba ke dalam negeri terhenti. Karena ada delapan kapal perang berpatroli mengawasi jalur Selat Philips dan Selat Malaka,” ujarnya.
Dia mengatakan pihaknya akan terus berupaya mengamankan titik-titik perairan rawan dari jalur penyelundupan narkoba. Dan harapkan, masyarakat ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi. “Partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi juga sangat diperlukan,”pungkas Oktavian. (mag-17)