26.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Pengemudi di Medan Mulai Paham Pakai E-Toll

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Seorang pengemudi mobil pengguna jalan tol bertransaksi menggunakan kartu elektronik non tunai, ketika akan keluar dari tol Belmera Amplas Medan, Minggu (8/10/2017). PT Jasa Marga sudah memberlakukan pembayaran di gerbang tol Belmera seluruhnya secara non tunai dengan menggunakan uang elektronik yang dianggap lebih praktis dan aman.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seluruh pengemudi yang ingin melewati tol, sejak Selasa (31/10), tidak bisa lagi menggunakan uang tunai. E-tol sudah diterapkan di seluruh Indonesia setelah beberapa waktu diujicobakan. Ada beberapa hal yang sempat dikeluhkan. Namun pemerintah mengatakan akan terus melakukan perbaikan sembari jalan.

Pantuan Sumut Pos di pintu tol Amplas, para pengemudi sudah mulai paham dengan penggunaan kartu e-toll. “Dulu pertama, memang sempat bingung, tapi sekarang sudah paham,” ujar Darmawan, seorang pengemudi truk kepada Sumut Pos, Selasa (31/10)

Darmawan mengakui, awalnya penggunaan kartu e-toll tersebut memang janggal. Sebab selama ini, dia sudah terbiasa dengan pembayaran tunai. “Tapi kalau memang untuk kebaikan, ya baguslah. Mungkin pemerintah ingin meminimalisir korupsi di jalan tol,” sebutnya.

Pria yang bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi tersebut menjelaskan, hingga saat ini dia belum mengalami kendala dengan penggunaan kartu e-toll itu. “Kalau yang saya takutkan, jaringannya rusak jadi bakal terjadi kemacetan. Pemerintah harus mengantisipasi,” harapnya.

Sedangkan untuk pembelian kartu e-toll, Darmawan mengaku tidak ada masalah. Sebab kartu itu juga dijual di dekat pintu tol. “Kalau kartunya, ada juga dijual dekat pintu tol. Ke depan, mungkin harus dijual di beberapa tempat,” pungkasnya.

Sementara itu di hari pertama penerapan e-money, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna memastikan, seluruh gardu di semua gerbang tol sudah bisa melayani transaksi nontunai. Namun, persentase transaksi nontunai masih belum mencapai angka 100 persen. Menurut Herry, pembayaran tol nontunai ada di angka 93 persen secara nasional.

Sisanya, kata Herry, merupakan pengguna nontunai baru. Porsi tersebut, lanjut Herry, masih memerlukan bantuan petugas. ”Di gerbang tol, kami memang menyiapkan petugas khusus yang membagikan kartu dan membantu mereka melakukan transaksi tol nontunai,” kata Herry kepada Jawa Pos, Selasa (31/10).

Terkait dengan kendala yang terjadi di hari pertama penerapan e-money, Herry mengatakan, sejauh ini tidak ada kendala berarti. Hanya saja, beberapa pengguna jalan tol sempat mengeluhkan alat pembaca e-money yang masih cukup lama memproses transaksi. ”Ini akan segera kami periksa. Seharusnya, semua alat sudah diganti dengan alat baru,” ucap Herry.

Untuk menjaga kelancaran transaksi, Jasa Marga juga menyiagakan petugas operasional untuk membantu kelancaran di setiap gerbang tol. Para petugas juga dikerahkan guna melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pengguna jalan tol terkait sistem pembayaran non-tunai.

”Selain memberikan edukasi kepada para pengguna jalan terkait elektronifikasi di gerbang tol, pada masa transisi ini, para petugas pengumpul tol berperan untuk memberikan bantuan kepada pengguna jalan tol yang mengalami kendala saat melakukan tapping uang elektronik,” tuturnya.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Seorang pengemudi mobil pengguna jalan tol bertransaksi menggunakan kartu elektronik non tunai, ketika akan keluar dari tol Belmera Amplas Medan, Minggu (8/10/2017). PT Jasa Marga sudah memberlakukan pembayaran di gerbang tol Belmera seluruhnya secara non tunai dengan menggunakan uang elektronik yang dianggap lebih praktis dan aman.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seluruh pengemudi yang ingin melewati tol, sejak Selasa (31/10), tidak bisa lagi menggunakan uang tunai. E-tol sudah diterapkan di seluruh Indonesia setelah beberapa waktu diujicobakan. Ada beberapa hal yang sempat dikeluhkan. Namun pemerintah mengatakan akan terus melakukan perbaikan sembari jalan.

Pantuan Sumut Pos di pintu tol Amplas, para pengemudi sudah mulai paham dengan penggunaan kartu e-toll. “Dulu pertama, memang sempat bingung, tapi sekarang sudah paham,” ujar Darmawan, seorang pengemudi truk kepada Sumut Pos, Selasa (31/10)

Darmawan mengakui, awalnya penggunaan kartu e-toll tersebut memang janggal. Sebab selama ini, dia sudah terbiasa dengan pembayaran tunai. “Tapi kalau memang untuk kebaikan, ya baguslah. Mungkin pemerintah ingin meminimalisir korupsi di jalan tol,” sebutnya.

Pria yang bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi tersebut menjelaskan, hingga saat ini dia belum mengalami kendala dengan penggunaan kartu e-toll itu. “Kalau yang saya takutkan, jaringannya rusak jadi bakal terjadi kemacetan. Pemerintah harus mengantisipasi,” harapnya.

Sedangkan untuk pembelian kartu e-toll, Darmawan mengaku tidak ada masalah. Sebab kartu itu juga dijual di dekat pintu tol. “Kalau kartunya, ada juga dijual dekat pintu tol. Ke depan, mungkin harus dijual di beberapa tempat,” pungkasnya.

Sementara itu di hari pertama penerapan e-money, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna memastikan, seluruh gardu di semua gerbang tol sudah bisa melayani transaksi nontunai. Namun, persentase transaksi nontunai masih belum mencapai angka 100 persen. Menurut Herry, pembayaran tol nontunai ada di angka 93 persen secara nasional.

Sisanya, kata Herry, merupakan pengguna nontunai baru. Porsi tersebut, lanjut Herry, masih memerlukan bantuan petugas. ”Di gerbang tol, kami memang menyiapkan petugas khusus yang membagikan kartu dan membantu mereka melakukan transaksi tol nontunai,” kata Herry kepada Jawa Pos, Selasa (31/10).

Terkait dengan kendala yang terjadi di hari pertama penerapan e-money, Herry mengatakan, sejauh ini tidak ada kendala berarti. Hanya saja, beberapa pengguna jalan tol sempat mengeluhkan alat pembaca e-money yang masih cukup lama memproses transaksi. ”Ini akan segera kami periksa. Seharusnya, semua alat sudah diganti dengan alat baru,” ucap Herry.

Untuk menjaga kelancaran transaksi, Jasa Marga juga menyiagakan petugas operasional untuk membantu kelancaran di setiap gerbang tol. Para petugas juga dikerahkan guna melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pengguna jalan tol terkait sistem pembayaran non-tunai.

”Selain memberikan edukasi kepada para pengguna jalan terkait elektronifikasi di gerbang tol, pada masa transisi ini, para petugas pengumpul tol berperan untuk memberikan bantuan kepada pengguna jalan tol yang mengalami kendala saat melakukan tapping uang elektronik,” tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/