30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kecamatan Tanahpinem Longsor di 40 Titik

Jalan Penghubung Terputus, Gorong-gorong Hancur

SIDIKALANG-Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa di Kabupaten Dairi mengakibatkan longsor di dua desa di Kecamatan Tanahpinem; Desa Liangjering dan Desa Sukadame. Selain mengakibatkan longsor 40 titik di dua desa tersebut, ratusan petani jagung dan kemiri pun terancam gagal panen, karena terendam banjir.
Sihol Manik warga Desa Liang Jering kepada Sumut Pos, Selasa (5/2) di Sidikalang mengatakan dia sangat kecewa dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi yang hingga kini belum menurunkan alat berat membenahi jalan yang terkena longsor.

Padahal dampak dari longsor jalan di Desa Liangjering dan Desa Sukadame terputus. Kondisi itu telah dilaporkan masyarakat dan perangkat desa sejak Kamis (31/1) lalu namun hingga kini, Selasa 95/2) belum juga ada jawaban.

“Pemkab hanya menyuruh masyarakat bersabar, sambil berjanji secepatnya akan mengirim alat berat ke lokasi,” ujar Sihol menirukan jawaban Bupati Dairi.

Melihat lambannya Pemkab Dairi menangani longsor tersebut, Sihol langsung dating ke Sidikalang untuk minta bertemu lagsung ke Bupati Dairi untuk menyampaikan kondisi desanya. “Saya, sudah diSMS dan ditelepon tapi hingga sekarang belum juga ada kepastian,” ujarnya kepada beberapa wartawan di Sidikalang.

Camat Tanahpinem, Roberth Hendra Ginting AP MSi megakui masih terjadi longsor di wilayahnya yang mengakibatkan arus lalu-lintas di Desa Liangjering dan Sukadame putus total.

Diterangkannya, di Desa Sukadame telah terjadi longsor sekurangnya 40 titik dan di Desa Liangjering satu jembatan rusak berat dan gorong-gorong hancur dihantam banjir sehingga jalan putus total.

“Jangankan mobil, sepeda motor juga tak bisa masuk menuju dua desa tersebut,” ujarnya. Ketika ditanya, apakah bencana alam tanah longsor tersebut sudah dilaporkan ke Dinas Pengerjaan Umum (PU) Kabupaten Dairi agar menurunkan alat berat Camat Tanahpinem mengakui sudah memberi tahu dalam beberapa waktu lalu, namun hingga kini belum juga diturunkan.

“Hal tersebut sudah dilaporkan kepada Bupati, Sekda, Kadis PU Binamarga Dairi, dan Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah Kabupaten Dairi, dan kita tunggulah,” ujarnya. Diakuinya, memang ada kesulitan Dinas PU Binamarga Dairi menurunkan alat berat roda besi ke lokasi ke Desa Liangjering dan Sukadame, mengingat jalan negara di sekitar Desa Laugunung kondisinya juga longsor, dan tidak memungkinkan dilalui bulldozer untuk membersihkan longsor.

Kepala Bidang Peralatan Dinas PU Binamarga Abdul Hakim ST didampingi Kasi Pengoperasian M Maybang kepada Sumut Pos Selasa (5/2) mengatakan telah menerima laporan dari Camat Tanahpinem tentang kejadian longsor di desa Liangjering dan Desa Sukadame Kecamatan Tanahpinem. Lambannya alat berat diturunkan kelokasi bencana longsor karena jarak tempuh dari kota Sidikalang amat jauh menuju lokasi longsor.(mag-14)

Jalan Penghubung Terputus, Gorong-gorong Hancur

SIDIKALANG-Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa di Kabupaten Dairi mengakibatkan longsor di dua desa di Kecamatan Tanahpinem; Desa Liangjering dan Desa Sukadame. Selain mengakibatkan longsor 40 titik di dua desa tersebut, ratusan petani jagung dan kemiri pun terancam gagal panen, karena terendam banjir.
Sihol Manik warga Desa Liang Jering kepada Sumut Pos, Selasa (5/2) di Sidikalang mengatakan dia sangat kecewa dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi yang hingga kini belum menurunkan alat berat membenahi jalan yang terkena longsor.

Padahal dampak dari longsor jalan di Desa Liangjering dan Desa Sukadame terputus. Kondisi itu telah dilaporkan masyarakat dan perangkat desa sejak Kamis (31/1) lalu namun hingga kini, Selasa 95/2) belum juga ada jawaban.

“Pemkab hanya menyuruh masyarakat bersabar, sambil berjanji secepatnya akan mengirim alat berat ke lokasi,” ujar Sihol menirukan jawaban Bupati Dairi.

Melihat lambannya Pemkab Dairi menangani longsor tersebut, Sihol langsung dating ke Sidikalang untuk minta bertemu lagsung ke Bupati Dairi untuk menyampaikan kondisi desanya. “Saya, sudah diSMS dan ditelepon tapi hingga sekarang belum juga ada kepastian,” ujarnya kepada beberapa wartawan di Sidikalang.

Camat Tanahpinem, Roberth Hendra Ginting AP MSi megakui masih terjadi longsor di wilayahnya yang mengakibatkan arus lalu-lintas di Desa Liangjering dan Sukadame putus total.

Diterangkannya, di Desa Sukadame telah terjadi longsor sekurangnya 40 titik dan di Desa Liangjering satu jembatan rusak berat dan gorong-gorong hancur dihantam banjir sehingga jalan putus total.

“Jangankan mobil, sepeda motor juga tak bisa masuk menuju dua desa tersebut,” ujarnya. Ketika ditanya, apakah bencana alam tanah longsor tersebut sudah dilaporkan ke Dinas Pengerjaan Umum (PU) Kabupaten Dairi agar menurunkan alat berat Camat Tanahpinem mengakui sudah memberi tahu dalam beberapa waktu lalu, namun hingga kini belum juga diturunkan.

“Hal tersebut sudah dilaporkan kepada Bupati, Sekda, Kadis PU Binamarga Dairi, dan Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah Kabupaten Dairi, dan kita tunggulah,” ujarnya. Diakuinya, memang ada kesulitan Dinas PU Binamarga Dairi menurunkan alat berat roda besi ke lokasi ke Desa Liangjering dan Sukadame, mengingat jalan negara di sekitar Desa Laugunung kondisinya juga longsor, dan tidak memungkinkan dilalui bulldozer untuk membersihkan longsor.

Kepala Bidang Peralatan Dinas PU Binamarga Abdul Hakim ST didampingi Kasi Pengoperasian M Maybang kepada Sumut Pos Selasa (5/2) mengatakan telah menerima laporan dari Camat Tanahpinem tentang kejadian longsor di desa Liangjering dan Desa Sukadame Kecamatan Tanahpinem. Lambannya alat berat diturunkan kelokasi bencana longsor karena jarak tempuh dari kota Sidikalang amat jauh menuju lokasi longsor.(mag-14)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/