27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Bentuk Tim Advokasi Kawal Sidang Ahok

Foto: dok.JPNN Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab.
Foto: dok.JPNN
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab.

SUMUTPOS.CO  – KETUA Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Habib Rizieq Syihab menegaskan, kehadiran dirinya di Sumatera Utara untuk mempererat persaudaraan dan mengukuhkan kebhinekaan. Begitu juga untuk bersilaturahim dengan ulama, tokoh agama, tokoh adat serta masyarakat Sumatera Utara, melalui Tabligh Akbar di Masjid Agung yang digelar Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumut.

“Saya juga hendak menyampaikan, apa dan bagaimana sebenarnya aksi 212 yang sedang hangat diperbincangkan, karena saat ini ada pihak ketiga yang mencoba untuk mendompleng dan juga membusukkan opini,” ujar Rizieq saat konfrensi Pers di Saka Hotel, Jalan Gagak Hitam, Medan Sunggal, Rabu (28/12) sore.

Oleh karena itu, ditegaskan Rizieq jika aksi 212 bukan aksi untuk merusak Bhinneka Tunggal Ika, anti Pancasila, anti NKRI ataupun anti UUD 1945. Dikatakan Rizieq, aksi 212 juga bukan aksi anti etnis karena pihaknya bukan rasis atau fasis dan bukan aksi anti agama lain karena pihaknya tidak ada masalah dengan warga negara Indonesia yang beragama lain.

“Aksi 212 juga bukan aksi SARA. Aksi 212 murni aksi penegakkan hukum terhadap penista agama. Oleh karena itu, kami minta pengertian seluruh umat beragama jangan salah persepsi, ” ujar Rizieq.

Selain itu, Rizieq mengingatkan Umat Islam, juga jangan sampai salah paham, menganggap aksi 212 sebagai aksi anti agama lain. Karenanya, Umat Islam jangan terjerumus dalam penyesatan opini. Ditegaskan Rizieq, Umat Islam harus waspada dengan adu domba karena sangat berbahaya.

Ketika ditanyakan Sumut Pos tentang langkah lanjut terhadap kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, ditegaskan Habib Rizieq jika GNPF-MUI, tetap bertekad dan berkomitmen mengawal, agar tidak ada interpensi. Bahkan Rizieq mengaku sudah membentuk tim advokasi dan segera menghadap Komisi Yudisial dan Hakim Agung Urusan Pengawasan, untuk meminta ikut berperan aktif secara proaktif, mengawasi jalannya persidangan.

“Jadi kalau terjadi interpensi, bisa terdeteksi lebih awal, sehingga dapat diantisipasi,” lanjut Rizieq.

Saat ditanya mengenai laporan terhadap dirinya yang juga terkait penistaan agama, Rizieq menyebut hal itu sah-sah saja dilakukan setiap warga negara atas hal yang dianggap melanggar hukum. Namun secara pribadi, Rizieq menilai laporan tersebut salah alamat. Karena, dalam laporan yang dituduhkan, yang dibicarakannya adalah masalah dogma.

“Artinya begini, Islam punya doktrin ajaran agama bahwa Tuhan tidak beranak. Sementara Umat Kristiani, punya doktrin ajaran trinitas. Jadi di sini, biarlah Umat Kristiani dengan ajaran Trinitasnya dan biarlah Umat Islam dengan ajaran Qulhu Allah Ahad,” beber Rizieq.

Karenanya, dia menyebut jika ada Umat Islam bilang Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, lalu ada agama lain tersinggung terus ajaran Islam dilaporkan, akan menjadi sangat lucu karena dogma bisa dilaporkan. Bahkan, disebut Rizieq, hal itu bisa membuat kekacauan karena dogma berada pada privasi ajaran agama, sehingga tidak dapat masuk pada ranah pelaporan.

Foto: dok.JPNN Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab.
Foto: dok.JPNN
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab.

SUMUTPOS.CO  – KETUA Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Habib Rizieq Syihab menegaskan, kehadiran dirinya di Sumatera Utara untuk mempererat persaudaraan dan mengukuhkan kebhinekaan. Begitu juga untuk bersilaturahim dengan ulama, tokoh agama, tokoh adat serta masyarakat Sumatera Utara, melalui Tabligh Akbar di Masjid Agung yang digelar Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumut.

“Saya juga hendak menyampaikan, apa dan bagaimana sebenarnya aksi 212 yang sedang hangat diperbincangkan, karena saat ini ada pihak ketiga yang mencoba untuk mendompleng dan juga membusukkan opini,” ujar Rizieq saat konfrensi Pers di Saka Hotel, Jalan Gagak Hitam, Medan Sunggal, Rabu (28/12) sore.

Oleh karena itu, ditegaskan Rizieq jika aksi 212 bukan aksi untuk merusak Bhinneka Tunggal Ika, anti Pancasila, anti NKRI ataupun anti UUD 1945. Dikatakan Rizieq, aksi 212 juga bukan aksi anti etnis karena pihaknya bukan rasis atau fasis dan bukan aksi anti agama lain karena pihaknya tidak ada masalah dengan warga negara Indonesia yang beragama lain.

“Aksi 212 juga bukan aksi SARA. Aksi 212 murni aksi penegakkan hukum terhadap penista agama. Oleh karena itu, kami minta pengertian seluruh umat beragama jangan salah persepsi, ” ujar Rizieq.

Selain itu, Rizieq mengingatkan Umat Islam, juga jangan sampai salah paham, menganggap aksi 212 sebagai aksi anti agama lain. Karenanya, Umat Islam jangan terjerumus dalam penyesatan opini. Ditegaskan Rizieq, Umat Islam harus waspada dengan adu domba karena sangat berbahaya.

Ketika ditanyakan Sumut Pos tentang langkah lanjut terhadap kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, ditegaskan Habib Rizieq jika GNPF-MUI, tetap bertekad dan berkomitmen mengawal, agar tidak ada interpensi. Bahkan Rizieq mengaku sudah membentuk tim advokasi dan segera menghadap Komisi Yudisial dan Hakim Agung Urusan Pengawasan, untuk meminta ikut berperan aktif secara proaktif, mengawasi jalannya persidangan.

“Jadi kalau terjadi interpensi, bisa terdeteksi lebih awal, sehingga dapat diantisipasi,” lanjut Rizieq.

Saat ditanya mengenai laporan terhadap dirinya yang juga terkait penistaan agama, Rizieq menyebut hal itu sah-sah saja dilakukan setiap warga negara atas hal yang dianggap melanggar hukum. Namun secara pribadi, Rizieq menilai laporan tersebut salah alamat. Karena, dalam laporan yang dituduhkan, yang dibicarakannya adalah masalah dogma.

“Artinya begini, Islam punya doktrin ajaran agama bahwa Tuhan tidak beranak. Sementara Umat Kristiani, punya doktrin ajaran trinitas. Jadi di sini, biarlah Umat Kristiani dengan ajaran Trinitasnya dan biarlah Umat Islam dengan ajaran Qulhu Allah Ahad,” beber Rizieq.

Karenanya, dia menyebut jika ada Umat Islam bilang Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, lalu ada agama lain tersinggung terus ajaran Islam dilaporkan, akan menjadi sangat lucu karena dogma bisa dilaporkan. Bahkan, disebut Rizieq, hal itu bisa membuat kekacauan karena dogma berada pada privasi ajaran agama, sehingga tidak dapat masuk pada ranah pelaporan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/