26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sumut Bukukan Investasi Rp9,16 Triliun

MEDAN- Meskipun kondisi infrastruktur dan sa rana pendukung yang carut-marut, Provinsi Suma tera Utara tetap mampu memikat arus penanaman modal tahun 2012. Tercatat Rp9,16 triliun dana investor yang ditanamkan di Sumut. Realisasi ini di target yang ditetapkan yakni Rp9 triliun.

“Realisasi itu sudah termasuk penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri,” ungkap Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Sumut, Purnama Dewi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Sumut, Rabu (6/2).

Menurut Purnama, diantaranya perusahaan asing yang menanamkan modal nya itu adalah kelompok New Hope yang berasal dari Kota Chengdu (China). Perusahaan ini mendirikan pabrik pakan ternak di Sicanang, Belawan.

RpSebesar 100 juta dolar AS dana yang akan diinvestasikan. Beberapa perusahaan tersebut seharusnya menjadikan peluang untuk Sumut terus membenahi infrastuktur dan berbagai perangkat untuk menarik minat investor. Jadi kita harus melihat keseriusan pengusaha asing dan bersiap untuk itu,” katanya.

Saat ini, perusahaan tersebut sudah mendirikan kantor di Komplek Cemara Asri (Medan). “Itu artinya kan mereka serius ingin membangun bisnisnya di Sumatera Utara,” sambung Purnama.

Selain itu ada juga perusahaan chip elektronik PT Sagami yang berasal dari Jepang. Perusahaan ini sudah lebih dulu mendirikan pabriknya di China, Pineng (Malaysia) dan Vietnam. Tak lama lagi Sagami akan memulai produksinya.

Kata Purnama, sebenarnya tak cuma soal infrastruktur jalan raya yang menjadi persoalan serius dalam mendatangkan investor ke Sumut. Tetapi juga masalah ketersediaan tenaga listrik dan gas. Keduanya selalu dipertanyakan oleh pemodal-pemodal asing ketika ditawarkan berinvestasi.

“Salah satunya yang tak jadi berinvestasi akibat ketersediaan listrik yang tidak stabil adalah perusahaan Sari Roti. Padahal setidaknya 500 pekerja yang bisa mereka tampung,” kata Purnama.

Anggota Komisi B, Hidayatullah, menyampaikan keprihatinannya atas tidak tersedianya listrik sebagaimana dibutuhkan investor. Sulit dibayangkan para pemilik modal berminat berusaha di Sumut kalau suplai listrik dan gas selalu terganggu.

Pihaknya mengakui bahwa problem energi memang masih menimpa seluruh daerah yang ada di Indonesia, tidak hanya Sumut. Untuk itu pihaknya memang meminta agar PLN di Sumut benar-benar memperhatikan kebutuhan industri Sumut. (mag-5)

MEDAN- Meskipun kondisi infrastruktur dan sa rana pendukung yang carut-marut, Provinsi Suma tera Utara tetap mampu memikat arus penanaman modal tahun 2012. Tercatat Rp9,16 triliun dana investor yang ditanamkan di Sumut. Realisasi ini di target yang ditetapkan yakni Rp9 triliun.

“Realisasi itu sudah termasuk penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri,” ungkap Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Sumut, Purnama Dewi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Sumut, Rabu (6/2).

Menurut Purnama, diantaranya perusahaan asing yang menanamkan modal nya itu adalah kelompok New Hope yang berasal dari Kota Chengdu (China). Perusahaan ini mendirikan pabrik pakan ternak di Sicanang, Belawan.

RpSebesar 100 juta dolar AS dana yang akan diinvestasikan. Beberapa perusahaan tersebut seharusnya menjadikan peluang untuk Sumut terus membenahi infrastuktur dan berbagai perangkat untuk menarik minat investor. Jadi kita harus melihat keseriusan pengusaha asing dan bersiap untuk itu,” katanya.

Saat ini, perusahaan tersebut sudah mendirikan kantor di Komplek Cemara Asri (Medan). “Itu artinya kan mereka serius ingin membangun bisnisnya di Sumatera Utara,” sambung Purnama.

Selain itu ada juga perusahaan chip elektronik PT Sagami yang berasal dari Jepang. Perusahaan ini sudah lebih dulu mendirikan pabriknya di China, Pineng (Malaysia) dan Vietnam. Tak lama lagi Sagami akan memulai produksinya.

Kata Purnama, sebenarnya tak cuma soal infrastruktur jalan raya yang menjadi persoalan serius dalam mendatangkan investor ke Sumut. Tetapi juga masalah ketersediaan tenaga listrik dan gas. Keduanya selalu dipertanyakan oleh pemodal-pemodal asing ketika ditawarkan berinvestasi.

“Salah satunya yang tak jadi berinvestasi akibat ketersediaan listrik yang tidak stabil adalah perusahaan Sari Roti. Padahal setidaknya 500 pekerja yang bisa mereka tampung,” kata Purnama.

Anggota Komisi B, Hidayatullah, menyampaikan keprihatinannya atas tidak tersedianya listrik sebagaimana dibutuhkan investor. Sulit dibayangkan para pemilik modal berminat berusaha di Sumut kalau suplai listrik dan gas selalu terganggu.

Pihaknya mengakui bahwa problem energi memang masih menimpa seluruh daerah yang ada di Indonesia, tidak hanya Sumut. Untuk itu pihaknya memang meminta agar PLN di Sumut benar-benar memperhatikan kebutuhan industri Sumut. (mag-5)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/