Menhan Israel Akui Gempur Syria
MUNICH – Setelah bungkam soal serangan udara yang dilancarkannya ke wilayah perbatasan Syria pada Rabu lalu (30/1), Israel akhirnya buka suara. Di tengah kunjungan ke Jerman, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Ehud Barak kemarin (3/2) mengakui bahwa militernya memang berada di balik serangan udara yang menarget konvoi kendaraan tempur Syria di dekat perbatasan Lebanon itu.
Tak berselang lama kemudian, Syria merilis pernyataan Presiden Bashar al-Assad. Penguasa Syria itu menyatakan bahwa negerinya siap membalas serangan tersebut.
Sebelumnya, pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa jet tempur Israel itu menghajar konvoi kendaraan militer Syria yang membawa rudal antipesawat, senjata, dan peralatan militer lain di dekat perbatasan Lebanon. Konvoi tersebut diyakini akan mengirimkan senjata kepada kelompok militan Hizbullah Lebanon.
Ehud Barak pun membawa isu serangan militer tersebut ke dalam forum pertemuan para menteri luar negeri dan pejabat militer internasional di Munich, Jerman, kemarin. ’’Saya tidak ingin menambahkan informasi apapun tentang apa yang sudah ada di koran mengenai serangan di Syria beberapa hari lalu,’’ tutur Barak membuka pidatonya.
Namun, dia kemudian melanjutkan keterangannya dalam bahasa Inggris. ’’Secara jujur saya katakan bahwa kami berpikir tidak boleh ada pihak yang membawa persenjataan canggih ke Lebanon,’’ katanya.
Sejak pecah perang saudara di Syria, para pejabat Israel telah berkali-kali menyatakan kekhawatiran mereka bahwa senjata kimia atau biologi yang dikuasai oleh rezim Assad bisa jatuh ke pihak kelompok berbahaya. Barak menyebut bahwa hanya Hizbullah di Lebanon dan Iran yang menjadi sekutu Assad di Timur Tengah saat ini.
Menurut dia, kejatuhan rezim Assad tinggal menunggu waktu. ’’Begitu saatnya tiba, itu akan menjadi pukulan bagi Iran dan Hizbullah,’’ ujar Barak. ’’Saya rasa mereka akan membayar mahal atas tindakan mereka,’’ lanjutnya. (cak/dwi/jpnn)