29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mantan Pangab asal Medan Tutup Usia

JAKARTA – Mantan Panglima ABRI (Pangab) periode 1993-1998 Jenderal (Purn) Feisal Tanjung tutup usia. Pria kelahiran Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 17 Juni 1939, itu menghembuskan nafas terakhir di RS Siloam, Jakarta Barat, sekitar pukul 06:25 WIB kemarin (18/2).

MELAYAT: SBY bersama keluarga  pelayat melakukan salat jenazah saat melayat  rumah duka almarhum Jenderal (Purn) Feisal Tanjung  Kuningan, Jakarta, Senin (18/2). //MOHAMAD QORI/RM
MELAYAT: SBY bersama keluarga dan pelayat melakukan salat jenazah saat melayat di rumah duka almarhum Jenderal (Purn) Feisal Tanjung di Kuningan, Jakarta, Senin (18/2). //MOHAMAD QORI/RM

Semasa hidup, pria yang besar di Medan itu pernah menjadi Pangab dan Menko Polhukam di era Presiden BJ Habibie. Dia meninggal karena kanker pankreas yang dideritanya selama lebih dari dua tahun terakhir.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan ibu Ani Yudhoyono ikut melayat ke rumah duka di Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan. “Saya adalah salah satu junior beliau. Lebih dari 10 tahun saya mengemban tugas di bawah kepemimpinan beliau,” kata SBY kemarin (18/2).

Menurut SBY, almarhum memiliki komitmen besar untuk memajukan TNI melalui modernisasi, pembaharuan, dan profesionalisme. Baik menyangkut doktrin, pendidikan, pelatihan, operasi, maupun postur tentara. “Beliau dibesarkan di baret merah (Kopassus), kemudian baret hijau (Kostrad), akhirnya beliau memimpin TNI. Beliau kenyang di medan-medan pertempuran, maupun tugas pembinaan,” kenang SBY.

Feisal Tandjung meninggalkan seorang istri, tiga anak, dan tujuh cucu. Jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara militer yang dipimpin Wapres Boediono.

Nama Feisal mulai bersinar terang setelah ditunjuk Presiden Soeharto memimpin Dewan Kehormatan Perwira (DKP) atas tragedy Santa Cruz di Timor timur (sekarang Republik Timur Leste). Tragedi Santa Cruz adalah sebutan untuk penembakan demonstran oleh pasukan Indonesia di kuburan Santa Cruz, Dili pada 12 November 1991. Rekomendasi DKP ditindaklanjuti dengan pencopotan sejumlah perwira. (pri/jpnn)

JAKARTA – Mantan Panglima ABRI (Pangab) periode 1993-1998 Jenderal (Purn) Feisal Tanjung tutup usia. Pria kelahiran Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 17 Juni 1939, itu menghembuskan nafas terakhir di RS Siloam, Jakarta Barat, sekitar pukul 06:25 WIB kemarin (18/2).

MELAYAT: SBY bersama keluarga  pelayat melakukan salat jenazah saat melayat  rumah duka almarhum Jenderal (Purn) Feisal Tanjung  Kuningan, Jakarta, Senin (18/2). //MOHAMAD QORI/RM
MELAYAT: SBY bersama keluarga dan pelayat melakukan salat jenazah saat melayat di rumah duka almarhum Jenderal (Purn) Feisal Tanjung di Kuningan, Jakarta, Senin (18/2). //MOHAMAD QORI/RM

Semasa hidup, pria yang besar di Medan itu pernah menjadi Pangab dan Menko Polhukam di era Presiden BJ Habibie. Dia meninggal karena kanker pankreas yang dideritanya selama lebih dari dua tahun terakhir.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan ibu Ani Yudhoyono ikut melayat ke rumah duka di Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan. “Saya adalah salah satu junior beliau. Lebih dari 10 tahun saya mengemban tugas di bawah kepemimpinan beliau,” kata SBY kemarin (18/2).

Menurut SBY, almarhum memiliki komitmen besar untuk memajukan TNI melalui modernisasi, pembaharuan, dan profesionalisme. Baik menyangkut doktrin, pendidikan, pelatihan, operasi, maupun postur tentara. “Beliau dibesarkan di baret merah (Kopassus), kemudian baret hijau (Kostrad), akhirnya beliau memimpin TNI. Beliau kenyang di medan-medan pertempuran, maupun tugas pembinaan,” kenang SBY.

Feisal Tandjung meninggalkan seorang istri, tiga anak, dan tujuh cucu. Jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara militer yang dipimpin Wapres Boediono.

Nama Feisal mulai bersinar terang setelah ditunjuk Presiden Soeharto memimpin Dewan Kehormatan Perwira (DKP) atas tragedy Santa Cruz di Timor timur (sekarang Republik Timur Leste). Tragedi Santa Cruz adalah sebutan untuk penembakan demonstran oleh pasukan Indonesia di kuburan Santa Cruz, Dili pada 12 November 1991. Rekomendasi DKP ditindaklanjuti dengan pencopotan sejumlah perwira. (pri/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/