MESKI berlaga di kasta kedua, PSMS mendapat kesempatan untuk berlaga di kompetisi Indonesian Super League (ISL) U-21. Itu terjadi jika ada kontenstan dari ISL yang tak dapat mengirimkan skuad U-21nya.
Namun kabar ini justru menjadi dilema bagi PSMS. Dengan kondisi finansial yang buruk, sangat riskan jika harus mempersiapkan tim lain lagi. Meskipun untuk stok pemain, PSMS punya banyak pemain dengan usia muda. “Kondisi kita saat ini dalam krisis pendanaan, jadi di satu sisi kita memang ingin mengirimkan tim, namun di sisi lain kita tak punya uang,” ujar Sarwono, manajer PSMS.
Lalu bagaimana solusinya? Mencari donatur yang mau mengelola tim menjadi satu-satunya jalan. Pasalnya tidak memungkinkan untuk mengelola skuad yang ada saat ini dengan kondisi tim senior yang masih terbengkalai.
“Jika memang nantinya kami harus bermain kami tetap berusaha mencari pendanaan. Tentu lewat donatur yang mau mengelola PSMS U-21. Jika memang tak ada, mau apa lagi,” harap Sarwono.
Kompetisi U-21 ini disebut Sarwono sebenarnya cukup positif. Selayaknya tim senior didampingi tim junior sebagai wujud dari pembinaan yang tidak putus. Tapi apa adaya dana tak ada. (don)